Untuk Bapak Guru Yang Sedang Terbaring Sakit

35 0 0
                                    

Dulu. .
Gelak canda kami selalu mengelilingi engkau
Dulu. .
Celotehan dan obrolan polos kami selalu keluar saat engkau mengajar kami
Waktu itu seingat kami engkau mengajari dengan penuh pengabdian sebagai orang tua kedua di sekolah bagi kami

Debu musim panas mengepul pekat
Meliuk berputar dan sejurus kemudian menghilang
Terbang menyusup ke sela-sela selasar kantor guru
Tak luput pula teras ruang dan ruang kelas kami disambangi oleh debu

Serombongan siswa-siswa nampak bergerombol di tengah lapangan
Asyik mereka mengamati sosok seseorang yang berdiri tegak persis di tengah lapangan di samping net arena bola voli

Siang itu mata pelajaran Penjaskes dengan materi Lempar Lembing

"Anak-anak, pegang lembing ini seperti ini  (tampak sosok tegak tadi memperagakan genggaman tangan lengkap dengan istilah genggaman tersebut) dengan genggaman tangan kalian letakkan pada ikatan tali." .  .
Sosok tegak tadi nampak mengajari anak-anak yang asyik mengamati--tak sedikit pula yang mengantuk dan melamun membayangkan kekasih hati yang sedang belajar di ruang kelas (maklum cinta monyet ala anak SMP)

"Sebelum kalian melempar lembing ini, kalian harus memasang kuda-kuda dan bersiapa berlari. Tatap pandangan fokus ke depan dan lemparkan lembing ke depan dengan kuat dan pasti. Apakah semua jelas." . .
Kembali sosok tegak itu bertanya dan memperagak gerakan melempar lembing yang baik

"Kalau semua sudah jelas satu persatu maju urut absen untuk memperagakan lempar lembing. Absen pertama maju. . " . . Demikianlah sosok tegak tadi mengajari kami anak-anak muridnya berolahraga lempar lembing.

Amboiiii tak terkira betapa bahagianya kami anak-anak yang polos diajari berolahraga lempar lembing
Laksana pasukan tempur jaman peperangan dulu kami mengikuti penjelasan dari bapak guru. .
Genggam lembing dengan yakin. .
Pasang kuda-kuda. .
Berlari, dan wuszzzzzz. .
Tepat lembing itu menancap
Tak sedikit lembing yang linglung rebah bersimbah debu

Itu semua terjadi lebih dari sepuluh tahun yang lalu

Sekarang engkau terbaring lemah karena sakit
Mata engkau masih memancar walaupun suara serak

Bapak guru, ijinkan anak-anak murid engkau membalas ribuan ilmu dan kasih sayang seorang guru yang pernah engkau berikan

Pekalongan, 14 September 2020

Aku Cucu Revolusi, Aku Anak ReformasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang