Tiga hal yang Karenina sukai dalam hidup; cinta yang tulus, persahabatan dan kejujuran. Karenina selalu memegang tiga hal yang disukainya itu dalam menjalani hidup. Dia teramat benci berhubungan dengan kebohongan, cinta yang palsu dan permusuhan. Tapi takdir memberikannya pilihan yang sangat dibenci Karenina. Yaitu, menikah dengan Evan. Pria yang setengah mati membenci keluarganya. Semua berawal dari sebuah kesalahan yang dilakukan kakak Karenina—Shopia. Shopia telah menghancurkan hati kakak Evan hingga membuat pria itu mati bunuh diri. Evan sangat menyayangi kakaknya, dan dia bersumpah akan membuat Shopia, adiknya dan semua keluarganya sengsara. Evan sudah membunuh ayah Karenina dan Shopia secara tidak langsung dengan permainan liciknya dalam bisnis. Perusahaan ayah Karenina gulung tikar. Dan sekarang Karenina yang sempat mengecap bangku kuliah tidak bisa meneruskannya padahal dia sudah sampai semester 6. Tinggal dua semester lagi. Dan ya, Karenina sekarang bekerja sebagai penjaga toko bunga. Lalu, Evan datang meminangnya dengan ancaman akan membuat ibunya mati seperti sang ayah. Dan entah bagaimana dia mau setelah perundingan yang alot terjadi di antara dirinya dan Evan.
"Aku tak pernah mau menikah dengan pria semacam Evan, Shop." Karenina menatap hampa Shopia yang baru muncul setelah mendengar adiknya menikah dengan Evan.
"Ya, aku tahu. Ma'af, aku tidak bisa menjadi kakak yang baik. Aku telah membuat kalian sengsara dengan kelakuanku." Matanya berkaca-kaca. Dengan susah payah Shopia berusaha menahan air mata yang sedari tadi mencoba mendobrak pertahanannya. Hujan di luar semakin deras.
Shopia sengaja menghilang sejak kakak Evan meninggal. Dia tahu Evan akan memburunya dan Shopia hanya memikirkan dirinya sendiri dibandingkan keluarganya. Sekarang, Karenina menyandang gelar Nyonya Evan Rangga Wijaya. Pria dingin yang jahat. Dia memang mirip iblis dengan semua ambisinya. Sejak kecil Evan selalu mendapatkan apa pun yang diinginkan. Semua orang tunduk padanya. Tunduk pada kekuasaannya.
"Bagaimana keadaan ibu?" tanya Shopia mendongak berusaha agar air matanya tidak jatuh.
"Ibu baik. Dia selalu mengkhawatirkanmu." jawab Karenina merapatkan kardigan cokelat pada tubuhnya yang semakin dingin.
"Titip ibu ya." Shopia menyodorkan amplop di atas meja. Dia angkat pantat dan melesat pergi meninggalkan Karenina yang semakin menggigil karena hujan di luar sana terus membesar.
Sebelum Karenina bangkit dari kursi kayu jati, dia memasukkan amplop cokelat dari Shopia ke dalam tasnya. Dia keluar dari kafe dengan membawa payung hitam. Karenina masih 21 tahun saat memutuskan untuk putus kuliah. Selama dua tahun dia bekerja di Toko Bunga Choco D'Florist. Evan datang dengan aura kegelapannya dan meminta Karenina menikah dengannya atau Evan akan membuat ibu dan kakaknya lebih sengsara lagi. Karenina tahu kalau Evan ingin membuatnya sengsara dengan pernikahan ini.
Karenina dan Evan tinggal di sebuah rumah mewah yang memiliki jarak puluhan kilometer dengan rumah-rumah lainnya. Rumah dengan berbagai macam fasilitas yang dibuat Evan agar Karenina tidak pernah pergi kemana pun. Dia mengurung Karenina seakan Karenina adalah tawanannya. Evan juga tidak mengizinkan adanya asisten rumah tangga atau apa pun. Rumah mewah itu hanya diisi oleh dirinya dan Karenina.
Karenina membuka pintu rumahnya dengan keterkejutan yang tidak bisa ditutupi.
Evan duduk dengan sebelah kaki terangkat ke atas. Kedua tangannya bersilang di perut. Menatap Karenina dengan tatapan yang selalu membuat Karenina ngeri.
"Darimana?" tanya Evan.
Karenina menelan ludah. "Aku tadi beli sesuatu."
Sebelah alis Evan terangkat tinggi. "Apa?"
"Kopi. Aku minum di luar." Karenina memasuki rumah dengan mengabaikan tatapan Evan.
Evan menatapnya tajam. Semakin abai Karenina padanya, Evan akan semakin menatapnya dengan tajam. Terlalu tajam hingga mampu menusuk hati Karenina.
"Kamu keluar dan tidak memberitahuku?" Evan bangkit menghampiri Karenina.
Perlahan Karenina menatap mata setajam elang itu. "Kenapa aku harus selalu bilang padamu setiap kali aku pergi. Aku hanya pergi sebentar." Karenina mengatakannya dengan nada rendah.
Evan menjulurkan lehernya hingga dia hanya berjarak beberapa senti dari wajah polos Karenina. "Kamu menantangku?" tanyanya dengan napas bau alkohol yang manis. Karenina tidak suka alkohol tapi bau alkohol yang keluar dari napas Evan entah bagaimana membuatnya menyukai bau itu. Manis dan menyengat.
"Tidak, Evan." Karenina menggeleng.
"Kamu ingin melawanku, Karenina."
Karenina kembali menggeleng. "Tidak."
Jika dia berani melawan Evan, maka kematian ibu dan kakaknya tinggal menunggu waktu saja. Tentu saja Evan bisa menyewa pembunuh bayaran yang mampu melakukan pembunuhan secara bersih. Karenina bertahan dengan kesengsaraannya demi ibu dan kakaknya. Hanya mereka berdua. Karenina merelakan semua kebahagiaannya agar bisa menyelamatkan ibu dan kakaknya setelah kematian ayahnya. Karenina sadar kalau Evan memiliki kekuasaan dengan harta yang dimilikinya. Dan jangan lupa paman Evan adalah petinggi salah satu partai sekaligus pejabat negara yang berkuasa.
"Bagus! Sekarang siapkan aku air hangat untuk mandi." titah Evan layaknya seorang pangeran yang menyuruh pelayannya.
***
Halo, kalau kalian baca cerita ini dan menyukainya add ke library ya dan jangan lupa tinggalkan komentarnya. So, thank you so much ^^
Repost #4 Agustus 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped By The Devil
RomanceAdult Romance✓ Karenina terpaksa menikah dengan pria dingin bernama Evan karena ancaman Pria itu. Dia membenci Karenina dan keluarganya akibat kematian sang kakak yang memilih mati bunuh diri karena patah hati terhadap Shopia--kakak Karenina. Dia be...