PROLOG

314 55 30
                                    

Tak pernah terlintas sedikitpun dibenakku jika akan jatuh cinta padanya. Padahal dialah yang selama ini berada disampingku dan menemani hari-hariku. Si bandel dengan tatapan meneduhkan. Membuatku selalu nyaman tatkala ia menatapku dengan penuh kasih. Dia pernah mencintaiku. Dulu. Tapi dengan bodohnya kuabaikan perasaannya. Sekarang, ketika dia tak berada disisiku lagi, ketika dia sudah tidak memberikan perhatian-perhatian kecilnya lagi, ketika dia sudah tidak peduli lagi, dan ketika dia sudah sangat muak terhadapku. Aku menyadari satu hal yang sebenarnya sudah kurasakan bahkan jauh sebelum ia menyatakan cintanya. Pernyataan cinta yang ternyata adalah satu-satunya kata cinta yang diucapkannya bahkan dari sekian banyak gadis yang telah dipacarinya.

Aku mencintainya. Aku merindukannya. Mencoba melupakannya? Tentu saja sudah kucoba ribuan bahkan ratusan kali. Namun selalu gagal hanya karena tanpa sengaja menatap wajahnya. Lagi-lagi wajah yang teduh. Wajah yang sangat menawan. Pahatan terindah dari Tuhan yang pernah kutahu. Jika bisa, aku ingin ia seperti dulu. Mencintaiku. Tapi aku tahu, sorry it's too late. Semuanya sudah terlambat.

***

Haloo kenalkan aku author amatir yang mencoba menuangkan pikiran absurtnya disini 🤣
Sebenarnya cerita ini sudah terdiri dari beberapa part, namun karena dari segi cerita yang sangat tidak matang, aku memutuskan untuk merombak ceritanya dari awal.
Hope you like it guys 😉

Vote dan komen selalu ditungguuu 😎

Moment to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang