Kupu Kupu

3.6K 145 2
                                    

Jangan mulai sukai aku saat aku sudah berubah menjadi kupu kupu, aku lebih menyukai seseorang yang menyukaiku sejak dari ulat yang menjijikan. Yang mendampingi aku untuk membangun semuanya dari nol.

--Resya friskananda--

🌸🌸🌸🌸🌸

Mentari mulai menampakkan sinarnya secara malu malu. Suara kicauan burung sudah saling menyahut satu sama lain. Pagi hari ini terasa sejuk dan juga damai. Namun tidak di kamar seorang gadis bernama Fayola.

Sekarang ini di kamarnya terdapat percekcokan antara Fayola dan juga mamanya.

Resya dan Pahlevi hanya bisa menyaksikan kedua wanita yaitu ibu dan anak yang sedang berdebat dari sofa yang berada berseberangan dengan kasur, sambil seringkali menguap. Sekarang jam masih menunjukan pukul 05.00.

"Fe mau sekolah mama."

"Gak boleh! Hari ini kamu di rumah dulu."

"Tapi ma ntar fe ketinggalan pelajaran banyak."ujar Fayola.

"Alah alesan doang kamu, ntar kalo kamu di sekolah pingsan lagi gimana hayo."

"Ya mama jangan doain gitu dong ma."

"Tau gini tadi papa gak kesini resy hoamm.."Pahlevi berbisik pada Resya dengan menguap.

"Iya pa, Resya masih ngantuk banget. Tau gini kan tadi Resya juga gak kesini, Resya masih bisa berimajinasi." jawab Resya.

Jadi tadi Fayola turun ke bawah untuk mencari makanan karena lapar, lalu kembali ke kamar dan bertemu dengan mamanya yang keluar dari kamar.

Lalu mama nya menghampiri Fayola di kamarnya. Kemudian saat mamanya melipat selimut miliknya, dengan hati hati Fayola izin untuk masuk sekolah hari ini. Namun Friska menolak dengan tegas, dan berakhirlah debat ricuh ini. Tadinya Pahlevi dan Resya sedang tertidur, tapi mereka terganggu lalu menuju ke kamar Fayola.


Pahlevi mencoba melerai namun ia malah kena marah oleh Friska. Friska melarang Pahlevi dan Resya untuk keluar, Friska memerintah Pahlevi dan Resya menjadi saksi perdebatannya dengan Fayola. Aneh memang, namun mau bagaimana lagi. Pahlevi harus menurutinya jika tidak ingin tidur di teras rumah.


"Udah deh ma, fe---"

"Diem!" potong Friska dan Fayola bersamaan sembari menatap tajam Pahlevi.

Pahlevi terlonjak kaget, Resya ditempatnya hanya bisa menahan tawa melihat ekspresi yang ditunjukan papanya.

"Jangan ketawa." peringat Pahlevi.

Resya hanya mengedikan bahunya sambil menahan tawanya, sedangkan Pahlevi memberenggut kesal.

"Nurut sekali aja fe."

"Ih ma, fe itu gakpapa! Sumpahan gak boong. Lagian kan ada kak Resya, ada kak Devan, ada Lita, ada Rian juga. Kan fe punya banyak pelindung di sekolahan. Kalo mama masih khawatir ntar waktu istirahat, main aja ke sekolahan. Gitu kan enak, jadi Fayola tetep bisa sekolah tanpa bikin mama khawatir."ucap Fayola membuat mamanya menimang nimang.

Dear, Fayola (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang