Part 8 - The War Begins

1.3K 94 3
                                    

Chapter 8

Sesosok pria mungil nampak mengerjapkan matanya perlahan sebelum akhirnya dia terbangun dari tidurnya dan langsung mendapati sesosok pria jangkung yang tidur dengan posisi terduduk dibangku yang ada disebelah kasurnya.
Ia menatap pria itu sekilas sebelum membenarkan posisinya agar lebih leluasa menatap si jangkung itu. Baekhyun menatap Chanyeol dalam. Seolah-olah esok dirinya tak akan melihat Chanyeol lagi.
"Aku tahu aku tampan. Tapi apa harus kau menatapku dengan tatapan memuja seperti itu?"
Baekhyun membelalakkan matanya kaget.
Ia segera bangkit dari tidurnya untuk menghindari Chanyeol, namun tangan pria yang lebih besar darinya itu berhasil mencegahnya terlebih dahulu.
"Kenapa lari, eum?"
Ucap yang bertubuh besar mengintimidasi, sementara yang bertubuh kecil hanya menggelengkan kepalanya imut.
Chanyeol tersenyum. Tersirat ide jahil dibenaknya. Ia mengangkat tangannya keatas dan memasang wajah malasnya.
"Ah... Aku masih sangat mengantuk karena menjagamu seharian. Aku rasa aku tidak bisa bangun. Baekhyun ah, bangunkan aku."
Yang lebih mungil memicingkan matanya tajam mengetahui akal bulus si jangkung. Namun ia tetap menuruti perkataan Chanyeol.
Baekhyun menarik tangan Chanyeol hingga Chanyeol sedikit terbangun dari posisi tidurnya. Dan tanpa aba-aba, si mungil itu melepaskan begitu saja tangannya membuat Chanyeol terjatuh dan membenturkan kepalanya ke ujung kayu pinggiran tempat tidur Baekhyun.
"Ouch. Ahhhh... Ini sakit sekali. Apa ini berdarah? Apa aku akan gegar otak? Ah, sakitnya. Rasanya seperti aku akan mati."
Baekhyun yang melihat itu panik bukan main. Ia dengan segera memegang kepala Chanyeol dan melihat ke bagian belakang kepalanya yang tadi terbentur kayu sialan itu.
Sebenarnya, Baekhyun hanya menempelkan tangannya untuk mengecek apakah kepala Chanyeol terluka atau tidak, namun reaksi Chanyeol nampaknya sangat berlebihan.
"Aduh! Sakit! Ah!!!"
Baekhyun terkejut dan langsung berdiri untuk mengambil kotak P3K. Namun si jangkung itu malah mengalungkan tangannya ke pundak pria yang lebih mungil itu.
"Gendong aku! Aku lapar, dan karena kau, aku jadi merasa sangat pusing bahkan untuk pergi ke ruang makan. Aduh! Kenapa ini sakit sekali? Apa ada perdarahan didalam. Awwhhh!!!"
Baekhyun hanya terdiam dan mulai meraih tangan besar milik Chanyeol yang tersampir dipundaknya, lalu menariknya menuju ruang makan seperti menggendongnya dipunggung, sedangkan Chanyeol berjalan dibelakangnya sembari tangannya bergelayutan dipundak Baekhyun.
Manis sekali bukan?
Namun siapa yang tahu, jika dibalik hal manis ini bisa saja terdapat hal mengerikan yang sedang mereka sembunyikan.
.
"Mwo? Jinja? Baekhyunie?"- Sehun.
"Wah, daebak!"- Kai.
"Ani... Bagaimana bisa...! Ya! Membayangkannya saja sudah membuatku merinding. Byun Baekhyun? Pria mungil itu? Jika dia adalah kepala pimpinan, itu berarti dia memiliki otak yang cerdas serta intuisi yang kuat, bukan? Bukan hanya itu, dia juga pasti menguasai ilmu bela diri yang tidak main-main dan dia juga pasti ahli dalam menggunakan senjata. Bagaimana bisa pria imut, mungil dan bahkan nampak masih seperti anak SD itu melakukannya?"- Sehun.
"Kau benar! Anak manis seperti itu... Ya! Membayangkannya memegang senjata saja rasanya itu hal yang mustahil. Dia pasti akan ketakutan. Dan sangat disayangkan bukan jika senjata-senjata itu melukai jari-jari lentiknya?"
"Oh Sehun!"
"Kamjong!"
Ucap Kyungsoo dan Luhan bersamaan.
"Kau tahu siapa kau bicarakan, bukan? Jika dia mendengar ucapan kalian, kalian bisa saja ditangkap olehnya sekarang juga."- Luhan.
"Kalian ini! Jangan meremehkan seperti itu! Memangnya kalau dia manis, imut, lalu kenapa? Dia bisa saja lebih berbahaya dari kalian dan bisa menghabisi kalian dalam sekejap mata! Hati-hatilah saat berbicara!"- Kyungsoo.
Kai dan Sehun saling bertukar pandangan, lalu mereka dengan kompak menundukkan kepala mereka bersamaan.
"Ne!!!" Ucap keduanya lirih.
"Hahhh... Kenapa masalah datang bertubi-tubi seperti ini?"- ucap Luhan menghela nafasnya.
"Wae? Apa terjadi sesuatu?"- ucap Kyungsoo khawatir.
"Eum. Masalah besar."- tutur Luhan sambil menganggukkan kepalanya imut.
"Mwo?"- Sehun menyahut dengan segera.
"Ani, hanya saja sekarang tim pasukan kepresidenan sialan itu sedang menyelidiki kasus Go Minki. Dan mereka memasukkanku kedalam tim."
"Mwoya!?!"-ucap semua orang yang ada disana bersamaan.
"Kyungsoo ah, eottokae? Aku terlalu bingung dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Jika aku tidak memberikan informasi apapun, mereka pasti akan menganggapku tidak kompeten, bahkan bisa saja mereka mencurigaiku. Tapi aku juga tidak mungkin memberitahukan tentang kita begitu saja kan? Bagaimana ini? Apa aku keluar saja? Haruskah aku mengundurkan diri?"
"Benar! Keluar saja. Itu akan lebih mudah. Aku juga bisa mengawasimu seharian, hyung."- Sehun.
"Ani. Jangan gegabah dalam mengambil tindakan."- Kyungsoo.
"Apa maksudmu, hyung?"- Kai.
"Aku curiga."
"hah? Curiga bagaimana?"- Sehun.
"Ini bisa saja jebakan yang mereka buat untuk kita. Maksudku, bisa saja mereka sengaja menyuruh Luhan untuk masuk kedalam tim itu karena mereka sudah tahu siapa Luhan yang sebenarnya."
"Mwo? Kyungsoo ah, tapi aku selalu berhati-hati dan memastikan kalau..."
"Hsst! Ani! Maksudku mereka sudah menyadarinya sejak awal, hyung. Bahkan semenjak kau melamar menjadi anggota mereka, mereka sudah tahu siapa kau sebenarnya. Itulah sebabnya kau diterima disana. Ini bukan karena kesalahanmu, hyung."
"Ah, pantas saja semua terasa begitu mudah dan berjalan sesuai dengan rencana kita."
"Hyung, yang perlu kau lakukan sekarang hanyalah diam jika tidak ditanya. Tapi kau juga harus tetap bersikap tenang seolah-olah kau memang bagian dari mereka dan tak segan untuk memberikan informasi tentang kita. Itu akan membuat mereka kebingungan dan berpikir bahwa kita memiliki rencana lain. Dan mereka akan lebih waspada dan berhati-hati. Disaat itu, kita akan manfaatkan kewaspadaan mereka dan mencari sela disaat mereka lengah. Jika mereka menginginkan informasi, maka berikan mereka informasi. Jika mereka ingin menangkap kita, maka berikan kita pada mereka. Kita ikuti saja permainannya. Segera hubungi kita jika ada yang mereka ketahui tentang kita. Dan tetaplah berhati-hati. Periksa semua perlengkapan dan benda-benda diruang kerjamu. Bahkan bajumu sekalipun harus kau periksa dengan teliti. Lihat apa ada alat mata-mata disana. Perangkap seperti ini, hanya bisa ditakhlukkan oleh perangkap yang jauh lebih besar lagi."- Ucap Kyungsoo dengan wajah seriusnya.
.
"Kalian akhirnya datang?"- Ucap Kang Daniel yang mengamati Chanyeol dan Baekhyun dari kejauhan.
"Eum, wae? Kau merindukanku karena seharian kemarin aku tidak ada dikamar kita?"
Puk!
Sebuah buku menimpuk kepala Chanyeol. Ya, siapa lagi jika bukan Daniel, satu-satunya makhluk yang berani melemparkan buku miliknya ke arah Chanyeol?
"Yak!"
"Mwo? Jangan memelototiku! Itu salahmu sendiri yang masih berani-beraninya menggoda orang lain disaat kekasihmu ada disampingmu!"- ucap Daniel dengan masih memukul Chanyeol menggunakan bukunya.
"Jjangkkaman! Apa maksudmu?"
"Cih! Jangan coba membodohiku! Bau-bau aroma orang yang sedang jatuh cinta tercium sangat kuat disini!"
Chanyeol memelototkan matanya, sedangkan Baekhyun? Wajahnya sudah memerah karena malu disana, benar-benar manis.
"Ehm! Jangan bicara yang tidak-tidak! Makan saja makananmu!"-Chanyeol.
Daniel yang melihat seburat merah dipipi Chanyeol tidak bisa menahan tawanya lagi, hal itu tentu saja memancing emosi pria jangkung disana.
"Yak! Cepat makan sebelum aku merobek mulut sialanmu itu dan memastikan bahwa kau tidak akan bisa menikmati makanan lezat seperti ini lagi!"
Daniel mulai ketakutan, namun pria nakal itu tak sudi untuk menunjukkannya dihadapan teman sekamarnya itu. Harga dirinya tidak mengijinkan hal itu terjadi.
"Ehm! Ya ya, baiklah. Aku tidak akan mengganggu pasangan yang sedang kasmaran. Tapi Baekhyun hyung, kenapa raksasa ini berjalan menggelantung di punggungmu?"
"Kepala ku terluka, jadi dia hanya membantuku. Itu saja."-Chanyeol.
"Cih! Dasar manja! Berlebihan!"
"Yak, Kang Daniel! Aku akan membunuhmu sekarang juga, jinja!"- Ucap Chanyeol sambil mulai mengambil ancang-ancang untuk menyerang Daniel dan Daniel pun segera melarikan diri dari kursinya agar tak tertangkap oleh Chanyeol. Alhasil, dua pria dewasa itu saling kejar-kejaran seperti anak kecil saat bertemu dengan teman barunya.
Baekhyun yang melihat Chanyeol lewat didepannya menarik baju Chanyeol dan menggelengkan kepalanya menandakan agar Chanyeol berhenti.
Pria jangkung itu menghela nafasnya sebentar dan kemudian duduk kembali disebelah Baekhyun.
"Ayo kita makan."
Daniel yang melihat Chanyeol sudah tenang pun mendudukkan dirinya kembali disebelah Baekhyun karena takut kalau-kalau Chanyeol mengambil kesempatan untuk menyerang dirinya disaat dirinya lengah. Dan mereka bertiga pun akhirnya bisa makan dengan tenang. Terimakasih untuk Byun Baekhyun.
.
"Komandan, anda sudah datang?"
"Eum. Langsung saja kita mulai rapatnya. Jadi, bagaimana dengan perkembangan kasus ini?"- Ucap Jumyeon yang langsung mendudukkan dirinya dikursi rapat yang terletak di tengah kursi yang lain.
"Kami sudah menyelidikinya dan tidak ada satupun barang bukti yang tertinggal disana."-Tao.
"Lalu?"
"Tapi saya berhasil menemukan rekaman black box disalah satu mobil yang terparkir disana."
'Shit!'- batin Luhan.
"Tao ah, aku tahu ini bukan gayamu untuk berbelit-belit. Langsung saja keintinya dan katakan apa yang kau temukan disana."
