chapter 8

13 2 0
                                    

Saat ini matahari bersinar sangat terik, apalagi matahari sudah berada tepat diatas kepala. Sekarang sudah jam 12.00 siang, jadwal olahraga kelas XI IPA 2. Kelas mereka kebagian jam olahraga siang, yang mataharinya lagi panas-panasnya.

"Huh! Panasnya mantul bingits" Kata Aurel yang sedang mengelap keringet di dahinya.

"Panas banget ya di Indonesia, mana olahraganya maen bola lagi emang kita anak cowok apa," keluh Sella. Sella paling nggak suka main sepak bola karena pas masih kecil dia sering maen bola sampe diledekin item oleh teman-temannya dan kakaknya yang rese itu, dan selama tinggal di Amerika kulitnya malah jadi putih banget.

"Begini lah Indonesia, negara yang beriklim subtropis, dan tidak akan pernah turun salju. Apalagi kalo siang hari bolong, weuh panasnya bikin seger" Kata Kirana.

"Seger pala lu!" Kor Sella, Aurel, dan Tessa, sambil menoyor kepala Kirana. Aurel sudah minta maaf ke Tessa, tapi Sella tau kalo permintaan maafnya nggak tulus. Entah ada masalah apa dimasa lalunya sampe Aurel harus berpura-pura berbuat baik ke Tessa.

"Kalo sudah buat kelompok, kumpul bersama kelompok masing-masing. Dan kelompok cewek lawan sama kelompok cewek, begitupun kelompok cowok dengan kelompok cowok" Jelas guru olahraga, yang sebelumnya sudah menjelaskan peraturan dalam permainan sepak bola.

Karena yang maen sepak bola dari anak-anak cowok duluan, yang cewek boleh duduk di pinggir lapangan.

Aurel menyenggol lengan Sella, "Sel doi lu lewat tuh" Kata Aurel sambil menunjuk kearah Devano yang sedang berjalan di Koridor.

Sella pun menengok ke arah yang ditunjukkan oleh Aurel dan ia melihat Vano yang sedang berjalan bersama Raffa. "Dia mau kemana?" Tanya Sella sambil tersenyum kearah Devano walaupun Vano tidak melihat kearah Sella.

"Mana gue tempe," Celetuk Aurel.

"Mana gue tau" Sahut Kirana.

"Ha doi kapan jadiannya? Emangnya lu udah jadian? Kok gue gak tau ya" Cerocos Tessa.

"Mmm, belum masih proses" Ujar Sella sambil tersenyum semringah, karena Vano berjalan ke arah lapangan.

"Berarti namanya bukan doi, itu mah masih gebetan. Kalo gue ama pacar gue tuh baru namanya doi" Nyiyir Tessa, tapi tidak ada yang menanggapi omonganya. Kali ini bener apa yang di katakan Aurel tentang Tessa, pasti selalu ngomongin pacar memang dia itu egois selalu membanggakan dirinya dan pacarnya.

"Raffa makin ganteng ya Na, beda ama yang dulu" goda Aurel ke Kirana ia hanya ingin tau kalo Kirana udah move on apa belum.

Kirana memang lagi memperhatikan Raffa, makanya Aurel ingin tau jawaban sahabatnya itu, "iya Rel. Nggak kalah beda sama artis Korea siapa sih namanya? gue lupa" tanpa Kirana sadari dia mencurahkan isi hatinya ke Sahabatnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Raffa.

"Jongkok?" Tanya Sella, yang sedikit tau tentang Korea. Aurel hanya bengong saja memperhatikan mereka berdua.

Kirana mengagukan kepalanya, beberapa detik kemudian ia tersadar "lha kah jadi Jongkok. Namanya, Jungkook bukan jongkok. Opah gue tuh!"

"STOPPP!" Teriak Aurel yang lama kelamaan makin gak ngerti apa yang mereka omongin semua orang yang berada di dekatnya menengok ke arah Aurel, "jangan ngomongin gituan dong gue kan nggak ngerti. Ini lagi masa Raffa disamain sama opah-opah, kalo sampe dia denger gimana, nggak bakalan mau dia balikan sama lu" Protes Aurel.

"Maksudnya tuh bukan begitu Aurel," kata Sella yang gemas sama Aurel, sambil mencubit pipinya Aurel.

"Dih, sapa juga yang mau balikan sama orang kayak gitu. Selingkuh aja bangga!" Seru Kirana berniat untuk menyindir Raffa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I still wait for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang