Chapter 35

8.3K 210 0
                                    

Keduanya keluar bersamaan dari ruang musik. Waktu sudah menunjukkan ke angka enam, tetapi banyak sekali murid-murid yang sudah mulai berdatangan.

Semuanya berlalu lalang dikoridor dengan pandangan melirik penasaran kearah dua orang yang tengah berjalan bersisian. Devlin membuang nafas panjang.

"Bisakah kau menjauh sedikit dariku? Semua melihat kearah sini." kata Devlin pelan. Tubuhnya bereaksi tak nyaman karena Thomas berjalan menghimpitnya padahal jalan masih lebar.

Sebenarnya itu hanya akting. Di International Devhell School, ia adalah Yvonne Lindsey si murid baru yang culun. Penyamarannya harus tetap berjalan sampai permainan berakhir. Tentu saja untuk meyakinkan murid IDS bahwa Yvonne Lindsey si culun tidak akan berani melawan yang lebih cantik dan berkuasa.

Dan Thomas termasuk pria yang terkenal disekolahnya. Terbukti dengan murid-murid yang berbisik dengan suara sedikit keras tengah membandingkannya yang tak pantas berjalan bersama Thomas Troy Cansuelo.

Apalagi hari pertama ia masuk di Grade A. Melihat Alice dan para kawanan yang curiga dengan kemampuannya. Devlin melupakan hal itu. Tidak seharusnya ia menunjukkan kemampuannya yang sebenarnya. Maka dari itu untuk menebus kecerobohan yang kemarin, Devlin akan bersikap seperti murid biasa yang tidak menarik.

Dalam arti tidak pandai dalam bidang apapun. Ia akan memainkan permainan ini bersama Grade A dan kelas lainnya.

Mendapati kabar dari Bibi Anne yang menyamar sebagai guru di IDS bahwa sekolahnya banyak sekali terjadi kasus bullying, membuat Devlin harus turun tangan.

Seperti sekarang; menyamar sebagai murid pas-pasan. Devlin tidak akan menyia-nyiakan kesempatan langka seperti ini.

Thomas terlihat mengangkat bahu tidak peduli. "Biarkan saja. Jangan pedulikan mereka."

"Mereka terlihat menyeramkan saat menatapku." Devlin mengernyit alis ketakutan. Ia menjatuhkan pandangannya ke bawah, enggan menatap mereka yang terang-terangan membicarakannya.

Melihat gadis disebelahnya tak nyaman, Thomas merangkul bahunya dan menarik tubuh Devlin semakin dekat. Siswi-siswi itu menajamkan pandangannya dan mulai bergosip.

"Lihatlah, murid baru itu mencoba menggoda Thomas!"

"Humph! Dia tidak pantas berjalan bersama Thomas."

"Lebih baik Thomas bersama Pearl. Mereka sangat cocok."

"Beraninya murid baru itu mendekati pangeran kita."

Desas-desus kalimat perbandingan itu membuat Devlin mendengus pelan. Thomas sempat meliriknya karena mendengar dengusan gadis itu.

Terlalu drama sekali mereka ini, Devlin membatin jengah.

"Tenang saja, aku ada disini bersamamu." Pria itu mengedipkan sebelah matanya tanpa melepaskan rangkulan tersebut.

Karena tak ingin mengeluarkan kata-kata selanjutnya, Devlin hanya mengatup rapat bibirnya. Membiarkan Thomas melakukan sesukanya dan segera sampai dikelas.

Bisik-bisik sinis masih terdengar sepanjang Devlin melangkah. Semakin keras dan semakin pedas berkomentar mengenai murid miskin dan culun seperti dirinya.

Dari kejauhan, sekelompok gadis bergaya glamour menatap Thomas dan murid baru dengan tajam. Salah satunya menyenggol lengan gadis berambut seperempat ungu.

"Pearl, sepertinya murid baru itu ingin merebut Thomas." Evelyn berujar.

Pearl menatap gadis dengan rambutnya yang dicepol asal. Tatapannya jatuh dari atas kebawah, meneliti tiap pakaian yang menempel ditubuh si culun tersebut.

The Baby Boss With Hot Bodyguard #BOOK1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang