Usai memberi masukan pada Ryota, kini Sena bergantian dengan Taka memasuki ruang rawat Ryota. Awalnya ini terasa canggung bagi mereka berdua dan pada akhirnya Taka memulai obrolan.
"Aku akan mendatangi semua tempat mu bekerja untuk memberi taukan pengunduran diri mu. Kali ini kau harus di rawat hingga kau benar benar sembuh. Kalau kau tidak di rawat, kanker mu akan semakin buruk dan itu memperpendek usia mu." Ujar Taka.
"Tidak usah bersikap seolah kau perduli terhadap ku." Ucap Ryota sedikit acuh.
"Apa kau tidak ingin melihat Raka tumbuh dewasa? Apa kau tega meninggalkan Raka?"
Ryota hanya berdiam diri memikirkan ucapan Taka, karna sebenarnya ia ingin melihat Raka dewasa dan menikah dengan orang yang dia cintai.
"Kalau kau ingin melihat Raka dewasa, dengarkan omonganku. Kau harus tetap disini untuk mendapatkan perawatan hingga kau di katakan sembuh. Soal Raka, aku yang akan merawatnya selama kau disini." Lanjut Taka.
Ryota membuang pandangannya dari Taka dan bergumam, "Baiklah."
"Aku senang kau menerima nya. Dan Ryota mau kah kau memaafkan ku? Aku janji akan memperbaiki semuanya, jadi ku mohon beri aku kesempatan." Pinta Taka penuh harap.
"Akan aku pikirkan."
"Terima kasih, aku tau itu pasti sulit bagimu. Tapi aku harap kau masih memberi ku kesempatan dan memaafkan ku. Ryota aku mencintaimu. Kalau kau memaafkan ku, sepulangnya kamu dari rumah sakit, mari kita menikah." Seru Taka gembira.
"Menikah?"
"Apa kau tidak ingin menikah denganku?" Rasa gembira Taka langsung memudar ketika melihat expresi wajah Ryota yang nampak kurang bahagia mendengar kata pernikahan.
"Saat ini aku tidak menginginkan menikah dengan siapa pun, karna kegagalan pernikahan sebelumnya membuatku tidak menginginkan itu lagi." Ucap Ryota sendu.
"Maafkan aku."
"Kau tau bagaimana dulu aku merasa hancur? Aku sempat bunuh diri dua kali dan tidak perduli dengan janin yang ada di kandunganku. Dan dua kali itu aku di selamatkan oleh Sena. Pada akhirmya aku menyerah dan memutuskan untuk melahirkannya. Begitu lahir, aku pernah ingin membunuh Raka ketika melihat dia begitu mirip dengan mu. Saat aku ingin menyekapnya dengan bantal, anak itu tersenyum padaku. Dan pertama kalinya dia memanggil ku mama.
Aku tidak jadi membunuhnya, aku menangis dalam pelukan Raka meminta maaf. Aku juga merasa kesal, kenapa tidak ada sedikit pun yang dia ambil dari ku? Kenapa semuanya harus di ambil dari mu. Aku benar benar benci tapi aku juga sangat sayang terhadap Raka. Kemudian aku memutuskan untuk melupakan itu semua serta memaafkanmu. Aku menunggu kepulanganmu. Saat kau pulang akan ku kejutkan kau dengan hadirnya seorang anak. Lalu setelah itu aku akan memberi mu ucapan selamat karna sudah menjadi seorang ayah. Dan di waktu kepulanganmu, kau tak juga pulang. Aku terus menunggu mu dengan penuh harap dan berpikir, mungkin dinas mu di perpanjang.
Tahun silih berganti, aku semakin cemas dan ragu dalam penantianku. Aku takut kalau hanya aku satu satunya orang yang menunggu. Dan ketakutan ku menjadi nyata saat pertama kali aku melihatmu di malam itu, kau yang sedang bermesraan bersama Toru. Apa kau tau bagaimana perasaanku? Kau tidak akan pernah tau, karna di pikiranmu hanyalah kerja kerja dan kerja."
Saat itu Taka tidak berkata apa apa, dan pergi meninggalkan Ryota seorang diri. Taka membawa Raka dan meminta Sena untuk memberitaukan dimana saja Ryota bekerja. Dengan menggendong Raka, Taka berkeliling memberi kabar tentang keadaan Ryota dan meminta izin untuk pengunduran diri. Ada di satu tempat yang mengetahui tentang kehidupannya Ryota, ibu pemilik toko manisan itu memarahi Taka dengan begitu lamanya. Usai dari semua itu, Taka membawa Raka ke rumahnya.
"Papa ini dimana?" Tanya Raka yang memperhatikan sekitar.
"Ini rumah papa nak, sementara kamu akan tinggal disini bersama papa." Jawab Taka.
"Lalu mama bagaimana?"
"Mama mu harus di rawat di rumah sakit agar sembuh, dan Raka harus menjadi anak yang baik tidak boleh nakal."
"Raka tidak nakal, Raka ingin mama sembuh dan keluar dari rumah sakit. Jadi Raka bisa bermain lagi dengan mama."
"Itu bagus Raka." Ucap Taka dengan tersenyum sembari mengusap lembut surai anaknya.
Satu minggu berlalu, Ryota menginginkan untuk rawat jalan karna merasa bosan berada di rumah sakit dan juga ia sangat merindukan Raka. Taka menyetujuinya dengan syarat Ryota tidak boleh bekerja lagi dan harus istirahat di rumah sampai ia di nyatakan benar benar sembuh. Karna Ryota menyetujui perjanjian itu, Taka dan Raka datang menjemputnya pulang. Dan Ryota terpaksa ikut tinggal di rumahnya Taka.
"Tinggalah disini, jadi aku lebih mudah untuk mengurusimu juga Raka." Seru Taka.
Awalnya Ryota tidak mau itu, ia ingin pulang ke rumah bersama Raka. Tapi Sena menyuruhnya untuk tinggal bersama Taka. Agar Taka bisa memperbaiki kesalahannya, dan Ryota bisa menilai apakah Taka serius atau tidak di saat ia memberi kesempatan kedua. Sebelum itu Taka meminta bantuan kepada Sena agar Ryota mau tinggal dengannya tanpa sepengetahuan Ryota. Karna hanya Sena lah yang Ryota dengarkan perkataannya.
Selama mereka tinggal bersama, Raka nampak begitu bahagia. Ryota yang sedang duduk di sofa memperhatikan mereka berdua yang sedang bermain. Taka melihat Ryota dan ia tersenyum kepadanya, tapi Ryota membuang muka dengan segera. Taka berdiri dan menghampiri Ryota lalu ia memberi kecupan di keningnya.
"Papa curang, papa tidak boleh mencium mama. Hanya Raka yang boleh mencium mama." Keluh Raka yang berlari dan meminta pangku oleh sang mama.
Lalu Raka mencium kedua pipi Ryota juga keningnya, dan memeluk Ryota dengan eratnya.
"Apa hanya mama yang mendapat ciuman dan pelukkan dari Raka? Papa tidak dapat?" Ucap Taka yang duduk di sebelah Ryota.
"Tidak, itu hukuman untuk papa." Ketus Raka.
"Papa merasa sedih sekali." Ucap Taka dengan menunjukkan wajah sedihnya.
Melihat Taka yang bersedih, Raka berpindah ke Taka dan mencium lalu memeluk Taka.
"Raka sayang mama dan papa, Raka ingin tinggal bersama seperti ini untuk selamanya." Ucap Raka.
"Kau dengar itu Ryota? Aku juga menginginkan hal ini, jadi maukah kau menikah denganku?" Tanya Taka pada Ryota.
Ryota mengusap kepala Raka dengan tersenyum, dan meninggalkan mereka berdua ke kamar tanpa sepatah kata pun.
"Sepertinya masih butuh waktu yang lama." Gumam Taka.
"Apa papa dan mama sedang bertengkar?" Tanya Raka.
"Kami tidak bertengkar sayang." Jawab Taka.
"Kalau tidak kenapa mama mengabaikan papa? Pasti papa buat mama marah. Papa harus minta maaf sama mama."
"Iya sayang, nanti papa akan meminta maaf sama mama biar mama tidak mengabaikan papa lagi."
"Kasih saja ayam bakar biar mama mau baikkan lagi sama papa. Mama suka sekali ayam bakar."
"Oh ya, bukankah ayam bakar itu kesukaan mu?" Taka meledek Raka dan menggelitiki perutnya.
"Hahaha geli pa, geli..."
"Hayoo jujur, ayam bakar itu kesukaanmu atau mama."
"Iya iya, itu kesukaan Raka pa. Raka ingin makan ayam bakar."
Taka berhenti menggelitiki Raka.
"Baiklah kalau begitu bagaimana kalau malam ini kita bertiga makan ayam bakar diluar? Kita akan makan di restoran, apa kau mau?" Tanya Taka."Tentu saja Raka mau, asiiik makan ayam bakar, ayam bakar, horreeee..." Seru Raka sambil meloncat loncat lalu Raka berlari menghampiri Ryota yang sedang beristirahat di dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
See You Again And Good Bye (Ended)
RomanceRyota seorang omega menjalin hubungan dengan Taka seorang alpha. Karna pekerjaannya Taka harus pergi dinas dan meninggalkan Ryota ketika pernikahan mereka tinggal dua bulan lagi. Ryota tidak ingin ditinggalkan oleh Taka, dan berkeinginan untuk ikut...