"Reno, bener nih bayar uang kas langsung setahun banyak amat.
Emang kamu percaya nggak akan aku ambil?"Aku agak ragu juga, Reno yang selain sekolah juga kerja sambilan di Cafe 9 milik pamannya.
Sehingga uang jajannya selalu lebih, berbeda jauh dengan teman yang lain, mereka lebih sering hura-hura menghabiskan uang orang tua mereka."Tenang Nia, teman-teman sekelas sudah mempercayakan dirimu memegang uang kas tentu akupun ikut percaya. Aku malas kalau setiap bulan kamu tagihin."
"Oke, trims yach." Akupun menyimpan dalam amplop khusus uang kas kelas.
"Reno, kamu mau ke mana, kalau ke kantin nitip beliin gorengan dong!"
"Ah, aku nggak ke kantin, hari ini aku puasa."
Hah Reno puasa rajin amat, aku mulai bertambah kagum padanya. Hei, mengapa aneh gini perasaanku. Nggak mungkinlah sudah jelas, kapan itu dia pernah bilang naksir anak kelas sebelah.
Akh aku urungkan perasaanku. Akhirnya aku tidak jadi jajan karena aku harus piket hari ini otomatis saat jam istirahat aku harus jaga kelas dan sesekali menyapu lantai.
Setelah kelas bersih aku, menutup kelas dan beranjak ke kamar kecil sekedar mencuci tanganku.Dan benar ternyata Reno ada di kelas sebelah dan dia asyik mengobrol dengan gebetannya itu dan aku jadi cemburu.. ich aku cemburu nggak usah yaa..
Pelajaran hari itu sangat tidak menarik pelajaran geografi yang bikin aku tertidur di kelas Pak Ramdan yang sudah mulai uzur nada mengajarnya sangat mendayu-dayu membuatku menjadi terlena dan tertidur di kelas.
Tiba-tiba,
"Heh kamu tidur bangun sayang nanti Pak Ramdan marah lho!"
Aku kaget, aku dipanggil sayang,
Aku cubit lenganku ini mimpi atau bangun. Aku dipanggil sayang oleh Reno.Aku terbangun, kata sayang yang Reno ucapkan membuat aku seperti disiram satu galon ice cream wow dingin segar, mataku langsung terbuka.
Sepanjang jalan di angkot aku melamun memikirkan perkataan Reno tersebut. Hampir saja terlewat untung ada seorang ibu muda yang memberhentikan angkot didekat rumahku, kalau tidak aku sudah nyasar sampai pasar. He.he.
Sepanjang malam ini Rania tidak bisa tidur, dia terus memikirkan perkataan Reno tadi.
GR sekali aku mana mungkin Reno yg keren bisa naksir aku.
Rania tertidur gara-gara listrik dirumahnya padam.
"Ini kah tanda-tandanya bunga asmara kian bersemi pada diriku sekali lagi"
Nada dering HPnya berkali-kali terdengar berulang-ulang.
Aduh siapa yang telepon yah, males banget dah. Mana padam lampu lagi.
Rania mengambil HPnya.
Akh teryata dari Reno."Hallo Reno ada apa, gelap-gelap begini telepon ngantuk tahu!"
"Eh, Rania bangun. Aku mau curhat nih!"
"Emang ada masalah apa?"
"Ini, aku bosen sekali mau tidur rasanya nggak bisa tidur. Mau nonton TV nggak ada acara yang bagus. Trus aku harus bagaimana yah?"
"Ihhh, nggak tahu dah. Aku mengantuk sekali kamu tuh buat aku pusing kepala tahu!"
"Eh jangan ditutup HPnya aku masih mau bicara sama kamu, aku mau tanya kamu sudah punya pacar belum?"
Deg aku kaget, walau mata masih sepet rasanya aku malas menjawabnya. Untuk urusan apa aku harus menjawabnya nggak ada gunanya.
Rania menggerutu mendengar pertanyaan dari Reno itu.
"Heh jawab dong, biar aku tahu yang sebenarnya!"
"Buat apa aku harus jawab nggak ada gunanya. Tanya yang lain saja."
Rania berusaha mengalihkan pembicaraan yang lain."Ada gunanya jadi aku tahu keadaan kamu sebenarnya, kamu sudah laku atau masih belum laku. Ha ha ha."
"Sambel kamu Reno, emang aku dagangan yang mau dijual. Seenaknya aja ngomong."
Seketika Rania, mengeluarkan suara yang agak tegas."Eh maaf aku bercanda, nggak kok aku hanya nggak enak takut ada yang marah sama aku kalau kamu sudah punya pacar."
"Ih ada urusan apa main marah segala, kita kan disekolah sama-sama tujuannya sekolah. Gitu aja susah."
Sampai Reno menutup HPnya aku tetap tidak menjawab pertanyaan Reno itu. Akh dia hanya main-main saja.
Akhirnya Rania tertidur lagi karena jam masih menunjukkan pukul satu dini hari dan masih padam listrik.
![](https://img.wattpad.com/cover/195240088-288-k434241.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJALANAN RINDU
Fiksi RemajaReno, murid baru dari Bandung, sebuah kota perjuangan yang sangat indah dan merupakan pusat kuliner di Jawa Barat. Reno sebenarnya bukan pendiam tetapi dia cenderung jaim dan tenang dalam perangainya, suaranya yang tegar dan terkesan tegas akhirnya...