Kini sudah 13 hari semenjak penolakkan can terhadap tin. Ketakutan nyonya medhtanan akhirnya menjadi kenyataan. Can tidak lagi menginginkan anak bungsunya. Satu kesalahan besar yang dilakukan keluarga mendhtanan dulu ternyata sudah menjadi clue terbesar bagi can bahwa dia dan tin tidak diciptakan untuk menjadi sepasang kekasih.
Diluar dugaan nyonya dan tuan medhtanan, tin tidak terlalu terpukul dengan penolakan can.
Dihari ketika can menolak dan pergi keluar dari kediaman medhtanan tin benar benar shock dan kecewa. Tin tidak ingin diganggu siapa pun. Berdiam diri dikamar seharian dan tidak merespon panggilan dari luar kamarnya. Tidak ada yang berani memaksa masuk ke dalam meskipun kedua orang tuanya sangat khawatir.
Hingga dihari ketiga pintu kamar tin didobrak oleh kakak laki lakinya yang muak dengan suasana tegang dirumahanya.
"Bukan kah semua orang dirumah ini sangat konyol? Jika kalian sebegitu khawatirnya pada tin yang sudah tidak keluar kamar selama 3 hari, kenapa kalian tidak membuka paksa pintunya?!".
Tul kakak laki laki tin jauh jauh datang dari inggris hanya karena mendengar tangisan kesedihan ibu nya. Dan kini yang dihadapinya hanya keadaan dimana mereka tidak berani membuka kamar tin.
"Tin! Bangun dan keluar dari kamar ini! Tin......!!!. Jangan seperti ini!".
Ketika pintu terbuka apa yang didapatkan Tul adalah tin yang sedang tidur dengan nyenyak di kasur nya. Sedikit terbersit pikiran buruk melihat tin yang tidur sangat tenang dan nyaman. 'Shit..! Dia tidak mati kan?'.
Tuan medhtanan berlari panik ke kasur tin memastikan anaknya baik baik saja. Wajah panik terlukis jelas diwajahnya.
"Tin.... tin... bangun nak!!,". Tuan medhtanan menarik selimut tin dan menepuk nepuk pipi tin.
'Tsk! Sedang apa kalian dikamar ku! Keluar!!". Tin mengkerutkan wajahnya tidak suka tidur nyenyak nya diganggu.
"Oh tuhan! Tin...., kau baik baik saja kan nak? Kau ...kau... tidak......". Tuan medhtanan menghela nafas legah melihat respon normal dari tin. Dia meraba wajah tin yang terlihat agak kurus.
"Apa apaan kalian ini! Jangan membuat keributan! Keluar sekarang juga". Tin menepis tangan ayah nya pelan. Dia benar benar tidak suka keributan dikamarnya ini.
"Tin! Jaga sikap mu! Kau tau? Semua orang dirumah ini khawatir padamu! Kau tidak keluar kamar mu selama 3 hari! Semua takut kau mati bunuh diri dikamar anak sialan!". Tul sangat kesal melihat kelakuan adik nya ini.
"Aku? Mati bunuh diri?"
"Dan membiarkan can bersama dengan orang lain?! Bermimpi saja! Itu tidak akan terjadi!".
"Aku hanya akan mati jika sudah waktunya. Dan sekarang bukan waktu yang tepat. Dan tidak karena bunuh diri. Aku tidak akan mati karena penolakkan can! Tidak ketika dia masih sangat mencintai ku, dan tidak tanpa ada usaha. Sekarang kalian keluar!". Tin benar benar membuat mereka tercengang. Mereka lupa tin adalah anak yang keras kepala dan tebal muka."Tin! Setidaknya keluar dan kita bicara bersama sama". Tul benar benar tidak kuasa melihat kelakuan adiknya ini.
"Shit tul! Kenapa kalian sangat suka menginvasi urusan ku?! Bahkan untuk melewati masa masa patah hati sendirian pun aku tidak bisa?!".
Baiklah tin ada benarnya! Mereka keluar dari kamar tin dan membiarkan nya menikmati masa masa patah hati nya.
Besok adalah ulang tahun can dan tin tau bahwa can besok akan pergi ke luar negeri menemani phu dan bertemu keluarga besarnya.
Tidak masalah!
Itu bukanlah masalah besar!
Tin sangat tau bahwa can hanya mencintainya. Can hanya akan menemani anak anjing kurang etika itu sampai urusannya selesai. Yah .....itu pun jika can 'bisa pergi' kan?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~Tin pov~
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sin (End)
ФэнтезиDosa dimasa lalu yang mereka lakukan menghasilkan hukuman yang tidak ada hentinya terulang dimasa depan.