👑 1. Rejection

0 0 0
                                    

25 tahun kemudian...

Suara gaduh terdengar dari salah satu kamar di istana timur. Di kamar tersebut sudah beberapa barang di sana telah pecah dan berserakan di atas lantai. Kasur yang sudah tidak berbentuk. Lemari yang telah menumpahkan semua isinya. Hingga salah satu kaca di sana pun pecah akibat barang yang telah di lemparkan seorang wanita yang masih menormalkan amarahnya di pagi-pagi ini.

Suara derap langkah kaki terdengar dari luar dan berusaha membuka pintu yang terkunci dari dalam. Wanita itu malah semakin berteriak dan mengancam akan membunuh semua keluarga yang berhasil menombrak pintunya. Seketika usaha dari beberapa orang di luar yang berusaha membuka pintu pun terhenti seketika. Wanita itu terus memporak-porandakan kamarnya. Wanita itu tidak peduli jika Ia akan di hukum setelahnya. Yang terpenting kekesalan dan kemarahannya harus di tuntaskan hari ini juga.

Wanita itu tersenyum sinis setelah melihat hasil karyanya. Dan berjalan keluar untuk menyelesaikan satu masalah yang amat krusial bagi hidupnya.

Suara kunci yang terbuka dari dalam menjadi sensitif di telinga beberapa prajurit. Tak lama dari suara kunci terbuka, para prajurit di buat kaget oleh suara pintu yang terbuka cukup keras dan menampilkan seorang wanita bergaun kuning dan mahkota di atasnya dengan tatanan rambut yang sedikit berantakan. Para prajurit itu menunduk memberi hormat. "Sa-"

"Di mana raja kalian?" Potong cepat wanita itu.

Salah satu prajurit menjawab dengan sopan. "Menjawab tuan putri. Raja saat ini berada di ruang tahta."

Wanita itu langsung melasat pergi tanpa berterima kasih. Berjalan dengan langkah besar dengan emosi yang Ia bawa. Setiap orang yang berpapasan dengaIahanya menunduk dan tidak berbicara satu kata pun karena aura yang terpancar dari sang putri tidak memungkinkan mereka untuk menyapanya.

Wanita itu berhenti tepat di pintu ruang tahta dan menatap ke depan dengan pandangitumarah. "Beritahu kedatangan ku!" Ucap dinginnya kepada salah satu prajurit di sana.

"Perhatian! Tuan Putri Thalassa datang!" Teriak prajurit tersebut.

Pintu terbuka dan menampilkan seorang pria tua yang sedang duduk di sana dengan berbagai macam dokumen di sebelahnya.

Wanita itu dengan cepat masuk ke dalam dan berteriak di sana. "AYAH!" Ucapnya penuh emosi.

Pria tua itu hanya melirik putrinya dan berkutak dengan dokumen di tanganya. "AYAH!" Teriak putrinya lagi.

Pria tua itu berdecak kesal. "Ck, kau mengganggu ayah saja! Lebih baik kau bersiap-siap untuk nanti malam, Thalassa."

"Ayah! Aku tidak mau di jodohkan dengan pangeran dari kerajaan itu! Dan aku tidak akan menghadiri pestanya!" Ultimatumnya.

Pria tua itu menengok ke putrinya. "Kenapa?" Tanya pria yang di panggil ayah tersebut.

"Apa ayah tega memberikan aku ke titisan lucifer itu!" Teriak sang putri.

"Lucifer?" Tanya ayahnya heran. "Jadi, kau menyamakan pangeran itu dengan raja iblis itu?" Lanjutnya tidak percaya.

Wanita itu menganguk mantap dan melipat tangannya di depan dadanya.

"Bagaimana bisa kamu menyebutnya sebagai titisan lucifer?" Sepertinya pria itu menjadi tertarik atas pernyataan sang putri yang menyebut pangeran itu sebagai titisan lucifer.

Wanita itu berdeham dan menjabarkan kenapa Ia bisa menyebutnya sebagai titisan lucifer. "Ayah apa kau tidak tahu? Dia adalah pangeran yang tidak punya belas kasih, ayah! Apa kau tidak ingat peperangan yang terjadi beberapa hari lalu. Dia bahkan membunuh semuanya, semuanya, ayah!" Menekankan kata 'semuanya'. "Bahkan dia dengan sadisnya melempar seorang bayi yang tak berdosa ke dalam kandang buayanya!" Wanita itu saja bergidik ngeri ketika mengingat salah satu putri dari kerajaan sebelah menceritakan kesadisan dari pangeran itu. Bahkan Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika Ia melakukan kesalahan kecil saja apa nyawanya akan terancam? Atau di lempar ke dalam buaya? Atau akan lebih sadis lagi?

"Kau-" Pria itu tidak sempat melanjutkan kalimatnya ketika melihat sang putri berteriak marah dan keluar dari ruangan.

"POKOKNYA AKU TIDAK AKAN MENIKAH DENGANNYA. DAN TIDAK AKAN PERNAH!"

The King of DasosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang