07

3 1 0
                                    

Disebuah ruangan yang gelap ku mencoba berlari dari nya. Hentakan kaki keras dan berat bisa ku dengar jelas menuju kearah ku dengan cepat.

Raungan binatang buas melengking tinggi dari arah belakangku hanya ada rasa takut di benakku yang membuatku harus terus berlari dari nya.

Namun aku kehilangan langkah dan terjatuh di atas tanah akhirnya mahluk yang sedari tadi mengejar ku tiba di hadapanku. Lehernya yang panjang dengan sisik-sisik campuran antara Reptilia dan Ikan mengkilap di antara kegelapan sebuah tangan panjang dengan rentetan taring, matanya yang merah menyala melihat kearahku.

Cakar nya pun langsung ia lesatkan kearah tubuhku yang terbaring tak berdaya ini. Tanpa bisa menahannya aku hanya bisa memejamkan mata ku berharap cakar besar itu tak mengenai ku. Sesaat kemudian terdengar suara beraturan benda tepat di depanku.

Aku pun membuka mata ku kembali dan melihat apa yang terjadi. Kulihat disana seorang pemuda berambut pirang berhasil menahan cakar milik mahluk itu hanya dengan sebuah pedang yang ia pegang dengan kedua tangannya.

Pemuda itu langsung menangkis cakar itu dan menyerang cakar itu yang seketika hilang dalam kegelapan. Dari ciri tubuhnya aku seperti mengenal pemuda tersebut namun aku tak tahu siapa dirinya itu. "Apa kau tak apa-apa?" Ucap pemuda tersebut.

Aku ingin membalas namun suara dari mulut ku tak dapat keluar sama sekali. "Apa kau tidak apa-apa, Angel.."

Angel!?, Nama itu sepertinya pernah ku dengar juga namun tak bisa ku ingat. Kepala ku terasa berat dan ku mulai tak bisa bernafas dengan normal. Aku ingin sekali berkata padanya namun suaraku tak bisa keluar walaupun bibir ku terus bergerak.

Ia pun berbalik dan melihat kearah ku. Seketika ku kaget karena wajah dari pemuda tersebut sangatlah samar dan tak bisa kulihat dengan jelas.

"Hah...hah...hah..Shi...j...Zex..." Ku mencoba mengingat kedua buah nama yang ada di kepala ku namun dada ku semakin sesak saat ku hendak mengatakan nya.

Saat ku hendak meraihnya ia seketika hilang menjadi debu lalu dari arah belakangnya sebuah mata merah muncul dan sosok naga hitam raksasa sudah ada di hadapan ku.

"Ti...Tidak...Tidak!!" Ia langsung menyemburkan api kepadaku yang membakar seluruh tubuh ku.

Aku langsung bangun dari tidur ku saat melihat keadaan kamar yang gelap. Aku ingat kau baru pulang dari rumah sakit kemarin dan sekarang aku berada di rumah pribadi ku.

Ku memegang kening ku yang sudah penuh dengan keringat. Kepala ku terasa sakit dan berat.

"Shinji....Zexea??"

-----------------------------------------------------------------

Beberapa hari setelah investigasi ku tentang VAAR ku rasa aku harus istirahat dahulu dari hal tersebut dan fokus kesebuah masalah lain yang cukup besar.

Didepan monitor aku masih mengetik beberapa kesalahan yang ku buat saat kemarin saat membuat laporan ku. Saat ini sudah pukul 01:43 mungkin orang-orang sudah terlelap tidur namun tidak untuk ku. Pada sore tadi saat ku siap mengirimkan laporan ku ternyata banyak sekali kesalahan pada penulisan nya dan membuat ku harus menulis ulang lebih dari 7000 kata lagi.

Dengan di temani sekaleng kopi ku terus memperbaiki kata-kata pada laporan ku tersebut. "Hoamz...Ini...menyebalkan..." Ucap ku setelah menguap walaupun jam segini aku sudah mulai mengantuk padahal aku sudah minum 4 kaleng kopi tadi.

Saat ku sedang memeriksa kembali kata-kata yang salah pada laporan ku, ponsel ku seketika menyala dan bergetar cukup keras menandakan sebuah telpon masuk, tapi siapa yang menelpon pagi-pagi buta seperti ini?

DN ARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang