Ini hari ke tujuh aku memikirkan perkataan "sayang" Reno padaku, Reno Surya Renanda. Apa aku GR.
Rania membatin dia bingung.
Ah tidak mungkin Reno begitu tampan dan aku biasa saja. Prestasi di kelas, walah aku biasa langganan remedial fisika dan matematika.
Malam itu, Rania terus memutar otaknya, sampai-sampai ia tak bisa tidur.
Ih kenapa harus aku yang suka duluan, harusnya cowoknya dulu.
Dia tersadar saat baca di WAG."Kelas Keren" itu grup WA tempatnya mencari info kelasnya. Saat ia membuka grup kelasnya hatinya menjerit, karena ada PR fisika.
Seharian ini dia kelelahan karena pulang sekolah langsung membantu ibunya bekerja dirumah Bu RT memasak.
Dan sekarang menunjukkan pukul 2 dini hari, untung saja WiFi nya bila malam hari keren sinyalnya, bantuan Mas Google ganteng menolongnya menyelesaikan PRnya.
Karena lelahnya, Rania tertidur. Deringan HP membuatnya terbelalak. Reno meneleponnya.
"Rania sayang, ayo sekolah sekarang jam 5 pagi."
"Hah, eh-hah-haah, jam 5 pagi!"
Kenapa aku gugup begini apa efek tadi malam belum sembuh."Eh, Reno terima kasih ya aku dibangunkan, kalo tidak aku bisa kesiangan."
"Iya, aku tahu.. abis mikirin aku yah!"
"Ih, GR kamu!"
"Ya udah, kamu mandi gih. Baunya sampai sini!"
"Ihhh Kamu, jelek!"
"Dah sayang, sampai ketemu di kelas yah!"
"Iya."
'Tuh Reno, bikin jantungku, berdegup kencang melebihi abis naik rollercoaster. Ah Reno jelek, tapi mengapa hatiku begitu bahagia.Rania segera membereskan buku-bukunya terutama PR, jangan sampai dihukum seperti bulan lalu. Sudah dimarahi, disuruh lari keliling lapangan basket dan nilainya dikurangi lagi.
Usai mandi, ia sempatkan memasak untuk sarapan ayah, ibu dan ketiga kakaknya. Otomatis dia yang mengerjakan semua tugas dirumah, ketiga kakaknya pria semua.
Tepat jam 6 pagi, bergegas berangkat sekolah. Biasa nebeng Kak Agung kakaknya yang tertua, dia bekerja di kabupaten sehingga bisa lebih pagi dan tempat kerjanya melewati sekolah Rania.
"Hai Rania, selamat pagi Kak."
"Selamat pagi, kakak berangkat dulu yah." Kak Agung menjawab sapaan dari Reno.
"Hai Reno, tumben jam gini sudah sampai sekolah."
"Kamu sendiri, sudah sampai juga."
Reno tertawa mengejekku."Aku mau mencocokkan PR ku bener apa tidak dengan punya kamu Reno!"
Kataku sedikit memaksa dan tersenyum kecut.Reno tertawa dan langsung memberikan buku PRnya.
Secepat kilat Rania memeriksa PR nya dengan PR Reno, tak lama kemudian senyumnya merekah."Alhamdulillah sama. Mudah-mudahan benar yah! Nih bukunya Reno, terima kasih ya."
Reno menerimanya dengan tenang. Rupanya hari itu Reno sedang tugas piket makanya dia berangkat sekolah lebih pagi.
Rania dan Reno berangkat bersama menuju kelas, seperti biasanya dengan langkah yakin dan sedikit angkuh Reno memasuki kelas dan Rania biasanya menuju mushola untuk sholat Dhuha.
Rania duduk satu meja dengan Reno, di kelas XMipa 1 memang saat orientasi siswa diatur satu meja pria - wanita dan saat itu Rania duduk dengan Iman otomatis saat pindah sekolah ada bangku kosong digantikan oleh Reno, siswa baru.
Reno rajin sekali, tak segan ia menyapu kelas lalu mengepel lantainya. Teman satu piketnya belum ada yang datang.
Rania lalu membantunya menyapu lantai atau sekedar mengumpulkan sampah. Mereka kompak sekali membersihkan kelas sampai bersih.
Satu persatu siswa baru berdatangan hingga pukul tujuh kurang sepuluh, semua tak ada yang boleh masuk kelas tas dan peralatan sekolah diletakkan di loker di samping kelas.
Saat bel masuk kelaspun semua siswa dilarang memakai sepatu, semua sepatu diletakkan dalam loker masing-masing yang terbungkus kresek, sehingga kelas selalu bersih walaupun kaos kaki harus dicuci setiap hari.
Hari ini pun Rania seperti biasa duduk manis di taman sekolah sambil sesekali menyempatkan sarapan pagi yang biasa dibawanya dari rumah.
"Asyik nih ya, makan sendiri."
Rania menoleh,
"Hei Santi. Ini mau coba kue dadar isi ayam suwir. Enak deh. Coba nih!"
Rania menawarkan sepotong kue dadar pada temannya."Enggak, terimakasih aku sudah sarapan barusan di kantin tadi makan bubur ayam masih kenyang nih."
Santi menolak dengan halus, Rania menutup wadah bekalnya. Tak lama bel sekolah berbunyi. Mereka masuk ke kelasnya masing-masing.
Di seberang aku melihat Reno berjalan beriringan dengan Nasya siswa tercantik di sekolah ini. Kulihat keduanya akrab sekali. 'Desh' ada rasa kecewa dihatiku, ih aku GR sekali. Baru saja Reno bilang sayang saja sudah mengira dia suka padaku.
Aku dibandingkan dengan Nasya,
wih seperti semut dengan kupu-kupu cantik. Aku udah hitam kecil dan jelek lagi. Hei ini hanya istilah aku putih kok, walau bukan blasteran indo Amerika. Aku cepat-cepat menghapuskan rasa ku pada Reno.Seharian itu Rania tidak mau berbicara dengan Reno rasa kesal bercampur sakit hati membuatnya hanya konsentrasi pada pelajaran saja. Dia tidak menoleh sama sekali dengan keberadaan Reno disebelahnya.
Walaupun terkadang Reno selalu menggodanya, seperti menyembunyikan penghapus pensilnya sehingga saat pelajaran fisika Rania harus meminjam ke Putri teman diseberangnya.
Rania diam seribu kata dan seperti biasa Reno yang cuek dan sok cakep tidak memperhatikan keadaan Rania yang sedang kesal. Dia selalu menggoda Rania dengan dingin ditanggapi santai olehnya.
Untunglah hari itu Rania sukses ulangan dadakan bisa dia selesaikan dengan sukses, nilai sepuluh soal fisika dan matematika hari itu bisa dia raih. Dia tidak lagi memperhatikan tingkah Flamboyan dari Reno.
Dan hari itu Rania bertambah bingung, karena Reno kini berjalan mesra dengan sofia kakak kelas yang terkenal seksi dan cantik itu.
Akh Reno kamu ternyata hanya mengobral cinta saja, aku hampir saja terjebak dalam rayuan gombal lelaki buaya.
Rania membatin melihat tingkah Reno yang ternyata suka mengobral cinta.
![](https://img.wattpad.com/cover/195240088-288-k434241.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJALANAN RINDU
Teen FictionReno, murid baru dari Bandung, sebuah kota perjuangan yang sangat indah dan merupakan pusat kuliner di Jawa Barat. Reno sebenarnya bukan pendiam tetapi dia cenderung jaim dan tenang dalam perangainya, suaranya yang tegar dan terkesan tegas akhirnya...