Chapter 20

164 21 2
                                    

Sudah lama kamu tidak sesibuk ini. Kamu meletakkan seurai rambutmu ke belakang telinga, dan kembali fokus menjahit. Kamu mengerutkan keningmu terus menerus karena merasa tidak tenang. Kenapa? Ada yang liatin dirimu dan itu cukup mengganggu konsentrasimu.

Seorang pemuda bersurai hitam duduk di depanmu. Kepalanya diletakkan di lipatan tangannya yang diatas meja. Sepasang manik merah darahnya menatap lurus ke manik violet milikmu, tatapannya sedikit mengantuk. Kamu mencoba fokus ke pekerjaanmu dan tidak memedulikan keberadaan pemuda tersebut.

"(Na~me), berhenti mengabaikanku!" Rengek Ritsu. Kamu mengangkat salah satu alismu dan mengayunkan kakimu ke depan-belakang.

"Sekarang siang hari bukan? Kamu gak merasa ngantuk apa atau pusing? Mumpung ini istirahat--"

"Uzai na...~"

Ritsu mencium aroma darah. Kamu baru saja tidak sengaja menggigit lidahmu sampai keluar darah. Kamu itu mencari tisu di tasmu untuk menyeka cairan merah kental yang lolos keluar dari ujung mulutmu. Ritsu mendekatkan wajahnya dan mengangkat dagumu. Manik merah darahnya menatap lurus ke manik violet itu.

"Ri-Ritsu-senpai... apa yang kau laku--"

Ritsu langsung menciummu itu dengan brutal. Mengajak lidahnya dengan lidahmu untuk menari. Lidah pemuda tersebut mengecek setiap sudut. Dia menggigit bibirmu paling bawah dan menjilatnya. Iris violet itu melebar dan perlahan - lahan meleleh ke ciuman tersebut. Beberapa detik kemudian, Ritsu melepaskan ciumannya, menciptakan benang saliva. Tatapanmu menjadi sayu.

"A-Apa yang terjadi..?"

"Ada darah di lidahmu. Darahmu tidak boleh disia - siakan." Jawab Ritsu sambil mengelap darah yang ada di ujung bibirmu dengan ibu jarinya dan menjilatnya sambil mengedipkan salah satu matanya.

Wajamu tambah memerah dari sebelumnya. Kamu melihat ke sekitarmu dengan panik, takut ada orang yang melihat adegan tersebut.

"Aku pergi dulu..~ Aku tidak mau mendengar rewelan (Name) sepanjang hari." Ritsu meninggalkan ruangan meninggalkanmuyang masih diam mematung sambil memegang bibirmu.

"Mendokusai...!"

-

Pada akhirnya, kamu menghabiskan waktu yang banyak untuk menyesaikan pakaian. Kamu lupa kalau ada beberapa lagi yang harus di selesaikan. Disinilah kamu sekarang, masih di sekolah dengan langit yang dihiasi oleh bintang kerlap - kelip dan bulan purnama yang indah.

Kamu mengambil map berwarna ungu dan berlari menuju ruang musik untuk memainkan lagu yang baru dia susun setengah mati. Kamu tidak pandai dalam menyusun musik, kamu hanya bisa pengarangan syair.

Sampai di ruang musik, kamu langsung naik keatas panggung dan berlari kecil menuju grand piano. Kamu membuka halaman map-mu dan duduk di kursi. Kamu merenggangkan otot jari - jarinya dan menatap tuts hitam putih yang ada di depanmuu. Jarimu mulai menari diatas tuts dengan elegan.

Lagu yang baru kamu pecahkan notnya seperti teka - teki adalah lagu favoritmu. Lirik - liriknya berhasil menyentuh hati mu. Situasi langit saat ini sungguh sempurna. Sinar rembulan memasuki jendela dan menyinarimu.

Mayonaka no Nocturne

-

Ritsu bangun dari tidurnya. Dia mengucek matanya yang masih berat di buka dan melihat ke langit malam. Disaat itulah kekuataannya sebenarnya akan bangkit. Dia berjalan kecil menuju ruang musik.

Di depan pintu yang sedikit kebuka, dia melihat sosok malaikat sedang bermain piano.

Sayap putihnya yang bersih terlihat indah dan sayap hitam pekat yang terlihat rapuh. Rambutnya panjang berwarna coklat keemas - emasan. Dia mengenal sosok itu.

Angel In My Heart (Ritsu Sakuma)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang