EMPAT

45 11 0
                                    

Gea POV

Setelah menjalani hukuman yang menyebalkan bersama Geo akhirnya aku diijinkan masuk kedalam kelas setelah melewatkan pelajaran pertama. Jujur saja aku sedari tadi tidak henti-hentinya memaki pada diri sendiri karena dengan sialnya hatiku masih berdebar tak jelas bahkan setelah semua yang telah dilakukannya padaku. Kemunculan Marteen pun hanya menambah kekesalanku saja.

Begitu aku sampai di kelasku, aku mendapat sambutan hangat dari teman sebangkuku.

"Geaaaaaaa," panggilnya sambil memelukku.

"Apa sih Sin, jangan lebay deh," biarpun aku berkata dengan nada tidak peduli, tapi aku senang karena ia selalu peduli padaku.

"Abisnya gue seneng, bentar lagi kan ulangan harian bahasa inggris," ucapnya dengan posisi masih memelukku. Ia kemudian memasang wajah tak berdosa yang membuatku memberikan tatapan sengit dan mengurai pelukannya dengan kesal.

"Ada maunya aja peluk-peluk," sungutku. Walaupun sebenarnya aku tak keberatan sama sekali membantu Sinta di ulangan harian nanti.

"Lo udah belajar buat ulangan harian susulan fisika lo nanti kan?" Tanya Sinta sambil menyipitkan matanya.

Spontan aku menepuk jidatku dan menatap Sinta horor sebelum menjawab jika aku benar-benar lupa memiliki ulangan harian susulan. Ketidaksukaanku pada fisika ditambah ketidakminatanku padanya membuatku semakin bodoh saja di bidang itu.

Sinta kemudian tersenyum dengan gaya iba yang dibuat-buat saat berkata, "Turut berduka ya gue."

"Sekali lagi lo pasang tampang gitu gue tabok lo."

***

Aku sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi padaku diruang Pak Harso--guru fisikaku. Seharusnya apapun yang terjadi saat itu aku tidak melewatkan ulangan harian sialan itu. Mengingat Sinta yang lumayan jago di fisika membuat hatiku bertambah muram saja.

Kupercepat langkahku menuju ruangan sialan itu dengan harapan aku akan menyelesaikan ulangan dengan cepat dan aku bisa mengisi perutku yang malang ini. Toh memperlambat langkah tak akan membuatku berubah jadi sejenius Einsten. Tuhan, mengapa otak hamba selalu mampet kalo urusan fisika?

Mataku melebar ketika aku mendorong pintu ruangan Pak Harso. Tidak, aku tidak kaget karena kepala botaknya. Aku menutupi keterkejutanku sebisa mungkin tatkala melihat laki-laki yang duduk di hadapan Pak Harso. Masih saja ia berhasil membuat jantungku bekerja berkali-kali lipat lebih cepat. Apa tidak cukup tadi pagi saja aku berurusan dengan cowok ini?

"Kamu datangnya cepat juga. Duduk disamping Geo dan kerjakan soal yang ada di meja. Jangan berisik."

Pak Harso kemudian keluar dan meninggalkan aku berdua dengan Geo. Aku kemudian mengambil bangku yang tersisa dan duduk untuk mengerjakan soal--yang tak lain dan tak bukan ialah disamping Geo. Dengan kecapatan ekstra kujawab soal-soal yang ada dihadapanku, yang kuyakini sebagian besar salah karena aku yang tidak jago fisika ditambah lagi ada Geo disampingku.

"Buru-buru banget ngerjainnya. Laper ya?" tanyanya dengan nada geli. Masih bisakah ia mengucapkan itu dengan senyum selebar itu? Nyatanya bisa.

Oh Tuhan. Aku sangat merindukannya.

"Ehm--iya," jawabku.

Setelah itu tak ada lagi percakapan yang terjadi. Situasi kembali hening hingga aku berdiri untuk mengumpulkan lembar jawaban ke meja guru. Aku tidak bisa berlama-lama disini. Situasi seperti ini sangat tidak baik untuk jantungku.

"Cepet banget," gumamnya seraya menatapku

"Ehm, iya kak." jawabku lagi. Kumohon jangan menatapku seperti itu. Aku segera mengalihkan tatapanku.

Mungkin ini terdengar lucu, nama panggilanku Gea dan nama panggilannya Geo. Seperti anak kembar saja.

"Kamu mau duluan?"

"Iya kak," untuk kesekian kalinya aku hanya menjawab 'ya' dari setiap pertanyaannya.

"Tunggu aku dikantin."

Sekarang aku berani untuk kembali menatapnya yang kemudian aku sesali karena perasaan rindu yang semakin meluap-luap saja.

"Mimpi sana!" Ucapku seraya meninggalkan ruangan terkutuk itu.

***

Hope you enjoy it guys 😊
Oh iya sekedar bilang aja kalo cerita ini baru aja ganti judul + cover. Di awal udah sempat aku singgung soal perombakan cerita. Jadinya judul + covernya sekalian aku ubah juga deh. Oh ya makasih covernya Julsarang_ 😄

Peluk cium selalu untuk kalian 😚 jgn lupa klik 🌟🌟🌟

Moment to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang