Kuroo dan Akaashi menutup pintu ruangan Kuroo dengan perlahan, wajah mereka tampak serius. "Ya ... bisa saja dia itu penyihir alpha. Tapi bagaimana caranya memasukkannya ke asrama ini? Kau mau meyakinkan kepala sekolah?" Tanya Akaashi, Kuroo berdehem pelan, "Begitulah."
"Kau bercanda? Kau tahu seperti apa kepala sekolah-"
"Kau lupa, siapa aku?" Kuroo berjalan santai beberapa langkah kedepan, lalu berbalik menghadap Akaashi. "Aku Kuroo Tetsuroo, murid nomor satu di sekolah ini. Dan kau tahu kalau gelarku ini bukan hanya omong kosong biasa, kan?"
Akaashi menghela napas, "Aku tahu, tolong berhenti menyombongkan dirimu, Kuroo-san,"
Kuroo tersenyum tipis, "Itu bukan menyombongkan diri, ini kenyataannya."
Ya, sudah dipastikan. Besok, Kuroo akan menemui kepala sekolah Acherona, untuk menjadikan Yaku sebagai murid disini. Akaashi sendiri hanya bisa diam, 'Jarang sekali Kuroo-san mau merepotkan dirinya untuk orang lain yang tidak ia kenal baik. Mungkin dia mengetahui sesuatu tentang teth itu," pikir Akaashi.
Yah, biarkan saja.
xXServillianceXx
Saat pagi buta, Yaku sudah dibangunkan oleh Akaashi untuk diajak pergi keluar dari ruangan Kuroo lewat jendela, karena di lorong sudah ada guru yang mengecek ruangan murid-muridnya. Yaku sih menurut saja, karena dia tidak tahu apa-apa tentang dunia ini.
"Kenapa kau mengajakku keluar?" Tanya Yaku, Akaashi terdiam untuk beberapa saat, "Setelah ini Kuroo-san ada kelas ramuan. Dan seluruh ruangan akan di cek oleh para guru," Ucap Akaashi yang tampak fokus mengendarai sapunya, Yaku mengangguk mengerti.
"Karena jadwal kelasku hari ini kosong, kau bisa menempati ruanganku, yang lainnya ada di sana,"
"Yang lainnya?"
"Lev, Kenma, dan Bokuto-san."
Oh.
.
.
.
Di dalam ruangan Akaashi, tiga orang tengah berkumpul. Siapa lagi jika bukan Lev, Bokuto, dan Kenma. Bokuto tampak bersemangat sekali karena sudah lama ia tidak melihat 'saudara'nya itu, "Wah, kau kemana saja 300 tahun ini? Lama aku tidak melihatmu ..." Ucap Bokuto membuka percakapan, di samping Bokuto, Kenma hanya diam menyimak. "Aku cuma berubah jadi sosok hewanku, tidak melakukan apapun,"
"Selama 300 tahun!?"
"Hmmh ..."
Bokuto menghela napas kasar, ia pikir akan ada hal yang menarik, seru, atau apalah dari cerita Lev. Ia mulai merajuk. "Ayolaaah~ Kau serius tidak ada yang menariiik?"
Lev terkekeh pelan sambil mengusap tengkuknya, "Kalau soal itu, aku serahkan ke Akaashi-san, deh. Hehe."
"Eeeh? Akaashi ...?"
"Ada apa?" Sebuah suara baritone menyahut, Bokuto tersentak kaget. "AkaAsHI! Jangan buat aku kaget!" Rengek Bokuto yang dibalas tak acuh oleh Akaashi. Tatapan Kenma teralih dari buku tua yang selalu ia bawa itu, "Siapa yang ada dibelakangmu, Akaashi?" Tanya Kenma sedikit penasaran.
"Oh, dia-"
"YAKU-TAN, KAU BAIK-BAIK SAJA!?" Teriak Lev sembari menerjang Yaku, yang diterjang refleks menghindar yang akhirnya menyebabkan Lev jatuh ketanah. "Yaku-tan? Oh, alpha-nya ... um, Lev?" Ucap Kenma, Akaashi mengangguk kecil.
"P-perkenalkan ... Aku Yaku Morisuke." Ucap Yaku sedikit gugup pada semua orang disana -kecuali Lev yang diam merajuk dipojokkan- dia membungkukkan badannya. "Hmm ... Aku sudah tahu dari Lev dan Kuroo. Kau tenang saja." Yaku mengangguk mengerti, lalu ikut duduk bersama dua servilliance itu. "Karena aku sudah mengerti situasinya, bagaimana kalau kita melatih mereka?" Ucap Akaashi. "Melatih ... apa?" Yaku mengerjapkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Servilliance : Story Between A Demon And A Witch (Haikyuu!! FF) ✔
Fanfic"Aku ini manusia biasa, tidak lebih, tidak kurang." Entah sudah berapa kali aku berkata demikian, berusaha meyakinkan diriku sendiri akan hal itu, namun nyatanya, aku hanyalah membohongi diriku sendiri. Semua yang ada di depan mataku ini nyata, mul...