Salju semakin tebal, malam itu terasa lebih dingin dari biasanya. Ia memeluk erat kedua kakinya, berusaha untuk tetap terjaga dan merasa hangat. Suara lantunan lagu dari pengeras suara di keraskan untuk menemaninya agar apartemen tidak sepi dan membuatnya setidaknya tidak merasa sendirian.
Beberapa hari sebelum natal Sabine mengirimkan surat dan hadiah untuk teman-temannya. Hagrid, Jae, dan Tulip, bahkan untuk keluarga Weasley. Namun Sabine belum mendapatkan kabar apapun dari mereka. Dia merasa ada sesuatu yang menjanggal. Masih teringat bagaimana Bill memperlakukannya, namun Sabine sudah bisa melupakan itu semua.
Lagi pula aku bukan siapa-siapa baginya.
Selama di Gringotts, Sabine tidak pernah bertemu atau sekedar berpapasan dengannya. Dia bahkan tidak tahu apakah Bill masuk kerja atau tidak, yang jelas Sabine berharap dia dan keluarga Weasley baik-baik saja. Di sisi lain, dia terus berpapasan dengan Fleur. Dia masih menjengkelkan seperti biasan, namun setidaknya Fleur mau meluangkan waktu untuk sekedar berbincang bersamanya.
Seminggu setelah tahun baru, muncul kabar pelarian masal azkaban. Penjagaan Gringotts makin ketat dan Diagon Alley tidak seramai biasanya. Apabila Voldemort memang benar akan datang, Sabine harus bisa menjaga dirinya sendiri.
Bagaimanapun keadaanya dia harus bisa mengurus hidupnya sendirian.
Perhatiannya jatuh pada kanvas yang berada di hadapannya. Dia tidak puas dengan hasilnya. Ia mengambil dan menumpuknya dengan canvas yang lain. Tumpukan itu sudah cukup tinggi dan sedikit berdebu. Sejenak dia tidak peduli, namun tumpukan itu tersenggol dan jatuh. Membuat semuanya berantakan.
Sabine bergumam dan memaki dirinya, lalu membereskan satu persatu. Memasukkannya kedalam kardus yang baru. Perlahan ia mengambilnya, hingga perhatiannya jatuh pada lukisan yang berada di tangannya. Lukisan yang waktu itu ia lukis di hari pertama dia pindah ke apartemen ini.
Lelaki ini sangat familiar, dan anehnya Bill juga merasa begitu. Tapi siapa dia?
Suara dentuman keras tiba-tiba menggema, menggetarkan segalanya. Kilatan cahaya hijau bersinar menyilaukan mata. Cahaya dan perapian di tempatnya tiba-tiba padam, membuat Sabine langsung siaga. Mengeluarkan tongkatnya dan waspada pada apapun di sekitarnya.
Di balik suara lagu yang keras, Sabine berusaha memperhatikan suara di sekitarnya. Memperhatikan apabila ada suara langkah kaki atau ayunan tongkat.
Pintu apartemennya terbanting dan terbuka lebar, membuat udara dingin kencang masuk ke ruangan. Adrenalin Sabine melonjak, seluruh tubuhnya tegang. Sudah lama dia tidak merasakan perasaan seperti ini. Menggunakan tongkatnya untuk membidik dan berduel, bukan hanya sekedar mengambil tinta atau tumpukal barel kertas.
Fenrir Greyback masuk dari balik kegelapan, menampakkan dirinya yang mengerikan. Giginya yang tajam mampu memantulkan satu-satunya sumber cahaya dari luar apartemen. Wajahnya dipenuhi rambut abu-abu, serta kukunya panjang berwarna kuning terlihat sangat tajam. Keberadaannya merupakan kabar buruk bagi Sabine begitu dia memberikan senyuman yang menjijikan pada bibirnya.
"Apa maumu?" Sabine berusaha tetap tenang dan tangguh di hadapan Fenrir. Namun dia malah terkekeh.
"Percayalah, tidak akan ada yang terbunuh. Disini." Sabine mangeratkan genggaman pada tongkat sihirnya, berusaha memikirkan langkah apa yang sebaiknya dia ambil untuk hal-hal buruk yang bisa saja terjadi. Fenrir memiliki tubuh dan tenaga yang jauh lebih besar dari dirinya. Dia seperti di rancang untuk menyerang, apabila dia mengeluarkan kekuatan fisiknya Sabine tidak mungkin bisa bertahan lama.
"Oh lihatlah dirimu. Sangat lucu.. Kau sangat besar! Tidak seperti apa yang terakhir kali aku melihatmu.." ucap Fenrir dengan suara yang serak.
Pernyataan Fenrir barusan mampu membuat Sabine heran, tidak mengerti apa yang baru saja Fenrir katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Feel Inside | A William Weasley Fanfiction
FanfictionSabine Luther, seorang penyihir yang sudah menghabiskan hidupnya di Gringotts semenjak lulus dari Hogwarts. Hidupnya yang membosankan berubah begitu bertemu William Weasley. Perlahan rahasia terungkap mengenai dirinya, dan saat ini dia bahkan meragu...