5.Kebodohan

86 2 2
                                    

"Kok dia enggak ngelihatin gue ya? kan gue rela  begini juga buat dia." ~ Galang

                                        ***

Selasa

Merupakan hari kedua Ovi untuk sekolah setelah liburan panjang yang menyenangkan, terbebas dari semua tugas dan ujian tetapi itu hanyalah kesenangan yang sementara. Iya hanya sementara. Sangat sementara. Sepanjang apapun hari libur tetap saja terasa sangat cepat.

Dan kini ia harus dihadapkan oleh makhluk bernama Galang yang notabene adalah bosgeng dari “Nilus” dan makhluk paling berandal sejagat raya dan sekebun raya, menurut gue. Sumpah gue enggak lebay bilang gitu!. Semua orang kalau denger namanya aja tuh pasti yang diinget langsung jeleknya buktinya nih ya, Baru masuk sekolah aja dia udah dapet surat peringatan dari BK, ya gue juga enggak tahu sih isi dari suratnya apa dan enggak peduli juga.

                                      ***

“eh Pak Somad jangan di tutup dulu” teriak Ovi dari seberang jalan sekolah ia tidak peduli dengan tatapan sinis orang di sekitar yang terganggu oleh teriakannya.

“iya cepetan neng keburu gurunya masuk tuh, udah bel soalnya” Teriak Pak Somad selaku satpam sekolah tak kalah kencang.

Mendengar ucapan Pak Somad yang begitu baik untuk mempersilahkan dirinya masuk tanpa hukuman Ovi segera berlari menuju gerbang sekolah yang seharusnya sudah ditutup lima menit lalu.

“makasih banyak ya Pak” ucap Ovi setelah diizinkan masuk sembari mengatur pernapasan yang sesak akibat berlari.

“iya neng tapi lain kali jangan telat lagi”

Ovi mengangguk dan langsung berlari menuju kelas. Dia merasa beruntung karena memiliki satpam sebaik Pak Somad. Meskipun ia merasa tidak beruntung mendapatkan teman sekelas seperti Galang dkk.

“assalamualaikum” dengan tergesa gesa Ovi langsung memasuki kelasnya yang tidak jauh dari pintu gerbang. Selamet gue untung gurunya belum dateng.

“waalaikumsalam, buset dah si eneng baru masuk dua hari aja udah telat” dengan tatapan menggodanya yang diikuti dengan tawa Tirta, Galang melirik wajah Ovi yang terlihat panik membuat wajahnya semakin cantik.

Ovi tidak memedulikannya karena ia berpikir jika meladeni omongan Galang ia malah semakin emosi dan merusak mood di pagi harinya yang sudah rusak akibat terlambat.

Ovi langsung menuju ke kursinya yang berada di deretan tengah dan mengalihkan pembicaraan Galang dengan menyapa  teman sebangkunya Oliv.

“iya nih, gimana mau jadi ibu yang baik dari anak anakku nanti” timpal Tirta dengan muka tampannya yang dibuat seimut mungkin, yang ikut ikutan menggoda Ovi.

“aaah ayah Tirta kalau ngomong bisa aja nih” sahut Galang tak mau kalah.

“iya bisa dong kakek Galang” Tirta merangkul Galang yang dibalas oleh lelaki itu dengan Mesra Seolah sedang bermesraan layaknya dua insan yang sedang kasmaran. Cocok banget sih mereka sama sama gitu. Enggak punya malu gitu. Terus otaknya rada gitu. Heeh miring gitu.

“idih jijay banget sumpah pagi pagi ngeliat dedemit di pojokan pelukan demi apa! Ya Allah! Mata hamba yang suci ini telah ternodai!” Aira yang tak sengaja melihat kelakuan Galang dan Tirta yang dianggapnya berlebihan itu histeris membuat semua Orang tertuju pada deretan pojok belakang kelas. Tempat Galang dan Tirta bersemayam.

Refleks mereka melepaskannya, sadar yang mereka perbuat sekarang menjadi tontonan dan ejekan dari teman yang lain. Tetapi tidak bagi Ovi. Ovi lebih memilih memainkan ponsel pintarnya dikala teman yang lain lebih memilih untuk melihat keanehan dari dua temannya tersebut.

Kok dia enggak ngelihatin gue ya? kan gue rela  begini juga buat dia.

                                       ***
Maaf karena telah lama menghilang dan sekarang aku kembali lagi :) dengan cerita ini dan karya baruku sebagai permintaan maafku🙏🏻 . Karya baruku berjudul "Rasa Yang Tersirat" jangan lupa buat mampir kesebelah juga yaa❤
.
Jangan lupa buat vote and comment nya gais😘
.
Salam, OA

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Is About HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang