---
Author's POV
"Dapatkan perempuan itu secepat mungkin, jerk. Jangan membuatku menahannya lebih lama lagi atau aku yang akan bertindak." Ucap bayangan lekaki itu dengan tajam. Terlihat sekali senyuman bengisnya.
"Sialan kau tidak bisa menahannya lebih lama lagi hah? Aku sedang berusaha, ternyata perempuan itu tidak semudah yang kupikirkan untuk di dapatkan, sial!" Maki Niall dengan kesal pada bayangannya sendiri. Lelaki itu sedang berhadapan cermin besar kamar mandinya.
"Aku tidak perduli dengan omong kosongmu." Geram bayangan lelaki di cermin tepat dihadapan Niall saat ini.
"Akan ku usahakan. Aku berjanji akan mendapatkannya secapat mungkin!!" Niall berkata dengan nafas memburu karna menahan emosinya agar tetap dibawah kontrolnya.
"Aku pegang janjimu, dude. Jika tidak, kau tahu sandiri apa yang aku lakukan padamu." Ucap pria di cermin besar itu sambil menyeringai.
"Diam kau sialan!!!" Emosinya tidak bisa ia kontrol lagi. Niall dengan segera meninju cermin besar tersebut hingga terbelah menjadi berkeping-keping.
Dia tak perduli dengan tanggannya yang saat ini terluka hingga darahnya mengucur kelantai dengan deras.
Seketika bayangan pria dengan wajah bengisnya hilang entah kemana. Tinggal nafas Niall saja terdengar memburu dalam kamar mandi besarnya itu.
.
.
.
.
.
Vote and comment, please.
AN: So sorry. Gue engga next berbulan-bulan sekalinya next pendeknya naujubileh. Gue kelas 9 megang hp kalo engga laptop langsung diceramahin sama ema gue.
Pokoknya gue minta maaf sebesar-besarnya. Gue bakal next secepet yang gue bisa :) :) :)
![](https://img.wattpad.com/cover/11885348-288-k228964.jpg)