. . ✺ . .
"Saya butuh kalimat motivasi, bukan ucapan terima kasih." Aroma rumput halaman yang baru terpotong merangkak keluar dari tubuh tegap yang terpajang di depan. Tangan pemuda itu mencekik stang sepeda polygon, tren serta peninggalan tahun sembilan delapan.
Panasea mengedipkan netra. Kepalanya kembali terbungkus kertas tanya tiap Sabana mendayung kata. "Maksudnya, Kak?"
"Saya capek hidup. Karena saya pikir hidup saya nggak berguna. Tapi kalau mati, saya belum berani. Saya bukan orang baik." Sabana mengudarakan sebuah alasan, supaya menjejak kesan elegan meski tetap menyedihkan. Dia memang belum berani mati, tapi kalau soal percobaan bunuh diri, Sabana sudah punya pengalaman- satu kali.
"Kenapa Kakak minta motivasi ke aku? Kita kan ......... nggak saling kenal. Orang asing." Pertanyaan Sea masih berlanjut. Lirih, bak debur ombak saat air laut sedang surut.
"Kalau begitu, ayo kita kenalan. Saya Sabana." Pemuda itu menahan kalimat yang nyaris lepas landas dari kerongkongan. Setelah angin membasuh tubuh mereka, dia melanjutkan. "tapi kalau kamu mau panggil saya Birumaji, saya nggak keberatan. Panggil saya siapa saja asal kamu nyaman."
Benak Sea tunggang-langgang menulis simpulan. Noda merah semu menetes di pipi kiri dan kanan. Ternyata, pemuda ini menyimpan ingatan minggu lalu dengan baik, ya?
Mungkin kalau tumpukan toples kaca di sudut kamar penghuninya masih bernyawa, mereka akan berebut jam terbang di perut Sea. Semesta, apa semua ini terkesan buru-buru jika Panasea menenun nama pemuda itu di dalam glosarium cerita miliknya?
Sabana : manusia hiperbola yang ditata dengan sederhana.
. . ✺ . .
L A K O N :
[ jadwal terbang
selanjutnya ] :
-Tanggal sebelas,
b u l a n sebelas.[ p e s a n ] :
Hai, ini Hana. Mungkin,
kalian bertanya-tanya-
perihal "Maksudnya apa?"
Ini adalah g a b u n g a n
semesta dari Biru dan Puan.
Mengejutkan, ya? Pasti.
Dan mungkin, kalian punya
tiga pertanyaan. Atau tidak
sama sekali, karena baru
berjumpa dengan Hana?Aku rasa, kalian hanya perlu
menyimpan pertanyaan itu.
Sea dan Bana akan menjawab
benang tanya yang semrawut
di benak kalian. Jadi, mau-
bagaimana? Ingin dilanjutkan?
Atau kembali ke semesta lama?
Ayo sama-sama buat keputusan.Dirajut o l e h
DE-HANA, 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
11 HOURS : BIRUMAJI
Ficción General"Sebelas jam itu surga bagi Panasea. Hanya saja, tiga belas jam sisanya bukan neraka, tapi tanah gersang tak bernyawa."