21 Mei 1998.
Dari jauh tiga siluet berdiri tegap saling berhadapan. Berbagi cerita, berbagi kisah dan berbagi rasa. Tiga Wilaga yang tersisa mencoba mengemis belas kasih Tuhan dan semsesta tanpa menghiraukan masa lalu. Mengubur dendam dari iblis-iblis yang mengaliri darah mereka sebagai warisan yang tak pernah mereka harapkan.
Terra putra Narrei Wilaga, adik Martha Wilaga bersama Ragil dan Raffael cucu Wicaksono Ardi Wilaga.
"Bagaimana kabar terakhir tujuh cucu Akarsana?" Tanya Terra pada Ragil dan Raffael sambil sesekali memandang ke arah gubuknya untuk menatap Mira yang sedang menggendong buah hati kecil mereka.
"Kami belum mendengar lagi kabar dari mereka." Jawab Raffael.
"Semoga saja mereka bisa hidup dalam nama mereka." Sahut Ragil.
Sebuah mobil berhenti di tengah ladang, senyum tersungging di bibir tua yang mulai keriput itu.
"Oh ternyata ada tamu." Sambutnya.
"Eh Mbah..." Ragil dan Raffael bergantian mencium tangan orang yang dulu pernah bekerja dengan kakek mereka untuk menjadi memata-matai Lukas dan semua dedengkotnya itu. Tapi mereka tak mau lagi mengungkit itu, biarlah masa lalu itu terhapus oleh hembusan angin hingga menjadi debu.
"Mbah, apa Mbah Brama tau kabar Farres dan yang lainnya?" Tanya Ragil tanpa curiga.
Tirai panggung kembali terbuka, menampilkan sandiwara yang kembali diperankan Brama. Dia menghela napas panjang menampilkan raut pilu nan dramatis.
"Kabar terakhir yang aku dapat, mereka sempat terjebak dalam kerusuhan dan aku tak tahu apakah mereka selamat atau tidak."
"Kita berdoa saja semoga mereka selamat." Tutup Brama mengakhiri dialognya.
Dia membungkuk memberikan penghormatan saat ratusan bunga yang penonton lemparkan ke atas panggung diiringi riuh tepuk tangan. Tirai perlahan menutup, di sela kecil tirai yang menutup, Brama menyunggingkan senyum sinis mencibir kebodohan para pemuja dusta yang mudah dibodohi bersama hilang sosok dirinya dalam kegelapan sunyi.
***END***
KAMU SEDANG MEMBACA
AKARSANA : Lautan Tragedi
Ficción General25+ Cerita ini hanya fiktif dan apabila ada kesamaan nama/tokoh dan cerita hanya kebetulan semata. Cerita yang mengambi latar di tahun 1990-an ini bercerita tentang sebuah keluarga yang disatukan oleh latar belakang yang sama sebagai penyintas dari...