"Hehehe. Siap, komandan! Baiklah, jadi dari rekaman itu saya bisa melihat bahwa ada seorang bapak-bapak tua yang menabrak anak buah Go Minki saat mereka berusaha mengejar pelaku."
"Hmm??? Lalu apa hubungannya ahjussi ini dengan kasus kita?"
"Soal itu, aku masih mencari tahu. Tapi yang jelas, ahjussi itu terus mengawasi kejadian itu disaat orang lain, bahkan pemilik cafe pun ketakutan dan memilih untuk bersembunyi. Dan dia dengan sengaja membuka pintu cafe sehingga anak buah Go Minki menabrak pintu itu dan kehilangan jejak pelaku. Aku menduga bahwa ahjussi ini adalah salah satu komplotan mereka. Silakan lihat videonya."- Ucap Tao sambil memutar video di layar LCD ruang rapat itu.
"Sayang sekali rekaman ini buram. Wajah mereka tidak terlihat jelas disini. Tao ah, lakukan penyelidikan lebih lanjut tentang video ini. Datanglah kekantorku nanti. Aku akan memberimu kontak perusahaan yang bisa memperbaiki video rekaman CCTV. Pergilah kesana dan dapatkan wajah ahjussi itu. Dan jika memungkinkan, dapatkan wajah pelaku juga."
"Siap, komandan!"
"Baiklah, selanjutnya."
"Tim kami berhasil menghubungi salah satu saksi ditempat kejadian. Kami berhasil menghubunginya dan memperoleh keterangan. Menurut saksi, saat itu sama sekali tidak ada kejadian janggal atau orang yang mencurigakan ditempat kejadian perkara. Saksi sendiri melakukan pekerjaannya seperti biasa. Namun tiba-tiba Go Minki datang dengan beberapa anak buahnya yang lebih banyak dari biasanya dan mereka terlihat sangat buru-buru. Hal itu sangat menarik perhatian penduduk sekitar. Dan tak lama kemudian mereka mendengar suara gaduh dan beberapa pria yang saling berkejar-kejaran. Saksi sempat melihat wajah pelaku dan seseorang yang mengejarnya. Namun dia sangat ketakutan saat itu sehingga ingatannya agak sedikit kurang jelas. Kami akan segera membawa saksi untuk dihipnotis guna membuka kembali ingatan alam bawah sadarnya dan segera membuat sketsa wajah pelaku berdasarkan keterangan saksi."
'Sial!'- batin Luhan lagi.
"Bagus. Segera lakukan itu. Tidak perlu menunda terlalu lama. Dan juga, selalu jaga dan pastikan keselamatan saksi. Jangan sampai kita kehilangan kesaksian penting darinya."
"Siap, komandan!"
"Jaesung ssi?"
"Siap, komandan! Tim kami berhasil melakukan hack pada seluruh komputer yang ada diperusahaan Go Minki. Tentunya dengan ijin komandan agar kita tidak dituduh melakukan pelanggaran hukum karena melakukan hacker pada data perusahaan secara illegal. Dan kami menemukan bahwa di komputer mereka, hanya ada satu folder yang mereka sembunyikan dengan baik. Mereka bahkan memasang kata sandi untuk folder itu. Namun karena keberuntungan, kami berhasil membukanya dan berhasil mendapatkan data yang kami curigai telah dicuri dari Go Minki, karena didalam folder tersebut terdapat banyak file rahasia yang bisa membuat perusahaan itu lenyap dalam seketika. Inilah isi file tersebut."-ucap Luhan santai.
Ya, mereka dibagi menjadi tiga tim. Tim pertama bertugas untuk mencari dan menyelidiki segala barang bukti yang mungkin masih tertinggal di TKP. Tim itu dipimpin oleh Tao yang memang memiliki sifat suka memperhatikan hal-hal disekitarnya secara mendetail dan tidak pernah melewatkan hal kecil sekalipun. Sedangkan tim kedua adalah tim yang diketuai oleh Kris, dimana mereka bertugas untuk mencari keterangan saksi sejelas mungkin dan sebanyak mungkin. Sedangkan tim ketiga hanya berisi para anggota baru dan Luhan menjadi ketua timnya. Tim mereka bertugas menghack dan mempelajari segala dokumen yang ada diperusahaan Go Minki. Alasan Jumyeon menempatkan anak-anak baru ditim ketiga ini adalah karena menurutnya anak muda lebih ahli dalam urusan komputer dibandingkan dengan para seniornya. Ya, alasan yang cukup konyol sebenarnya, namun begitulah kenyataannya.
Luhan menampilkan dokumen-dokumen yang berisi alur keuangan perusahaan dimana sebagian uang itu ditransferkan kepada para petinggi dan petugas kepolisian.
"Mwo?"
"Ige mwoya?"
Seketika terjadi kericuhan diruang sidang tersebut.
"Komandan. Apa yang harus kita lakukan dengan hal ini?"- ucap Kris serius.
"Apa maksudmu?"- yang ditanya hanya menjawab seadanya sambil terkekeh.
"Komandan, anggota kepolisian dan para petinggi ikut terlibat dalam hal ini."- Tao menimpali.
" Lalu? Memangnya kenapa kalau mereka terlibat? Mereka juga manusia bukan? Tidak peduli siapapun yang terlibat dalam kasus ini, penyelidikan ini harus tetap dilanjutkan. Apa? Apa kalian takut pada para petinggi itu? Yak! Pikirkan dengan baik. Kalian lebih takut pada para petinggi itu atau kepada ribuan rakyat yang akan menderita karena ulah mereka? Asal kalian ingat, keluarga kalian juga akan menjadi korban jika hal seperti ini terus berlanjut. Arrasseo!"
"Siap, komandan!"
Jumyeon beralih menatap Luhan setelah mendapatkan jawaban dari para anak buahnya itu.
"Kerja bagus, Jaesung ssi. Segera kirim file ini ke kantorku dan aku akan membantu kalian untuk menyelidiki file ini lebih jauh. Ah, tapi sebelum itu sepertinya kita harus memastikan bahwa file ini asli. Temukan bukti transfer dan lain sebagainya. Lalu bawa kepadaku. Aku memberimu waktu kurang dari seminggu."
"Siap, komandan!"
"Baiklah, rapatnya kita akhiri sampai disini. Lakukan yang terbaik dalam penyelidikan kali ini dan..."
"Lapor, komandan!"
Baru saja Jumyeon ingin mengakhiri rapat mereka, namun seseorang secara tiba-tiba menginterupsinya untuk melaporkan sesuatu. Membuat Jumyeon menutup matanya dan menghela nafas kesal.
"Mwo? Ada apa lagi sekarang?"
"Itu..."
Orang itu menunjuk ke arah tv yang ada di luar ruang rapat. Karena ruang rapatnya terbuat dari kaca, sehingga mereka bisa melihat dengan jelas kearah tv yang menyala disana. Layar televisi itu tampak sedang menayangkan sebuah berita, dan disana tertulis dengan jelas tulisan 'Breaking News! Hal aneh dalam arus keuangan perusaan GM Corp. Penggelapan pajak?'
Dan tak lama kemudian, layar itu beralih menampilkan foto tentang dokumen yang Luhan tunjukkan tadi. Bedanya, jika Luhan menunjukkan soft file dari hasil hack komputer perusahaan Go Minki, Layar itu menunjukkan hard copy dimana ada beberapa lembar kertas yang bertuliskan sejumlah nominal uang, lengkap dengan tanda tangan dan stampel milik Go Minki. Tak hanya itu, seluruh bukti transfer yang valid juga ditampilkan dilayar yang cukup besar itu.
"Hahaha..."- Hanya tawa yang bisa Jumyeon tunjukkan untuk kejadian kali ini. Membuat anggota yang lain heran melihatnya.
.
Flashback On
"Jadi, Kyung. Bagaimana rencanamu?"-Luhan.
"Tunggu, jadi maksudmu kau bertugas menyelidiki dokumen yang hilang dari Go Minki, bukan?"
"Eum. Aku akan melakukan pekerjaanku besok, bersama rekanku."
"Kau akan menghack komputer mereka?"
"Ne."
