Pagi ini Felly terbangun, bukan karena kokokan ayam jantan atau juga alarm. Melainkan karena mimpi buruk yang membuatnya tubuhnya basah berkeringat. Dia juga tidak tahu apa maksud dari mimpi buruk yang selalu rutin menghampiri malamnya yang hampir setiap malam itu.Setiap kali mau bercerita sama Mama, Mama selalu menanggapinya santai, seolah-olah itu hanya bunga tidur. Bunga tidur apa coba yang membuatnya mati ketakuatan, dan peluh dingin begini.
Setelah mandi, lalu berwudu, Felly pun salat subuh. Habis salat Felly memutuskan untuk jalan-jalan pagi sebentar sebelum bersiap berangkat kerja.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh, Felly memilih untuk kembali pulang. Di perjalanan menuju rumah, dia bertemu seseorang.
Seseorang yang tidak asing lagi bagi ingatannya.Yap, orang itu adalah sahabat kecil Felly dari dulu. Tapi tunggu dulu, seingatnya dia kan lagi kerja di luar negeri. Sekarang kok sudah di rumah aja, apakah matanya salah lihat. Hati dan pikirannya terus saja berdebat, sementara kakinya memutuskan untuk melangkah mendekati seseorang tersebut.
Ternyata benar apa yang dilihat Felly. Dia benaran nyata, dia benaran ada. Sekarang lagi mencuci mobil di halaman rumahnya dengan santuy. Sesekali dia terlihat bersiul-siul sambil menggoyang-goyangkan pantatnya pelan. Ada-ada saja kelakuan orang ini. Felly pun mendekat, awalnya bingung juga mau bilang apa, tapi ya sudahlah, dia kan juga temannya sendiri, lagian dulu mereka lumayan dekat juga kok.
"Ehem, hy By," sapa Felly disaat sudah berada di belakang orang tersebut lalu dia membalikkan badannya.
Seorang yang Felly sapa itu bukannya menjawab, malah melongo nggak jelas. Felly sedikit geram dengan apa yang lelaki itu lakukan.
Kebiasaan lama Felly kembali kambuh. Felly menjitak kepala lelaki itu sedikit keras. Karena itu satu-satunya cara yang Felly ingat ketika ingin mengembalikan Robby ke dunia nyata.
Ya nama lelaki itu adalah Robby, tepatnya Robby Al Fatih. Sahabat Felly dari zaman bocah.
"Apaan sih Fell, lu main jitak-jitak kepala gue aja. Kebiasaan buruk dipelihara. Ganti napa dengan yang lebih elit. Peluk kek, atau cium. Ini mah kagak" protes dan omelan panjang kali lebar keluar dari mulut lelaki tampan ini. Bahkan Felly tidak menyangka, ternyata lelaki ini masih sama seperti dulu, masih nyinyir dan suka ngomong.
"Ya elu sih, gue sapa malah melongo nggak jelas gitu. Lu kenapa? Kangen banget ya sama gue?" tanya Felly yang tidak peduli sama sekali dengan kekesalan sang lawan bicara.
"Hehe, iya" jawab Robby nyengir nggak jelas dan membuka kedua tangannya lalu, membawa Felly ke dalam pelukannya yang hangat. Felly hanya diam tidak menolak sama sekali dengan apa yang dilakukan oleh sahabatnya itu. Karena jujur, dirinya juga rindu dengan pelukan hangat sahabatnya ini. Pelukan yang sudah hampir lima tahun tidak pernah lagi dirinya rasakan.
Hanya pelukan hangat inilah yang bisa membuat seorang Felly tenang. Selain pelukan sang Ayah tentunya.
Felly merupakan tipikal wanita yang susah bergaul dengan orang lain. Tapi itu tidak menutup kemungkinan untuk Felly memiliki teman. Hanya saja dia sedikit pilih-pilih dan hati-hati dalam menjalin suatu hubungan, termasuk pertemanan.
Robby mungkin salah-satu orang yang beruntung yang bisa dekat dengan Felly. Bisa dikatakan juga Robby adalah satu-satunya sahabat Felly yang berjenis kelamin laki-laki.
"Lu kapan pulang sih By? Kok gue kagak dikasih tahu sih, jahat banget lu ya jadi teman. Mentang-mentang sekarang udah kerja di Amerika, terus lupa sama teman lama. Oh iya gue kan cuma teman lama, apalagi sekarang elu sudah mendapatkan teman-teman baru. Iya kan?" cerocos Felly tak kalah panjangnya, yang dibalas senyum geli dan gelengan kepala oleh Robby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menua Bersamamu
Random"Apa?? Dijodohkan?" pekik seorang gadis yang memekakkan telinga. "Felly nggak mau Pa, Ma. Apalagi pakai acara jodoh-jodohan begini. Pokoknya Felly nggak mau, TITIK" gadis itu pun berlari ke arah tangga, dan naik ke lantai dua. Tidak lama terdengar p...