MENIKAH ITU BUAT APA?

973 103 76
                                    

Saya sering gelisah memikirkan dunia ini. Sok iya banget kan? Beneran deh, ketika teman-teman saya asyik bahas tayangan Netflix terbaru atau nasib Spiderman yang nggak lagi di bawah naungan Marvel, saya malah mikir: Mau jadi apa bumi kita tersayang?

Sebenernya pikiran soal nasib bumi ini terbersit sejak saya ditanya, "Kapan kamu menikah?"

Pertanyaan itu selalu saya balas dengan, "Kenapa saya harus menikah?"

Jangan bicara soal perintah agama di sini. Jangan. Karena masalah apa pun yang dijawab menggunakan " Kata perintah agama" maka nggak akan mendorong kita untuk berpikir lebih jauh. Siapa yang berani terang-terangan membantah perintah agama di Indonesia?

Berhubung saya suka mikir, maka hal-hal mendasar ini nggak bisa berhenti berteriak bising di kepala.

Gini, populasi dunia sudah 7 miliar. Berita di berbagai kanal YouTube pun melaporkan krisis pangan, pencemaran laut oleh sampah plastik dan limbah, udara yang semakin kotor, bumi yang semakin disesaki manusia, hewan-hewan yang dibunuh manusia karena dianggap mengganggu (misalnya gajah yang masuk pemukiman penduduk) dan sederet kekacauan lain di dunia.

Ilmuwan astronomi sudah sibuk mencari planet baru untuk ditempati manusia karena sadar bumi terlalu sakit untuk diselamatkan.

Hal itu menyebabkan saya berpikir: Haruskah saya menikah dan punya anak?

Apakah saya hanya akan mewariskan dunia yang sudah nggak layak lagi untuk ditinggali untuk anak-anak saya? Apakah anak saya nanti akan sulit minum air bersih? Apakah anak saya sesak bernapas karena udara tercemar? Apakah saya hanya akan melahirkan hanya untuk membunuh anak saya?

Saya nggak bisa menikah hanya untuk alasan egois: supaya ada yang mengurus saya ketika tua.

Oh, please....

Bayangkan kalau anak saya mendapat tawaran kerja di luar negeri, sementara saya mau tetap tinggal di Indonesia. Apakah demi alasan agar ada yang merawat saya maka saya menghalangi anak saya menerima tawaran itu?

Lagipula, saya melihat banyak sekali orang yang memiliki anak ternyata dititipkan di panti jompo.

Sampai sekarang, saya masih bertanya-tanya perlukah saya menikah? Kalau menurut kamu bagaimana?

DiarINTJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang