4.INSIDEN PAGI

6 2 0
                                    

Azeya Putri, sosok gadis yang berani menantang ketua OSIS bernama Aska itu masih menjadi topik pembicaraan paling hangat di SMA DuaTujuh.

Bahkan guru-guru pun ikut membicarakannya, karena menurut mereka ini adalah salah satu hal yang langka. Terlebih lagi murid bernama Zeya itu notabene adalah siswi baru, tapi dia sudah berani berhadapan dengan Aska?

Jika kalian ingin tahu siapa Aska itu,
dia adalah murid teladan sekolah. Di adalah si pemilik mata elang yang mempunyai sifat dingin dan tegas oleh karena itu dia menjadi murid kebanggaan guru. Aska yang mempunyai tatapan mata tajam namun rupawan.

Jadi jangan kaget jika dari teman-teman perempun sekolahnya banyak yang jatuh cinta pada pesona tatapannya, tatapan Aska yang tak hanya mematikan tapi juga memabukkan.

Tapi, bukan  hanya dari teman-teman satu angkatan, melainkan juga dari Adik kelasnya.

Dari dulu banyak gadis yang terang-terangan mengungkapkan diri bahwa dia menyukai Aska. Bukan hanya itu, mereka bahkan sampai nekat menyatakan cintanya di depan umum di depan Aska,

Saskia contohnya.

Saskia adalah teman satu angkatan Aska namun beda kelas. Tapi, cewek berambut panjang dan berkulit putih itu selalu mengikuti kegiatan Aska dalam sekolah. Bahkan dia menjadi bagian anggota OSIS hanya untuk bisa terus dekat dengan Aska.

Suatu hari, Saskia pernah mengungkapkan perasaanya di depan Aska. Saat mereka berdua tengah berada di area parkir sekolah.

Saat itu Saskia dengan lantang menyatakan perasaan di sana, yang membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian siswa-siswi yang baru saja datang.

Karena sering mendapat penolakan dari Aska, dia merasa jengah dan mulai tidak tahan. Akhirnya di area parkir itu dia berteriak di depan Aska menyuarakan perasaanya.

Tapi sayang, seorang Aska tetaplah menjadi Aska, cowok dingin yang tak mudah di luluhkan. Saat itu juga Saskia mendapat penolakan mentah-mentah dari Aska. Bukan penolakan yang halus tentunya, penolakan yang di lontarkan Aska ini dia ucapkan dengan muka datar dan suara dinginya namun menusuk dalam hati Saskia.

"Sorry, gue alergi sama hal yang berbau perasaan. Mending lo pergi, nggak usah ganggu gue lagi" ucapnya dengan nada yang dingin namun tegas.

Hal itu tentu saja melukai perasaan Saskia. Bagaimana tidak? Dia yang sudah menurunkan harga diri dengan mengutarakan langsung perasaanya, bukannya mendapat apresiasi atas keberanianya melainkan hinaan dan tamparan keras yang tidak akan dia lupakan.

Namun meski sering mendapat penolakan dari Aska, hingga makian yang bisa membuatnya malu. hal itu ternyata tak mengubah pendiriannya, Saskia semakin penasaran dengan Aska. Yang malah membuatnya semakin nekat.

Saskia pernah secara anarkis menyatakan pada seluruh penghuni sekolah bahwa Aska adalah miliknya, hanya miliknya. Ia mengatakan bahwa siapapun yang akan mendekati Aska dan ingin merebut Aska dari dirinya. Dia tidak akan ragu-ragu lagi untuk menyingkirkan orang-orang itu.

Cukup kasihan,

****

Pagi itu, Zeya menatap lorong-lorong sekolah dengan alis berkerut.

Sepi dan sunyi,

Tidak ada seorang pun yang berlalu lalang di sana. Ia merogoh saku bajunya dan mengeluarkan ponsel lalu mengeceknya.

"Sial! gue kepagian," umpat Zeya, dia menurunkan tanganya yang memegang ponsel kasar.

Dia memegang jidatnya merasa pusing sendiri. Beberapa hari ini Zeya merasa bahwa hari-hari pertamanya sekolah sangat menyebalkan. Bagaimana tidak?
Hari pertama MOS dia sudah terlambat hingga dihukum dan di permalukan di depan satu sekolah.  Hingga beberapa hari kemarin saat MOS, dia lah yang selalu menjadi incaran seniornya saat berbuat salah.

SQUARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang