Suara ketukan pintu di jendela menarik perhatiannya.
Suara ketukan itu masih terdengar. Berasal dari jendela ruang tamunya. Ia bergegas keluar kamar, dan menemukan dua ekor burung hantu membawa surat di masing-masing paruh mereka.
Untuk Sabine.
Janggut Merlin! Akhirnya kau bisa lepas dari apartemen itu! Sudah aku katakan berulang kali, kedua bocah muggle tetanggamu sangat menjengkelkan. Sedikit mengingatkanku pada Fred dan George, namun mereka lebih buruk. Mereka MUGGLE. Begitu bodoh dan menyedihkan.
Tentu saja aku akan datang ke apartemenmu. Namun hal itu harus menunggu sampai aku kembali dari Scotlandia. Ya! Scotlandia! Aku mengganti pekerjaanku. Lagi.
Tapi jangan main menghakimiku dulu! Percayalah pekerjaanku yang satu ini sangat sempurna! Dengan ini hanya dalam 3 bulan aku sudah dapat membuka tokoku sendiri!
Percayalah, aku melakukan sesuatu yang baik! Setidaknya untuk ditempatku saat ini berada.
Aku akan mengirim surat kepadamu begitu aku memiliki waktu. Aku harap setidaknya aku bisa berkunjung ke tempatmu pada natal nanti. Sampai jumpa!
Tulip
Tulip tidak pernah berubah. Sejak tahun ke 5 dia sudah berencana membuat toko mainan. Namun orangtuanya menolak. Mereka mau Tulip bekerja di kementrian. Saat lulus dari Hogwarts, Tulip langsung meninggalkan rumahnya, pergi ke Wales untuk mengumpulkan uang. Selama dua tahun terakhir, dia kenghabiskan natal dan tahun baru bersama Sabine.
Untuk Sabine
Itu berita bagus. Tunggu aku saat natal, aku pasti akan kesana.
Pekerjaan di Kementrian benar-benar-sangat merepotkan dan masih sama saja. Semua orang semakin ambisius dan sepertinya mereka tidak pernah tidur. Sangat berbeda dengan divisiku tahun lalu. Suatu hal yang sulit dipercaya, aku masih bertahan selama 9 bulan terakhir.
Masih banyak yang ingin ku ceritakan, namun sepertinya itu semua masih harus di simpan hingga kita berjumpa. Tolong sering-seringlah mengirimkanku surat.
Bye.
Jae.
Sabine terkekeh. Dia masih seorang pemalas seperti di sekolah dulu. Hampir setengah tahun dia menganggur, namun karena ke-jeniusannya. Laki-laki itu mendapatkan pekerjaan di kementerian. Walaupun tidak memiliki jabatan atau gaji tinggi, setidaknya dia mampu menyibukkan dirinya. Dan tidak menjual barang-barang ilegal seperti yang dulu ia lakukan di Hogwarts. Siapa sangka kurang dari setahun dia sudah menerima promosi? Pitts sepertinya merindukan waktu-waktu memasak dengan laki-laki itu.
Sabine duduk diatas kursi meja makannya. Termenung dalam pikirannya. Sore kemarin ia menghabiskan waktu di tempat Bill. Tiga bulan lalu dia hanyalah teman kerjanya. Dan sekarang dia adalah tetangga. Apa lagi yang akan datang?
Ia akui, hatinya terasa nyaman bersama Bill. Mungkin Bill memang seorang yang mampu bersahabat dengan siapa saja. Sudah lama dia tidak merasakan perasaan ini. Dia hampir lupa rasanya tidak kesepian.
Fleur adalah wanita yang beruntung.
Hari ini Sabine berniat membereskan lukisan yang kemarin sore tidak sempat ia lanjutkan. Siput-siput di kamar mandinya juga sudah hilang. Lukisan laki-laki misterius itu sudah tidak ia pikirkan. Mungkin akan dia jual, atau ia taruh kedalam kardus tua paling bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Feel Inside | A William Weasley Fanfiction
FanfictionSabine Luther, seorang penyihir yang sudah menghabiskan hidupnya di Gringotts semenjak lulus dari Hogwarts. Hidupnya yang membosankan berubah begitu bertemu William Weasley. Perlahan rahasia terungkap mengenai dirinya, dan saat ini dia bahkan meragu...