He asked me to switch our room

3.5K 320 0
                                    

Wonwoo menatap heran pada pemuda mungil yang kini berada di depan pintu dengan tas besar di punggungnya.

"Jihoon?"

Jihoon nyelonong masuk. Wonwoo menutup pintu sambil tetap menatap Jihoon dengan bingung.

"Kenapa?" Tanya Wonwoo.

"Tanya saja sama Mingyu," jawab Jihoon sambil mengedikkan bahunya tidak peduli dan mengambil buku pelajarannya.

"Kenapa?" Ulang Wonwoo lagi.

Jihoon diam sejenak, "Dia minta tukar kamar."

Wonwoo mengatupkan mulutnya, tidak bertanya lagi dan kembali melanjutkan makannya yang tadi tertunda. Sekejap kemudian rasa makanannya terasa hambar dan nafsu makannya hilang. Ia menaruh makan malamnya yang tinggal setengah dan pergi keluar untuk mencari udara.

Wonwoo menghirup udara malam untuk menahan rasa sesak di dadanya. Ia menahan matanya untuk tidak berair. Ia hirup udara lagi lalu memukul-mukul dadanya. Ia membuka mulutnya, menghirup udara lewat mulut lalu menghembuskannya.

Perlahan rasa sesak di dadanya hilang, tapi ia masih tidak bisa menahan kesedihannya.

Wonwoo tahu ini salahnya karena terlalu egois.

Selalu ingin dimengerti tapi tak ingin mengerti orang lain, terutama kekasihnya, coret, mantan kekasihnya.

Pada akhirnya Mingyu lelah dan lebih memilih untuk berpisah. Bahkan sekarang ia menjauhi Wonwoo.

Wonwoo tidak ingin menangis, tapi dijauhi oleh Mingyu adalah mimpi buruknya. Andai saja waktu bisa diputar, ia akan dengan senang hati untuk tidak egois dan bersikap lebih baik pada Mingyu, tapi andai tinggallah andai. Tidak ada kekuatan di luar akal sehat seperti memutar waktu kembali.

Wonwoo mendengus, melangkahkan kakinya yang terasa seperti jelly entah kemana.

.

.

.

.

Written by Coffey Milk

BELIEVE 🦊 Meanie [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang