"gun kita main benteng yuk" ajak qurro.
"ayo!! tapi gue makan dulu ya" jawab anggun.
"Ok!! gue tunggu".
Saat ini anggun sedang makan siang, sebenarnya anggun sudah pulang sekolah dari jam dua belas siang tadi.
Tapi entah mengapa ia baru sampai di rumahnya jam satu siang. Ia bahkan belum mengganti seragam sekolahnya.
Anggun satu sekolah dengan ine di sebuah sekolah negeri dekat rumah kami. Ine adalah teman pengajian pertamaku. orang tua ku memutuskan untuk mendaftarkanku ke sebuah taman pendidikan agama yang cukup terkenal di kelurahan tempat kami tinggal.
Saat itu aku adalah santri baru disana, sehingga tidak memiliki banyak teman. Pengajian kami dimulai pukul dua siang sampai setengah enam petang.
Mungkin kalian bertanya-tanya mengapa pulangnya sore sekali ?
Itu dikarenakan TPA tempatku mengenyam ilmu itu memiliki seratus lima puluh murid aktiv, sedangkan disana hanya ada empat guru yang mengajar.
Bisa kalian bayangkan empat guru dibagi seratus lima puluh murid.
Hmm, silahkan kalian hitung sendiri.Karena aku tidak terlalu pandai dalam menghitung. Setiap melihat rumus matematika kepalaku mulai pusing dan terkadang terlihat kepulan asap keluar dari atas kepalaku.
Butiran-butiran keringatpun turut andil dalam situasi ini.mataku mulai berkunang-kunang. Bibirku menjadi kering dan pucat. Tidak lupa burung-burung kecilpun ikut meramaikan suasana dengan cara berputar-putar di atas kepalaku.
Aku hanya bisa berdoa "ya Allah tolong hilangkan pelajaran matematika karena aku sudah tidak kuat lagi"
YOU ARE READING
anak 90'an
HumorEra 90an memang sulit untuk dilupakan. Segala memori indah zaman itu akan selalu membekas dan akan terkenang. Meski tanpa hadirnya gadget canggih seperti sekarang, anak generasi 90an selalu punya cara kreatif membuat mainan sendiri dari bahan seadan...