Sekarang sudah menjelang malam hari, untung saja di apartemennya tidak ada kerusakan apapun, bisa-bisa ia harus mengganti furnitur apartemen itu dengan harga yang tidak murah. Namun, sampai saat ini, Lev, belum juga terbangun dari tidurnya. Awalnya ia sempat khawatir, tapi Yaku rasa dia baik-baik saja.
Yah, rasanya dirinya masih belum bisa percaya atas apa yang terjadi padanya, tapi mau bagaimana lagi? Ia selalu berusaha meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja, hidupnya akan kembali seperti semula. Dengan kehidupan normal, pergi ke sekolah, latihan voli, memasak, mencuci, dan sebagainya. Toh kontraknya akan habis sebentar lagi.
Ia tersenyum, dengan kejadian ini, dirinya jadi sedikit percaya oleh hal-hal supranatural seperti manusia yang berubah menjadi kucing, atau sebaliknya.
Kini ia melirik kearah jam, sudah waktunya untuk membeli bahan makan malam. Malam ini, dia tidak mau untuk makan mie lagi, dan untung saja ia baru mendapat kiriman uang dari pamannya. Dia memutuskan untuk membawa Lev bersamanya, bagaimana pun, mereka berdua tidak boleh sampai terpisah jauh, itulah peringatan yang didengarnya dari Lev.
Ia memakai jaket, dan memasukkan Lev kedalam kantungnya dan mengunci apartemennya.
xXServillianceXx
"Nggh ..."
Pandangan Yaku teralih sejenak, ia melirik kearah sakunya. "Kau sudah bangun? Lama sekali kau tidur," Ucap Yaku, Lev hanya menggumam kecil. "Jam berapa ini?" tanyanya.
"Jam delapan, dua jam lagi kontrak kita akan terhapus,"
Lev mengangguk ringan, matanya masih berat. Tidak disangka menggunakan form manusia akan menggunakan kekuatan yang banyak. Kini, kekuatannya habis, kekuatannya yang terakhir adalah tetesan darah Yaku kemarin malam.
"Setelah ini, kau mau kemana?" tanya Yaku, Lev terdiam. "Tidak tahu, hidup saja seperti kucing-kucing lainnya, bedanya aku takkan mati dan tak butuh makan," Lev menguap bosan. Mendengar penjelasan itu, Yaku menautkan alisnya, "Apa kau benar-benar tidak bisa memakan makanan manusia?"
"Tidak juga, 300 tahun yang lalu, aku memakan makanan itu dengan majikanku terdahulu, ternyata enak juga,"
"Lalu, kenapa sekarang tidak?" tanya Yaku. Lev menatap Yaku intens, "Karena pada saat itu aku mempunyai majikan tetap, yang bersedia memberikanku darahnya. Memakan makanan manusia itu memakan energi, lebih baik aku tidak makan apapun, energiku takkan terkuras."
Yaku mengangguk mengerti, rasanya ia merasa bersalah juga. "Maafkan aku, aku tidak bisa membantu banyak ..." ucap Yaku, Lev mengangguk mengerti. "Tidak apa-apa, lagipula kau hanya teth."
"Teth—"
Saat hendak melanjutkan kalimatnya, seseorang menabraknya. Bahan-bahan yang ada didekapannya jatuh ke lantai, Yaku panik dan segera memungutnya. "Maaf ...." Ucap lelaki itu, Yaku mendongak, lalu menggeleng. "Tidak apa-apa ...."
Jika Yaku lihat, laki-laki itu ekspresinya sangat datar, dan dia berambut spiky, dia juga cukup tinggi, terpaut 15-20cm dengannya. Tanpa Yaku sadari, sekelilingnya menjadi gelap, melihat hal itu, mata zamrud Lev terbuka lebar-lebar. "YAKU, LARI SEKARANG JUGA!"
Yaku berkedip, "E-eh?" Namun terlambat, kini ia sudah berada di tempat lain, yang pastinya sangat asing. Hanya ada kegelapan dan sesuatu yang cair dan berwarna merah.
Apakah itu ... darah?
Yaku mulai panik dan kebingungan, 'Hal supranatural apalagi ini?' batinnya. Lev sudah keluar dari saku milik Yaku dan berdiri di bahunya, pandangan matanya menajam, ia melihat ke segala arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Servilliance : Story Between A Demon And A Witch (Haikyuu!! FF) ✔
Fanfiction"Aku ini manusia biasa, tidak lebih, tidak kurang." Entah sudah berapa kali aku berkata demikian, berusaha meyakinkan diriku sendiri akan hal itu, namun nyatanya, aku hanyalah membohongi diriku sendiri. Semua yang ada di depan mataku ini nyata, mul...