Evans memuntahkan daging sapi panggang buatan Karenina. "Kamu mau meracuniku?" tanyanya tajam.
Karenina tidak heran dengan apa yang sering dilakukan Evan. Meremehkan makanan buatannya dan terkadang memuntahkannya seakan di luar sana tidak ada orang yang kelaparan.
Karenina hanya menatap Evan tanpa berkomentar.
"Siapkan jas dan tasku." titah Evan.
Pria itu melewati Karenina begitu saja.
Dengan berjalan cepat Karenina memberikan tas dan jas kepada Evan yang sudah duduk di dalam mobil.
"Jangan kemana-mana." kata Evan dengan nada ancaman.
Evan menatap Karenina dengan tatapannya yang khas. Tajam dan dingin. Selalu begitu. Dan Karenina selalu menatap Evan dengan tatapan yang patuh meskipun dalam hati dia memberontak.
Pernah terbesit dalam pikiran Karenina untuk membunuh Evan. Memasukkan racun dalam minumannya dan membuat pria itu mati seketika. Tapi dia tahu itu hanya akan membuat dirinya makin hancur dengan label seorang pembunuh.
Satu-satunya jalan mungkin dengan menunggu sebuah keajaiban datang. Keajaiban yang membuatnya terlepas dari Evan. Terlepas dari jerat iblis yang diciptakan Evan.
Karenina teringat akan ucapan seorang temannya di toko bunga Choco D'Florist. Pertama kali Karenina bertemu dengan Evan adalah di toko bunga Choco D'Florist. Karenina ingat pertama kalinya pria itu datang mengenakan mobil mewah buatan Eropa. Dia datang dengan segala pesonanya yang selalu berhasil membuat para wanita terpukau.
"Ada bunga lilly putih?" tanya Evan pada Karenina. Saat itu Karenina meyakini Evan belum mengenalnya sebagai adik Shopia dan kakaknya belum meninggal.
"Ada." ujar Karenina dengan senyum ramah.
Karenina tahu pria di hadapannya itu menjadi pusat perhatian para karyawan toko dan beberapa pengunjung yang mengenal keluarga Wijaya.
"Itu, lho, yang punya bisnisnya ada dimana-mana."
"Ganteng banget, ya."
"Pemilik salah satu perusahaan top di Indonesia."
"Sudah menikah belum ya?"
Itu hanya segelintir kalimat bisik-bisik yang tak sengaja didengar Karenina.
"Mau yang mana?" tanya Karenina ramah ketika Evan sampai di tempat khusus bunga lilly. Di sana dipenuhi berbagai macam bunga yang segar. Terkadang Karenina merindukan bau bunga-bunga di tempat kerjanya. Bau yang selalu mengarah pada keindahan.
"Bunga lilly putih melambangkan sesuatu yang bersih dan suci." kata Karenina kala itu.
Evan menoleh tanpa berkomentar.
"Kalau bunga lilly kuning melambangkan perasaan bahagia. Lilly merah dilambangkan sebagai kemakmuran dan kekayaan—"
"Saya hanya mau membeli bunga lilly warna putih." Potong Evan dingin.
Ada keheningan yang kaku antara Karenina dan Evan.
Dan setelah kepergian pria yang tidak sekalipun tersenyum itu, Sonya, teman Karenina di Choco D'Florist memberitahu fakta tentang pria dingin yang sama sekali tidak membuat Karenina berminat.
"Dia itu memang begitu orangnya, Karen." hanya Sonya yang memanggil Karenina dengan panggilan Karen.
"Dingin, tertutup dan tidak centil. Karena itulah banyak wanita suka dengannya." Sonya meletakkan buket bunga mawar merah di atas meja kasir. "Katanya, Cuma dia yang nolak cewek secantik Abigail."
Dahi Karenina mengernyit. "Abigail itu siapa?" tanyanya polos.
"Ya ampun, kamu tidak mengenal Abigail?" mata Sonya membelalak.
Karenina menggeleng tenang.
"Abigail itu super model sekaligus aktris yang pernah berkarir di Amerika—katanya sih." Sonya bercerita dengan ekspresi 'wah' meskipun kebenaran ceritanya perlu dipertanyakan.
Karenina merasa apa yang diceritakan Sonya tidak penting. Baginya, mengetahui urusan pribadi orang lain itu melanggar aturan hukum tak tertulis. Dan Karenina tak penah penasaran dengan Evan ataupun Abigail. Dia bahkan jarang membuka akun medsosnya. Dia merasa lebih damai tanpa membuka akun medsos yang isinya hanyalah orang-orang yang berusaha memamerkan segala hal yang membuatnya inferior.
Karenina hanya ingin fokus pada masa depan yang dirancangnya. Dia menabung lima ratus ribu rupiah per bulan demi masa depannya nanti. Dia dan ibunya sudah tidak memiliki apa-apa lagi ketika perusahaan ayahnya bangkrut. Dia hanya memiliki rumah tua yang sudah bobrok. Rumah tua yang dibeli Shopia secara diam-diam untuk mereka karena rumahnya yang bergaya American style disita pihak bank. Semua hilang. Semua yang dimilikinya lenyap. Tapi itu tidak membuat Karenina bersedih terlalu lama. Dia harus bangkit untuk menjalani hidup. Bekerja dan membahagiakan ibunya.
Karenina tak pernah menyangka kalau dia akan menikah dengan Evan—iblis berwujud manusia.
***
Pendek ya, okedeh ntar aku panjangin xoxo^^
Pilih Cover buat TBD dong. Pilih yang kalian suka ya, Terima kasih :* ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped By The Devil
RomanceAdult Romance✓ Karenina terpaksa menikah dengan pria dingin bernama Evan karena ancaman Pria itu. Dia membenci Karenina dan keluarganya akibat kematian sang kakak yang memilih mati bunuh diri karena patah hati terhadap Shopia--kakak Karenina. Dia be...