03

6.7K 406 40
                                        

"Kenapa kau di sini ?" Tanya Jisung sinis saat Hyunjin tanpa permisi duduk di sebelah Minho. Sontak suasana kantin yang awalnya adem dan tenang mendadak mencekam seperti di datang oleh Jeongyeon ssaem yang super killer.

Penghuni kantin sontak menahan nafas ketika sebelah alis Hyunjin terangkat. "Kenapa kau harus perduli aku mau duduk dimana ?"

Minho pura pura tak mengenali mereka berdua, dan terus lanjut memakan makanannya.

"Gara garamu, Minho tidak bisa berjalan 2 hari ini. Kau bermain kasar ya ?" Tuduh Hyunjin tanpa filter membuat Minho yang telah melupakan sesi panas mereka, teringat kembali yang langsung membuat Minho tersedak kuah panas makanannya.

Jisung tidak menjawab. Mencuri mie punya Minho dan memakannya tenang. Hyunjin kesal karena lawanannya tidak menjawab pertanyaannya. Sendoknya bukan menyedok makanannya ia malah menyendok makanan Minho dan memakannya.

Minho meratapi makanan yang ia beli telah berkurang banyak karena kedua Namja yang memiliki makanan masing masing itu malah mencuri makanannya.

"Yak! Bisakah kalian berdua berhenti mencuri makananku ?" Protes Minho kesal.

Minho mengembungkan pipinya, merajuk. Melipatkan kedua tangannya di depan dada.

"Minho, maafkan aku." Bisik Jisung merasa bersalah. Mengarahkan sesendok makanannya ke Minho. Begitu pula Hyunjin yang tak mau kalah.

"Yak! Jangan berikan semua makanan kalian padaku. Bagaimana jika aku gendut ?" Tolak Minho kesal karena terus di suap secara bergantian oleh Jisung dan Hyunjin.

"Tidak, apa. Tandanya kau subur dan bahagia bersamaku." Ujar Hyunjin mengangguk angguk kepalanya.

"Aku tak pernah menilai penampilanmu Minho. Selamanya. Aku akan menerimamu sampai kita tua. Berambut putih, keriput dan menggunakan kursi goyang berdua berhadapan."

Ini kedua manusia bergolong darah B salah makan atau bagaimana ?

"Ah, sepertinya aku butuh ke toilet." Ujar Minho berbohong.

"Ayo, aku juga ingin ke toilet." Seru Hyunjin semangat dan telah berdiri.

"Kau pikir aku tak tahu akal bulus busuk mu huh ? Aku akan ikut." Jisung ikutan berdiri. Menatap Hyunjin tajam.

"Tolonglah, jangan membuatku pusing." Minho memijat pelipisnya berdenyut sakit karena terus mendengar perdebatan tak berujung mereka berdua. Mereka berdua terus bersahutan.

Kebetulan Jeongin, adik kelas yang cukup populer dengan tampang ganteng lewat. Minho langsung melambaikan tangan ke arah Jeongin.

"Yang Jeongin-ssi, bolehkan aku ikut kamu ke toilet ?" Tanya Minho polos saat Jeongin berhenti dan menoleh sekilas.

Hyunjin dan Jisung langsung menoleh horor. Mereka langsung berhenti berdebat saat Minho nyaris pergi dengan orang asing yang kebetulan lewat.

"Minho. Kami tak akan bertengkar, jangan pergi dengan yang lain. Cukup si bibir kelebihan ini menjadi musuh abadiku." Pinta Jisung memelas. "Jangan tambah lagi."

"Iya Minho, cukup tupai jejadian ini menjadi musuh paling menyebalkan. Jangan tambah lagi. Tega sekali kau mem-poliandri kami," Timpal Hyunjin sudah memasang wajah sedih.

Minho menatap mereka datar. Tapi kucing nakal itu tetap kabur ke toilet bersama Jeongin. Tanpa sepengetahuan Jisung dan Hyunjin yang sibuk cekcok.
_

"Kenapa kau mengikutiku ?" Tanya Jeongin yang telah menuntaskan panggilan alamnya. Melirik sebelah ke arah Minho.

"Aku sebenarnya benar benar ingin ke toilet." Minho menurunkan resleting celana seragam beserta dalamannya. Tidak memperdulikan kehadiran Jeongin di saat yang bisa melihatnya.

Chamomile [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang