aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, aku hanya mengikuti alur dari drama kehidupan dan membiarkan takdir yang mengatur akhir dari semuanya.
Jeane menghembuskan nafas pelan untuk menghilangkan rasa gugupnya. gadis itu sekarang berdiri di depan kelas dengan berbagai tatapan dari penghuni kelas tersebut.
"perkenalkan nama saya Jeane Chezya Lawrel" ucapnya memperkenalkan diri lalu memandang teman teman barunya dengan senyum singat.
"oke. Jeane kamu duduk di sebelah Natha" uca Bu Emy mempersilahkan Jeane duduk sebelum beliau pamit keluar dari kelas karena jam mengajarnya bukan dikelas ini. Jeane menundukkan kepalanya kelas itu terasa asing baginya ia takut teman teman barunya tidak menyukai kehadirannya. terlebih teman sebangkunya yang sejak tadi memandangnya dengan tatapan aneh. Tapi bodoamat lah semuannya udah terlanjur ia suah meninggalkan status nya sebagai siswa tenar di sekolah lamanya dan sekarang ia akan menjadi bahan bully di sekolah ini.
namun pikiran itu hilang saat bu Emy telah meningalkan kelas keadaan berubah drastis kegilaan dari penghuni kelas itu mulai muncul. dan pikiran untuk menjadi korban bully hilang seketika yang ada sekarang mejanya telah dipenuhi oleh teman temannya untuk berkenalan dengannya, dan sekarang Natha yang sedang jengkel dengan suasana tempat duduknya yang dipenuhi dengan mahkluk makhluk kepo.
"eh Je katanya lo cucu pemilik sekolah ya?" tanya salah satu temannya. rupanya rumor cepat beredar. kemarin ia meminta omanya untuk tidak perlu memberi tahukan hal itu namun jawaban omanya saat Jeane mengatakan itu adalah "kamu malu ya jadi cucu oma?" bukan begitu maksudnya tapi jika hal itu tersebar maka beginilah hasilnya, dan aku yakin tidak semua dari mereka yang bakalan tulus berteman dengan Jeane.
"kalian bisa nggak sih kembali ke tempat kalian masing masing" ucap Natha akhirnya ia berada di kerumunan orang orang. dan jujur ia tak suka punya teman sebangku apalagi cewe. dan sekarang keberuntungan tidak sedang berpihak padanya karena nyatanya sekarang gadis pindahan itu harus duduk di sebelahnya.
"apaan sih Tha, kita disini juga bukan buat lo kali" ketus Tiva ia tak suka Natha mengusirnya apalagi ia belum selesai bercerita dengan Jeane. Ya Jeane memang orang yang pecinta drama korea.
Natha akhirnya bisa bernafas legah saat jam istrahat tiba karena semua penghuni kelas akan bergegas ke kantin dan memberi ruang untuk Natha bermain game tanpa gangguan teman temannya.
"Je lo gak ngantin?" ajak Vanilla saat akan pergi ke kantin bersama kedua temannya.
"enggak deh. gue ada bawa bekal" jawab Jeane lalu memandang kearah Natha yang menatapnya seolah ingin dirinya pergi dari kelas itu.
"lo kenapa? dari tadi gue perhatiin lo natap gue, aneh" tanya Jeane saat semua teman kelas mereka raib dari kelas itu.
"pede" Ketus Natha lalu kembali sibuk dengan game di handphonenya tanpa memperdulikan Jeane yang kini menatapnya tak suka. baginya spesies kayak Natha itu spesies langka yang lebih baik punah saja. tapi masih jadi misteri mengapa spesies dingin nan menjengkelkan layaknya es batu itu selalu menjadi rebutan para kaum hawa.
"Tha..." Panggilan itu tak mengalihkan fokus lelaki itu dari game yang sedang dimainkannya.
"Natha lo gak denger ya gue panggil?" Ucap gadis itu setelah berada di hadapan Natha. Maddy yang menyadari kehadiran Jeane sontak menatap Jeane tak suka. gadis itu memang tak suka bila ada perempuan yang dekat dekat dengan Natha. bahkan tak jarang ia melabrak adik kelas yang coba untuk mendekati Natha."lo murid baru ya?" tanya Maddy dengan nada yang tidak bersahabat sedangkan Jeane yang merasa di tegur pun mengangkat kepalanya dan memberi senyum hangat pada Maddy.
"ia. gue Jeane gue pindahan dari Amerika" ucap Jeane memperkenalkan diri dengan ramah. namun bukannya membalas uluran tangan Jeane. Maddy malah melongo menatap gadis itu. Natha yang menyadari hal itu segera meraih pergelangan tangan Maddy dan menariknya keluar kelas.
Jeane gadis itu menatap kepergian kedua manusia itu dengan tatapan heran dan penuh tanda tanya.
**
Jeane berdiri di gerbang sekolah menanti pak Dimas sopir yang akan menjemputnya hari ini. jam pelajaran sudah berakhir sejak satu jam yang lalu namun pak Dimas tak kunjung menampakkan batang hidungnya membuat Jeane beberapa kali mendengus kesal.
sekolah sudah sepi karena hari sudah mulai gelap dan sekarang Jeane mulai ketakutan. pak Dimas belum menjemputnya tadi ia menghubungi Jeane katanya mobilnya mogok jadi harus dibawa keep bengkel. Bahkan Jeane belum tau arah pulang ke rumahnya sendiri. Naik ojek online tapi gadis itu takut. Ia belum pernah mencobanya sebelumnya karena kemana mana ia selalu diantar atau bawa kendaraan sendiri.
suara motor berhenti tepat dihadapannya. Jeane mengangkat kepalanya melihat sang pemilik motor besar berwarna merah tersebut.
"pulang" ucap pemilik motor tersebut seperti biasanya dengan ekspresi datar membuat Jeane mengernyit bingung. ia Jeane pengen pulang tapi gimana caranya ia tak tau jalan pulang dan supirnya tak kunjung muncul.
"gue emang mau pulang tapi belum di jemput" ucap Jeane menjelaskan.
"naik" ucapnya lalu memberikan jaket jeans miliknya pada gadis itu.
Jeane menerima jaket tersebut dan segera naik ke motor milik Natha.sore itu Natha mengantarnya pulang sepanjang perjalanan tak ada yang membuka percakapan mereka sibuk dengan pikiran masing masing. Jeane sibuk mengingat jalan menuju rumahnya agar ia tidak tersesat lagi. sedangkan Natha sibuk memikirkan kebenaran hipotesisnya.
Jeane merebahkan dirinya diatas tempat tidur miliknya harit pertamanya sekolah tidak begitu buruk, teman temannya baik padanya hanya saja teman sebangkunya yaitu Natha. Jeane merasa ada yang janggal ia merasa Natha sering memperhatikannya dengan tatapan dinginnya. atau jangan jangan Natha jatuh cinta padanya?
"itu gak mungkin" ucap Jeane saat pikiran itu muncul di kepalanya.
Saat Jeane sedang asik dengan pikirannya sendiri, pinselnya yang entah bagaimana bisa berada disamping kepalanya bergetar menandakan pesan yang masuk.Nathaleon : besok gue jemput
Jeane membulatkan metanya membaca pesan yang masuk. Ia tak percaya Natha mengiriminya pesan. dan dari mana ia mendapatkan kontaknya?
ah Jeane bego pasti Natha mendapatkan montaknya dari grup kelas."Omg omg.. Gue baper kah?" Tanya Jeane sambil memegang dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who I am
Teen Fictiontentang dia yang datang dan memberi suasana yang berbeda tentang dia yang selalu ada tanpa alasan tentang percaya yang perlahan menjadi keraguan.