"Suuuuuuit !!"
Tim sudah terbagi menjadi dua kelompok. tim pertama dinamakan team pohon Bacang, sedangkan tim kedua dinamakan team pohon Pisang karena benteng mereka adalah pohon Pisang.
Team pohon Bacang terdiri dari aku, anggun, excel, leo, bang kipli dan Jejen. Lalu team pohon Pisang terdiri dari dewi, ujang, doko, chandra, aan, dan yanti.
Benteng-bentengan adalah permainan tradisional yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang mempunyai markas pertahanan untuk bertahan. Markas dapat berupa tiang ataupun tempat yang disepakati bersama.
"Ro gimana nih ?"
"Gimana apanya gun ?"
"Eet dah, penyakit lemotnya kambuh deh. Kita harus nyusun strategi untuk menang dari mereka. Jadi apa rencana lu ?"
Kami membentuk lingkaran, merapatkan diri masing-masing dan menundukkan kepala.
"Hari ini biar qurro aja yang jadi penyusup" kata Excel.
"Lah, kok gue dah cel ?"
"Udah deh, dari tadi gue udah sangat bersabar menunggu keleletan lu"
"Bukan gue yang lelet, nih si putri solo !!" Sambil menunjuk ke arah anggun.
"Kaga ikhlas amat lu" Rajuk anggun.
"Udeh-udeh pokoknye lu yang harus jadi penyusup, ro. Lu kan paling jago nyusup-menyusup" paksa excel.
"Giliran suruh nyusup-menyusup aje gue. yaudah nanti kalian harus buat mereka sibuk, supaya mereka gak tau kalo gue ngiter ye"
"Siaaaaaap !!!"
***
Permainan pun dimulai
excel mulai maju mendekati benteng lawan, ujang datang menghadang. Tapi excel dengan gesit menghindar dari kejaran excel. excel berlari kembali ke pohon Bacang. Ujang masih ada di tengah-tengah lapangan sambil melet-meletin lidah dan joget gak jelas.
"Itu anak kecil emang songong nya kebangetan, awas aja kalo ke tangkep !!"
Sampai akhirnya tim pohon Pisang menyadari bahwa gue tidak ada didekat benteng.
"Temen-temen qurro kagak ada di benteeeeeeeeng !!" Teriak salah seorang dari tim pohon Pisang.
Mereka mulai mencari gue. Gue akhirnya sembunyi dibelakang kandang ayam. Berharap mereka tidak mengetahui keadaan gue, tapi memang lagi apesnya gue kali ya.
Doko melihat gue dan langsung berlari mengejar gue. Gue yang kalang kabut akhirnya memilih berlari ke arah benteng.
"Hup !!"
Untung gue berhasil melompati akar pohon yang melintang menghalangi pelarian gue saat ini.
"Mau kemana lu ro !!" Teriak Doko.
Dia masih mengejar gue dengan cepatnya. Gue enggak boleh ke tangkap, karena akan lebih sulit melepaskan diri nantinya.
Keringat gue sudah mengucur. Kaki gue sudah mulai lelah, ini seperti hidup dan mati gue. Kalo gue ke tangkap, gimana nasib benteng gue, temen-temen gue ?
Benteng gue sudah di depan mata. Sebentar lagi gue akan sampai. Jangan menyerah ro. Tiga langkah lagi gue akan sampai hingga
.
.
.
.
.
.
.
."Benteeeeeeeeng !!!!"
Chandra menempelkan satu telapak tangannya di pohon Bacang dan saat itu juga gue berhenti berlari.
YOU ARE READING
anak 90'an
HumorEra 90an memang sulit untuk dilupakan. Segala memori indah zaman itu akan selalu membekas dan akan terkenang. Meski tanpa hadirnya gadget canggih seperti sekarang, anak generasi 90an selalu punya cara kreatif membuat mainan sendiri dari bahan seadan...