"Ya... Hyung! Aku tidak tahu apa ini, tapi aku rasa kita beruntung."
"Huh? Maksudmu?"
"Aku sedang mempelajari dokumen itu saat ini dan akan segera merilisnya."
"Tapi bukankah itu justru merugikan bagi kita? Jika aku berhasil menghack dan memberikannya pada mereka, bukankah dokumen yang kita miliki sekarang ini tidak ada artinya?"
"Ani. Hyung, apa kau lupa mereka siapa?"
"Pasukan elite kepresidenan."
"Benar. Lalu, apa menurutmu mereka akan merilis dokumen berbahaya seperti ini ke media."
"Tentu tidak, tapi Kyung... Kita bekerja dibawah pimpinan presiden langsung. Jika mereka memberitahukannya pada presiden yang sekarang dan..."
"Dan jika presiden yang sekarang sama kotornya dengan presiden yang dulu, maka mereka akan melindungi agar berita ini tidak tersebar, begitu? Dan mereka akan segera meringkus kita untuk mencegah kebocoran rahasia itu?"
"Itu kau tahu, kan? Lagipula, walaupun presiden yang baru mungkin jujur, tapi aku yakin dia tidak akan membiarkan berita ini tersebar. Ini masalah kepercayaan rakyat terhadap pemerintah. Jika rakyat tidak mempercayai pemerintahan yang dulu, maka mereka pasti akan lebih fokus dan memantau pemerintahan yang sekarang. Dia pasti dalam posisi yang dirugikan."
"Benar. Sebenarnya masih ada kemungkinan presiden yang sekarang tidak akan takut dan gentar karena dia jujur. Tapi kemungkinannya hanya 1:1.000.000."
"Astaga...hahaha."
"Hyung, jika kau memiliki pemikiran seperti itu, maka menurutmu apa jalan keluarnya?"
Luhan tampak berpikir sejenak dengan tangan yang ia letakkan didagu dan mata yang mengerjap-ngerjap lucu.
Brak!
Ya, itu Luhan yang menggebrak meja setelah merasa dia berhasil menebak jalan pemikiran rekan kerjanya.
"Jangan bilang... Kau mau merilisnya sebelum mereka mendapatkan informasi itu?"
"Eum... Kita akan merilisnya secepatnya sebelum mereka sempat mengolah informasi itu. Lagipula, aku dan Siwon hyung sudah selesai mempelajari data-datanya dan barang buktinya juga sudah ada ditangan kita sekarang."
"Barang bukti?"
"Eum! Maksudku bukti transfer, hyung. Si licik Siwon hyung itu berhasil menyelundup lagi dan beraksi sendirian tanpa memberitahu kita. Dan berkat bantuan Minho juga, kita berhasil menemukan dan mencuri bukti transfer itu."
"Woah..."
Hanya kalimat itu yang bisa Luhan lontarkan sembari bibirnya melongo tak percaya atas kecekatan mantan ketua digeng mafianya itu.
"Kai ah, kau paham apa yang mereka bicarakan?"-Sehun.
"Entahlah. Memangnya apa yang mereka bicarakan?"
"Aku juga tidak paham. Lebih baik kita tinggalkan mereka saja. Kepalaku pusing mendengarnya. Lebih baik kita bicarakan siapa yang akan kita hajar sampai babak belur besok."
"Kau benar. Jika itu urusan tinju, kita tidak akan tertandingi."- ucap Kai sambil merangkul Sehun dan berjalan menjauh dari ruang rapat itu. Sedangkan Sehun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mengerutkan dahinya tanda setuju pada Kai.
"Mau kemana kalian?"- Kyungsoo.
"Eum... Itu... Disini terlalu panas, ya benar. Ah, panasnya! Kita akan keluar sebentar untuk mencari udara segar. Bukan begitu, Kai?"
"Ah, ya benar. Kita hanya mencari angin sebentar. Hahaha."
"Sudahlah, Kyung. Biarkan saja mereka. Mereka itu terlalu bodoh untuk urusan seperti ini."
"Ah, kau benar. Baik, sana pergilah. Nikmati udara segarnya sepuas kalian. Jangan lupa untuk mencari otak kalian yang hilang setengah, oke? Ayo, hyung kita lanjutkan."
Ucapan Kyungsoo barusan membuat dua orang yang lainnya melongo tak percaya, dan tak lama kemudian menelan ludahnya sebagai tanda bahwa mereka menerima kenyataan perih itu.
Sehun segera menoleh kepada Kai, dan mengarahkan kepalanya kearah pintu tanda mengajak Kai keluar sebelum mereka semakin dihina lagi.
Hmm...
Untunglah kedua pria tampan ini menyayangi kedua pria manis yang mengejek mereka tadi. Jika tidak...
End flashback
.
"Kyungsoo ah, semuanya sudah diselesaikan?"
"Eum. Nyalakan TV mu sekarang jika kau ingin tahu. Kekuatan media ini memang bukan main. Mereka mengemasnya dengan cara yang begitu berbeda. Kalimat yang mereka keluarkan benar-benar hiperbola. Mereka membuat seolah-olah Go Minki adalah orang yang paling jahat didunia. Kau akan merasa sangat puas jika melihatnya. Hahaha."
"Dan kau mendapatkan uangnya?"
"Tentu saja. Untuk berita seperti ini, aku tidak bisa mengenakan tarif yang murah bukan?"
"Hahaha. Bajingan kecil ini! Kau memang ahli dalam hal bisnis. Kalau begitu, haruskah kita mempersiapkan rencana selanjutnya?"
.
"Pemirsa, kita akan beralih ke berita utama. Perusahaan GM corp yang kita ketahui sebagai perusahaan elektronik terbesar yang baru saja mengembangkan sayapnya dengan merambah ke bisnis club malam, kini diduga telah menggelapkan sejumlah omsetnya untuk menghindari pajak. Seorang narasumber yang kami rahasiakan identitasnya demi keselamatan dan keamanannya telah menyerahkan dokumen-dokumen beserta barang bukti yang memperkuat dugaan ini. Berikut dokumen yang kami dapatkan."
Siaran televisi itu menunjukkan beberapa gambar yang membandingkan catatan keuangan asli dan palsu.
"Bisa anda lihat, disebelah kanan adalah data catatan asli dimana terdapat lebih banyak baris dari catatan yang palsu. Dan anda juga bisa melihat dimana pembelian bahan baku minuman keras dan benda elektronik sangat berbeda, dimana didalam catatan keuangan asli berjumlah sebanyak tujuh juta delapan ratus tiga puluh satu lima ratus enam puluh dua won, sedangkan pada data palsu dituliskan sebanyak dua puluh satu juta enam ratus tujuh puluh tujuh ribu delapan ratus dua puluh tiga won. Angka tersebut hampir berjumlah tiga kali lipat dari jumlah pengeluaran asli perusahaan. Dan tulisan yang kami blur berikut ini adalah data pengeluaran perusahaan dimana mereka mentransfer sejumlah uang kepada beberapa nama petinggi polisi dan kantor pajak yang masih kami sembunyikan identitasnya demi kelangsungan penyelidikan."
Tak berapa lama kemudian gambar dilayar itu berganti dengan gambar lainnya.
"Untuk memperkuat dugaan ini, narasumber kami juga memberikan beberapa bukti transfer yang ditujukan kepada para petinggi tersebut."
"Saat ini, seluruh barang bukti tengah berada dikantor komisi pemberantasan korupsi untuk diselidiki lebih lanjut. Sementara kantor perusahaan milik GM Corp belum dapat dihubungi. CEO GM Corp, Go Minki diketahui tengah berada diluar negeri untuk urusan bisnis saat ini. Berikut pernyataan dari pihak komisi pemberantasan korupsi yang kami dapatkan dikantornya pagi tadi."
"Kami sudah melayangkan surat panggilan kepada yang bersangkutan, status beliau saat ini masih sebagai saksi. Saat ini kami sedang menyelidiki perusahaan tersebut dan kami harap Go Minki selaku CEO perusahaan bisa memberikan keterangan yang kita butuhkan untuk memperlancar penyelidikan ini. Bagaimanapun, jika dia tidak datang dalam waktu tiga kali dua puluh empat jam, maka kami akan menjemputnya secara paksa. Dan juga, beliau sedang berada diluar negeri. Kami sedang memproses pembekuan visa miliknya saat ini dan akan selesai dalam waktu dua hari. Itu berarti jika beliau tidak datang juga, beliau tidak akan dapat pergi kemanapun sampai kami melakukan penjemputan."
"Bagaimana dengan petinggi-petinggi yang terlibat?"
"Kami melakukan hal yang sama. Surat panggilan sudah dilayangkan kepada mereka dan visa mereka akan segera dibekukan. Sampai saat ini, sudah ada beberapa pihak yang memberikan kesaksian. Kami akan segera merilis nama-nama petinggi itu jika proses penyidikan sudah selesai. Terimakasih."
"Apa ada perusahaan lain juga yang terlibat dalam kasus ini?"
"Ya, ada beberapa. Salah satu perusahaan yang terlibat juga merupakan perusahaan besar yang bergerak dibidang yang berbeda. Diantaranya H.D corp, Moon corp, Perusahaan Hansai, Byun Corp dan banyak perusahaan lainnya?"
"Apa mereka juga diselidiki?"
"Ya. Beberapa dari mereka sudah menjalani prosesnya, dan penyelidikan akan terus berlangsung sampai kasus ini menemukan titik terang. Jadi harap bersabar, kami akan merilis berita jika ada kemajuan dalam proses penyidikan ini. Terimakasih."
Tak lama kemudian seorang pria berusia tiga puluhan yang baru saja turun dari mobilnya mengalihkan perhatian media. Media segera berlarian menyerbu pria yang dianggap bisa menjadi narasumber penting ini. Pria itu hanya menghela nafas lelah dan berusaha menjawab pertanyaan dari awak media.
"Byun Baekboom ssi, apakah anda datang kesini untuk penyelidikan?"
"Ne."
"Apakah benar anda menerima uang suap dari Go Minki ssi?"
"Soal itu, akan dijelaskan oleh pengacara saya saat selesai penyelidikan nanti. Saya harus masuk untuk penyelidikan sekarang. Permisi."
Ucap Baekboom yang berusaha menghindari kericuhan awak media.
.
"Seorang pria mungil nampak memelototkan matanya saat menatap layar televisi itu. Dia tahu benar jika perusahaan ayahnya terlibat, tapi hyungnya akan menjalani proses penyidikan besok? Tanpa menghubunginya? Kali ini apa yang harus ia perbuat?
Sementara disebelahnya, Chanyeol nampak menatap Baekhyun dengan raut wajah yang tak bisa dijelaskan. Ia menemukan raut terkejut dan ketakutan Baekhyun disana, namun tak berselang lama, ia kembali berpura-pura menatap layar itu seolah tidak terjadi apa-apa. Dan tak lama kemudian, giliran Baekhyun yang mengedarkan pandangannya pada Chanyeol dengan tatapan yang sama rumitnya.
Saat ini hanya satu yang ada dipikiran Baekhyun, yaitu tentang pria bangsat disebelahnya yang entah kenapa tidak memberitahunya soal hal ini. Padahal ia juga turut serta untuk menghabisi anak buah Go Minki saat itu.
'Park Chanyeol keparat!' Batinnya.
.

Dear readers...
maaf karena terlalu lama.
udh hampir sebulan cerita ini cuma kesave di draft tanpa dipublish.
ini karena sy gk mau ada kesalahan sekecil apapun dalam menulis cerita ini. termasuk typo. jadi sy lebih suka untuk cerita ini sy edit ulang lagi paling tidak sy baca 2 kali sblm sy publish.
Dan stelah cerita ini selesai sy buat, siapa tahu kalau ternyata pekerjaan sy didunia nyata begitu banyak dan puncaknya saya smpe sakit demam selama seminggu.
itulah kenapa cerita ini sangat lama di up.
maafkan...
sy tdk bs menjanjikan, tp akan diusahakan new chap akan terbit minggu ini juga sbg permintaan maaf.
thanks.
😊😘

BULLET OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang