Impian sederhanaku

11 1 0
                                    

Menjadi seorang guru adalah sesuatu yang begitu bermakna dalam hidup saya sebagai seorang perempuan yang kelak nantinya atas izin Allah memberikan kesempatan menjadi seorang ibu, maka saya sudah bisa sedikit memberikan contoh dan pembelajaran, bagaimana menjadi seorang ibu sekaligus guru untuk anak-anak saya kelak, karena madrasah pertama yang di tempati anak belajar adalah kedua orang tuanya, jadi mari menjadi calon orang tua yang mampu membangun generasi yang bisa membanggakan bangsa dan Negara.

Selama kita di beri waktu dan kesempatan, maka lakukanlah dengan baik karena tidak ada waktu yang tidak tepat untuk melakukan sesuatu yang benar, katanya Akira Kurasawa bahwa waktu adalah kehidupan, waktu tidak akan dapat digantikan, maka menyia-nyiakan waktu sama halnya menyia-nyiakan kehidupan, menguasai waktu sama halnya dengan menguasai kehidupan, dan pada akhirnya orang yang mampu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya maka dia akan menuai kebahagiaan. Oleh karena itu untuk ikut berbagi tidak hanya pada saat senang saja tapi ketika orang-orang di sekitar kita merasakan kesedihan, kemudian perasaan ikut sedih dengan duka orang lain, dan tergerak hati kita untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada mereka. Kejadian kemarin tanggal 13 Maret 2019 Kec. Sirenja kembali di kagetkan dengan peristiwa gempa, dan kita yang berada di sekolah juga merasakan getarannya. Dengan kejadian itu, saya melihat siswa-siswi di MTS Al-Khairat sangat trauma dengan peristiwa tersebut, kemudian mereka berhamburan keluar, dan saya juga ikut merasakan kekhawatiran mereka, saya dan guru-guru lainnya berusaha menenangkan mereka dengan merangkul mereka untuk terus mengingat kepada Allah, tetapi hal itu tidak membuat mereka tenang, dan tangis mereka semakin menjadi-jadi, saya pun ikut merasakan kesedihan mereka, wajar saja mereka sangat histeris karena mereka takut akan terjadi gempa seperti yang telah terjadi sebelumnya. Hal ini memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi saya selama menjadi bagian dari guru relawan di MTS Al-Khairat banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan mulai dari saya beradaptasi dengan adik-adik, dengan guru-guru yang sangat luar biasa serta hal-hal kecil yang membangun keakraban dengan siswa seperti ketika siswa saya suruh untuk menggunakan bahasa Indonesia tetapi malah menggunakan bahasa asli orang di sini, di situ saya biasa ketawa sendiri, oh begini ternyata kalau kita tidak paham dengan bahasa orang. Dan sudah menjadi tanggung jawab saya selama di sini untuk saling berbagi ilmu dan kebahagiaan dengan adik-adik di MTS Al-Khairat. Karena keberhasilan kita tidak di ukur dari seberapa banyak ilmu yang kita miliki tapi seberapa besar kita bisa bermanfaat bagi orang lain. Sesuai dengan kata-kata imam syafi'I yang saya kutip yaitu " Ilmu itu bukanlah yang dihafal tapi yang memberi manfaat "

Berkat CintaNyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang