Kotak Hitam Berisi Pisau

775 38 7
                                    

Author's Pov

Niall Horan, pemuda tampan namun dingin ini mencoba menahlukan korban selanjutnya. Yang tak lain dan tak bukan adalah Jennifer Parson.

Jennifer Parson, wanita sexy ini menjadi korban selanjutnya oleh Niall Horan. Namun, bukankah tujuan Jenny mendekati Niall Horan hanya untuk menjadi korban pembunuhannya nanti?.

---

Niall Horan's Pov

Sekarang ini aku berada di flat milik Jenny, cukup besar, tapi kurasa flat-flat ku lebih besar dari flatnya. Aku mempunyai banyak flat, tetapi hanya untuk para jalang-jalang yang memuaskanku, tapi akhir-akhirnya juga menjadi korbanku. Korban untuk memuaskan hobi lamaku. Membunuh.

"Niall kau ingin meminum apa?" Tanya Jenny menyeruak di pendengaranku.

"Air putih atau soda mungkin?" Jawabku.

"Baiklah akan ku ambilkan soda untukmu." Ucap Jenny.

"Terimakasih." Balasku sambil tersenyum.

Kulihat dia berjalan menuju dapur. Ku arahkan pandanganku ke sekeliling ruang tamu milik Jenny. Terdapat banyak kotak tertutup berwarnya hitam dan coklat, namun aku tidak tau didalamnya berisi apa.

Ku lihat-lihat lagi benda di dalam ruang tamu milik Jenny, sampai padangan ku tertuju pada satu kotak hitam yang terbuka, ku langkahkan kaki ku menuju kotak itu. Sampai akhirnya langkah ku terhenti karna suara Jenny.

"Niall, kau sedang apa?" Tanya Jenny waspada. Mungkin dia takut aku bermacam-macam dirumahnya.

"Tidak, aku hanya melihat-lihat isi dalam ruang tamu flat milikmu ini." Jawabku cepat.

"Oh, kukira kau sendang apa!" Ucapnya menyeringai.

"Jenny, boleh aku bertanya?" Tanyaku.

"Tentu saja boleh, akukan sahabatmu!" Jawabnya.

"Apa isi yang ada dalam kotak-kotak itu?" Tanyaku penasaran.

"Ah... Itu... hanya sekedar benda-benda tidak terpakai yaa tidak terpakai." Jawabnya gugup.

"Ahh begitu." Ucapku.

"Ohh Niall ini sodamu," ucap Jenny.

"Oh aku hampir lupa, terimakasih sekali lagi Jenny." Ucapku.

"Niall, apakah aku boleh meminta nomer ponselmu?" Tanya Jenny.

"Tentu saja, catat nomerku."

"Tunggu, aku ingin mengabil ponselku dulu. Permisi." Izinnya.

Tak lama, Jenny datang sambil membaca ponsel di genggamannya. Jenny memintaku menyembutkan nomer ponsel miliku. Sambil menyebutkan Jenny mengetik digit angka tersebut.

"Apakah kau sudah menghabiskan sodamu, Niall?" Tanya Jenny.

"Ah ya aku sudah menghabiskannya." Jawabku.

"Aku kedapur sebentar, untuk menaruh gelas ini." Ucapnya sambil membawa gelas itu ke arah dapur.

Aku masih penasaran dengan salah satu kotak hitam yang terbuka itu. Selagi Jenny menaruh gelas, aku melangkah dengan cepat menuju kotak hitam tersebut. Ku intip kotak itu. Pisau? Pisau yang berlumuran darah?

vote+komenyakkk

We Are PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang