14

699 62 17
                                    

~6 minggu setelah ulang tahun tin ~

Hari ini adalah genap 6 minggu sejak perayaan ulang tahun tin. Yang artinya 6 minggu tin menghilang, 5 minggu nyonya medhtanan tinggal dikediaman keluarga can, dan 2 minggu sebelum ulang tahun can ke 23.

Keluarga medhtanan terlihat baik baik saja dari luar namun berantakan didalam. Setiap hari tuan medhtanan tenggelam dalam pekerjaan untuk menutupi kehawatirannya. Dia tidak ingin terlihat lemah dan rapuh tanpa istrinya. Suatu ketika sekitar 3 hari silam, tuan medhtanan mendapati informasi bahwa nyonya medhtanan berada di cafe di kawasan sederhana. Dengan cepat tuan medhtanan berangkat ke lokasi tersebut, dia berharap sesampainya dia disana, dia bisa minta maaf dan membawa pulang istrinya.

"Apa dia benar istriku?". Itu yang ada dibenak tuan medhtanan. Nyonya medhtanan duduk dimeja sederhana dengan muatan 4 orang sambil mengesap teh nya. Dia duduk bersama beberapa wanita sebayanya, tuan medhtanan mengenal siapa ketiga perempuan yang bersama istrinya. Perempuan perempuan itu adalah ibu pete sahabat tin, ibu ae kekasih pete, dan ..........ibu can. Mereka tertawa dan bercanda bersama, seakan mereka adalah sahabat lama.

"Mengapa istriku bersama dengan ibu dari anak gembel itu?". Tuan medhtanan mengambil langkah berat dan menghampiri meja itu. Tawa mereka berhenti digantikan kesunyian. Ibu can yang merasa berada di posisi salah bersiap beranjak pergi namun tangannya ditahan oleh nyonya medhtanan. "Tetaplah disini, kalian bisa melanjutkan yang tadi. Aku akan permisi sebentar".

Lama tidak bertemu memberikan suasana canggung kepada pasangan suami istri itu. Tuan medhtanan bertanya mengapa istrinya bersama dengan orang yang seharusnya mereka hindari namun nyonya medhtanan tidak berkenan menjawab pertanyaan itu dan hanya merespon dengan senyuman pahit.

"Aku sudah bertemu dengan tin".  Mereka saling diam, akhirnya nyonya medhtanan mengeluarkan suara.

"Dimana dia tinggal? Apa dia bersama dengan....". Tuan medhtanan mengakhiri pertanyaan dengan cara yang sangat aneh. Dia tidak ingin menyebut nama can, tapi dia juga tidak ingin berkelahi lagi dengan istrinya hanya karena memanggil can dengan sebutan 'anak gembel'.

"Tidak. Aku tidak tau dimana tin tinggal, tapi aku tau dia sedang mencoba memperbaiki hubungannya dengan can". Nyonya medhtanan mengalihkan perhatiannya ke arah ibu can yang terlihat gusar memperhatikannya. Mungkin dia khawatir. "Apa kau tau? Aku merasa nyaman tinggal bersama mereka? Hey ..., jangan memasang ekspresi kaget seperti itu. Hahaha, jadi kau selama ini tidak tau aku tinggal dirumah can? Ya, aku tinggal disana selama ini, can membawaku kerumahnya ketika aku pingsan di bar. Can tidak mengingat siapa aku saat itu, aneh bukan? Can pernah mengalami depresi berat setelah memutuskan hubungannya dengan tin, mungkin can tidak mengingatku karena efek obat dan terapinya. Selama ini kita melakukan segala cara agar tin dan can berpisah, kita bahkan menyakiti can dan keluarganya karena takut mereka berniat buruk pada tin. Maksudku, apa specialnya can dengan lainnya? Diluar sana banyak gadis dan pria yang lebih manis dan imut dari can, kenapa harus can? Semua usaha yang kita lakukan hanya menyiksa tin dan ..... menyiksa diri kita sendiri. Aku tersiksa melihat anakku hidupnya bagai ingin mati tanpa can, aku takut melihat mu yang semakin hari semakin menjadi sosok yang sangat buruk, aku merasa buruk menyadari semua yang sudah kita lakukan dan korbankan demi menekan satu orang. Kau tau? Semenjak can berpisah dengan tin, can manjadi sosok yang lebih baik. Dia semakin ceria, karirnya menanjak, bahkan dia di sayang semua orang. Semua orang menginginkannya ketika kita menyingkirkannya. Hatiku gusar melihat kenyataan can sudah tidak menginginkan tin, hatiku sakit melihatnya disayang dan dimanja oleh keluarga lain, seharusnya......, seharusnya itu adalah posisiku menyayangi dan memanjakannya! Bukan yang lain".

Bulir bulir air mata jatuh dari kedua mata indah nyonya medhtanan. Dia memalingkan wajahnya kebawah tidak ingin dilihat oleh sang suami. Ini adalah pertama kalinya dia jujur tentang isi hatinya mengenai can, bahkan ibu can sendiri tidak pernah tau dan menanyakan pendapat nyonya medhtanan mengenai can, ibu can benar benar menganggap nyonya medhtanan sebagai sahabat baru, tidak lebih.

Our Sin (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang