"kakkk, jalan yuk" seru Jaemin, membuat seluruh anak di koridor kini melihatku
Na Jaemin, dia juniorku. Anaknya sangat ceria dan manis, semua orang suka padanya karena kepribadiannya yang hangat itu,
-oh jangan lupa dia juga tampan, membuat nilai plus untuk dirinya
Tentu aku saat ini malu karenanya sekarang banyak mata yang ingin memakanku hidup-hidup
"Aku masih ada tugas dari Pak Tri, kapan-kapan aja ya jalannya" tolakku halus
"Yaudah kak aku temenin nugas yuk, di cafe deket rumah kakak aja. Aku juga bisa sambil ngerjain tugas Mba Sharry" Jaemin langsung menarik tanganku tanpa persetujuanku
Sebenarnya Jaemin selalu begini, entah kenapa dia sangat suka menempel denganku, mau aku kemana dan mau ngapain dia selalu menemaniku
Awal pertemuanku saat Jaemin ospek
Bukan, aku bukan anak BEM yang membina maba atau anak panitia ospek, saat ospek berjalan, aku hanya mengantar makanan temanku titipkan kepadaku. Namun saat aku ingin mengantarkan aku melihat dia sendirian dan terlihat bingung
"Kenapa kamu?"
"E- eh kak maaf saya terlambat. Saya tidak tahu harus ke kelas mana?" Wajahnya terlihat takut
Lalu kulihat nametagnya ' Na Jaemin'
"Na Jaemin ya, jurusan apa kamu?"
"Saya hubungan internasional kak"
Karena berhubung aku tahu dimana kelasnya karena temanku yang menjadi pembina maba jurusanku aku antar dia. Aku cuman membantu dia beralasan, supaya dia tidak kena marah
semenjak itu, ketika kuliah dimulai aku selalu bertemu dia dan dia pasti selalu menyapaku dengan muka cerianya. Dan entah dari kapan dia selalu mengekoriku kemana-mana, bahkan ia tahu semua jadwal kuliahku.
Bukannya risih selalu ditempeli olehnya, meskipun begitu dia sangat sopan kepadaku, hanya saja aku tidak mau terlalu terpesona olehnya, bagaimana bisa kamu menolak persona dari seorang Na Jaemin?
Masalahnya, dia sangat lah terkenal di jurusan, bahkan anak dari jurusan lain suka genit kepadanya. Bisa dibilang, terlalu tinggi anganku jika aku berharap dia memiliki perasaan yang sama denganku.
Sesampai di cafe aku langsung membuka laptopku dan membaca beberapa referensi untuk bahan tulisanku, sedangkan jaemin sibuk memesan di kasir.
Kemudian Jaemin kembali dengan segelas es coklat kesukaanku dan segelas es americano kesukaannya. Jaemin tahu aku tidak bisa meminum kopi, dan setiap aku di cafe semacam coffee shop seperti ini pasti aku akan memesan es coklat.
"Ini espressonya berapa shot jaem?" Tanyaku curiga tanpa melepaskan mataku dari laptop
"Reguler kok, kak. Kan aku udah janji ngurangin kopinya" cengirnya, aku melirik dia sekilas untuk mengecek apakah ia benar-benar jujur atau tidak
"Kalau ga percaya tanya mba nya deh, aku ga bohong kok"
"Hmm oke, aku percaya" kemudian aku larut pada bacaanku
Setelah beberapa saat aku menyadari bahwa Jaemin hanya sibuk memperhatikanku, anak ini memang sengaja ya membuatku jatuh hati padanya?
"Jae, katanya mau ngerjain tugas mba Sharry? Kok malah ngeliatin sih"
Ia tersenyum manis
Oh Tuhan boleh saya bawa pulang ga Jaemin?
"Hehehe, aku bohong kak, aku gaada tugas. Aku cuman pengen sama kakak aja"
Aku mendengus, kemudian mengacak rambutnya, "dasar bocah nakal"
Kemudian dia memegang tanganku dan menyingkirkannya dari kepalanya, tatapannya menjadi tajam
"Emang aku keliatan bocah ya kak di mata kakak? Tanyanya serius
"H-hah? Ya, iya emang kamu mau aku anggep apa?" Ucapku kelabakan, selama aku kenal Jaemin, dia belum pernah seserius ini dan setajam ini tatapannya
Kemudian dia mendekatkan wajahnya ke arahku, "aku maunya dianggap kekasih kakak"
Mukaku langsung memerah,
Sialan kau Na Jaemin, ini gimana aku bisa fokus ke tugasku sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT IMAGINE
Fanfiction"aku maunya dianggap kekasih kakak" "udah gausah manyun kaya gitu, kalo bukan di area kampus udah aku cium tu bibir" "Lee Taeyong dalam hitungan ketiga, kamu akan memelukku. Satu....dua....tiga"