AKU CUCU REVOLUSI, AKU ANAK REFORMASI (Bagian 4)
Sebuah fondasi terserak
Hanya mengeram berbalut serak
Ternampak akar serabut berkelindan
Mengerubuti dasar fondasi yang berserakAku mencoba melihat di ujung temaram
Mengintip dari balik sang kabut nan pekat
Benar saja apa kata firasat
Teronggok di tengah atol
Tidak jauh dari pantai
Hanya sekitar seratus hasta
Aku melihat dalam renungan
Renungan tentang sebuah epos
Epos tentang sebuah pencarian dasar senbuah negeri
Empat penjuru mata angin pun menghibaTentang sebuah negeri di bungkus selimut khatulistiwa
Nan permai
Nan masyur
Nan gemulai
Dalam iringan dinamika revolusiRevolusi ku seluas samuderagupta
Mengalir lebih panjang dari Gangga
Meliuk ditelan nafsu bangsanya sendiriMemang, sebuah revolusi yang terpotong oleh bangsanya sendiri
Revolusi itu kosong melompong
Laksana kepompong ditinggal larva
Aku mencium aroma penikungan
Aroma intervensi yang datang kembali untuk memerosotkan negeri
Merosot bagaikan buaya berjemur tanpa gigiAhhh tidak, revolusi ku belum selesai hanya sampai di sini
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Cucu Revolusi, Aku Anak Reformasi
PoetryDukung kami berkarya klik Vote ➡️ Coment ➡️ Share 🙏 Antologi puisi, tentang kehidupan, humanisme, tentang si Pandir yang pilon dan mendurhakai janjinya kepada sang awan.