Summary Chapter sebelumnya
Bukankah pria yang menariknya tadi pria suruhan Chen? Ia awalnya berfikir bahwa Lay adalah salah satu dari orang suruhan Chen. Namun melihat dia menghabisi orang-orang suruhan Chen tadi menyisakan tanda tanya besar.
Siapa pria ini sebenarnya?
Kenapa ada dua kubu yang mengincarnya?
Apakah dia menyelamatkan, atau justru sebaliknya?
Namun Luhan memilih tetap diam dibalik semua pertanyaan yang mengganggunya itu.Chapter 12
"Ayo cepat! Kau ini lamban sekali!"
Lay menyeret Luhan yang kini tangannya tengah terikat dan matanya tak dapat melihat warna lain selain gelap karena kini netranya tengah tertutupi oleh kain berwarna hitam.
Ah, rupanya firasatnya benar.
Pria ini tak benar-benar menolongnya.
Tapi kenapa?
Apa yang membuat orang yang diketahui Luhan sebagai dokter penolong Chanyeol ini berbuat demikian?
Entahlah, kepalanya terlalu berat rasanya untuk memikirkan hal tersebut.
Terlalu banyak pertanyaan yang membebani kepalanya hingga bahkan hanya untuk sekedar berjalan saja, ia merasa lemas.
"Masuk!"
"Hei, hei. Pelan-pelan saja sayang. Ingat perintah bos, kita tidak boleh melukai mereka sedikit pun."
"Yak! Berhenti memanggilku sayang! Aku bukan pacarmu!"
Dan yang dibentak justru terkekeh melihat tingkah manis Lay.
"Duduk!" Titah pria kekar itu sambil mendorong bahu Luhan kasar hingga tubuh si cantik jatuh terduduk dilantai dingin disudut ruangan itu.
Ya, setelah melemparkan senyum manis kepada koleganya itu, sang pria kekar tadi justru langsung mengalihkan atensinya pada pria cantik disebelahnya dan membentaknya. Tak cukup sampai disitu, ia juga memperlakukan si pria cantik dengan sikap yang sungguh kontradiksi terhadap perlakuannya kepada Lay barusan.
"Ck! Kau bilang jangan sakiti mereka tapi lihat apa yang kau lakukan? Dasar bodoh!" Ucap Lay sambil terus memukuli tubuh pria dihadapannya dengan manja hingga pria kekar tadi menangkap tangannya dan mendekatkan wajahnya ke arah pria manis itu.
"Apa? Huh! Berani mendekat, peluru melayang!"
Yunho tersenyum miring. Ini yang ia sukai dari Lay. Namun ini bukan saat yang tepat untuk menggoda si manis. Ada urusan lebih penting yang harus ia selesaikan terlebih dahulu sebelum ia bisa bebas menjalankan hobi barunya untuk menggoda koleganya itu.
"Auh, kau itu galak sekali. Baik-baik. Aku akan berhenti main-main. Ayo kita urus mereka dulu. Ini saatnya bekerja."
"Dan kau baru sadar?" Ucap Lay memutar bola matanya malas.
Pria dihadapan Lay itu memutar arah menghadap Luhan.
Dan Luhan yang kini dalam posisi duduk, akhirnya menyadari bahwa lututnya menyentuh bagian tubuh milik orang lain.
Oke ini artinya dirinya tak sendiri diruangan ini.
Ada orang yang bernasib sama dengan dirinya tengah terduduk tepat disebelahnya.
Tunggu, mungkinkah orang ini...
Keringat dingin seketika mengucur deras di sekujur tubuh Luhan memikirkan segala kemungkinan yang dibawa oleh firasatnya. Apalagi firasat seorang Luhan sangat jarang meleset.Kini Luhan dapat merasakan tangan seseorang yang sedang mencoba membuka ikatan di matanya. Dan benar saja, ketika pria manis itu mulai bisa mengedarkan pandangannya, Luhan dapat melihat seluruh rekannya berada dihadapannya. Ya, mereka juga dalam kondisi yang sama mengenaskannya dengan Luhan. Dengan tangan, kaki dan mulut yang terikat. Dan Luhan dapat melihat sesosok pria yang kini berjongkok membelakanginya dan membukakan ikatan yang terpasang di indra penglihatan teman-temannya itu.
Pemandangan Kai, Sehun, Chen, Xiumin, Siwon, Kyungsoo dan juga Chanyeol yang tersandera di sana membuat ia menggertakkan giginya kuat.
Ya, Luhan sedang marah besar sekarang.
"Yunho?" Ucap Chanyeol sedikit tidak jelas karena mulutnya masih tersumpal oleh sebuah kain hasil perbuatan Yunho, namun perkataan Chanyeol tadi masih cukup dapat dimengerti oleh rekan dan musuhnya yang ada disana.
"Wae? Kau terkejut? Rupanya kau masih mengingatku ya. Aku jadi terharu. Hei, karena kau berhasil mengingat diriku ini, maka akan ku beri satu saran agar kau bisa selamat. Saran ini tidak cukup sulit untuk kau jalankan karena kau hanya perlu diam. Ya, cukup dengan diam dan menjawab semua pertanyaan yang kami ajukan maka kau akan kami bebaskan. Mudah kan? Kenapa? karena kita ini tipe orang yang tidak bisa mengontrol tangan kita sendiri, jadi jika lidahmu itu terpeleset sedikit saja, bisa jadi tangan kita ini akan terpeleset lebih jauh lagi dan senjata-senjata ini akan dengan senang hati menyapa organ-organ dalam mu. Ah, aku lupa. Bukan hanya ke arahmu, tapi juga ke arah teman-teman mu itu. Jadi, hati-hatilah."
Sambil menyeringai dan menepuk-nepuk bahu Chanyeol, Yunho kemudian pergi meninggalkan mereka dan berjalan menghampiri rekannya, Lay kembali.
"Yunho ah, kenapa bos belum datang juga?"
"Sudah, biarkan saja. Dia ingin kita yang mengurus mereka dulu. Barulah dia akan datang setelah semua urusannya selesai."
"Apa urusan itu masih belum selesai juga?"
"Hei, bos sedang mengatasinya. Tentu saja itu bukan perkara yang mudah diselesaikan. Diam dan tunggu saja, oke?"
Lay hanya menundukkan kepalanya mendengar ucapan Yunho barusan, membuat Yunho menghela nafasnya pelan.
Ia tahu Lay khawatir, namun ia juga yakin bahwa bosnya cukup handal untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi, tak peduli sepelik apapun itu.
"Hello everybody. I'm coming!"- Kang Daniel.
Buk!
Sebuah pukulan sukses mendarat dari tangan besar Yunho.
"Aw!"
Kedua orang di sana terkekeh melihat maknae di grup mereka itu kesakitan.
"Hyung! Kenapa kau melakukannya lagi! Kepala ku ini bukan terbuat besi tahu! Haish, bisa-bisa otak jenius ku jadi bodoh gara-gara kau hyung. Lihat saja, kalau sampai aku benar-benar jadi bodoh, aku akan menuntut mu! Kau harus tanggung jawab!"
"Aigoo, banyak bicara huh? Ya, sana tuntut aku. Tapi sebelum kau menuntut ku, aku akan menghabisi mu terlebih dahulu!"
"Ck! Kau itu, hyung! Selalu saja pakai kekerasan! Sekali-kali gunakan otak mu!"
"Mwo? Kau mau cari mati ya! Sini kau!"
Dan Daniel pun terus berlari mengelilingi Lay yang ada diantara dirinya dan Yunho, hingga Lay harus berteriak akibat tak tahan dengan tingkah kedua koleganya itu.
"Aaarrrggghhhh!!! Tak bisakah kalian tenang sebentar saja. Kau benar-benar seperti pasien sakit jiwa jika seperti ini! Lihat, kita mempunyai tamu dan kalian malah ribut sendiri."
Kang Daniel menolehkan kepalanya dan menemukan Chanyeol yang tampak terkejut.
"Aigoo! Ya, nugu ah? Tamu agung kita sudah sampai rupanya. Hyung nim, kau tidak akan melupakan roomate mu ini kan? Aigoo. Senang bertemu dengan mu lagi. Kudoakan semoga kau bisa kembali hidup-hidup." Ucap Daniel sambil melambaikan tangannya seolah mengucapkan salam perpisahan kepada Chanyeol.
"Daniel ah, kasus kemarin. Apa kau sudah memecahkannya?"
"Aku menangani banyak kasus, kasus mana yang kau bicarakan, hyung?"
"Haish! Kasus yang sekarang sedang diurus bos! Kasus terbesar kita! Apalagi memangnya! Dasar bedebah!"- teriak Lay
"Hyung, bisa kan tidak usah pakai teriak segala? Gendang telinga ku akan pecah mendengar frekuensi tinggi gelombang suaramu itu."
"Ck! Kau tahu? Aku sangat heran. Sampai saat ini, aku sudah menjadi ahli psikiatri selama 4 tahun. Dan tidak ada satu pun diantara anak jenius yang pernah ku temui banyak bicara seperti mu! Kau hanya tinggal menjawab pertanyaan ku, kenapa susah sekali, hah?"
"Ck! Kalian selalu saja begitu. Ya, ya! Aku akan menjawabnya. Hyung, kau serius bertanya padaku? Memangnya siapa aku? Aku ini Kang Daniel Tentu saja kasus itu sudah terpecahkan. Makanya bos segera pergi untuk mengurusnya. Jika tidak, apa bos akan pergi dengan tangan kosong, hah?"- Ucap Daniel dengan ekspresi sombongnya, membuat Lay gemas ingin memukulinya sekeras mungkin.
"Ck! Sombong sekali! Kau tahu? Kebiasaan sombong mu itu sangat mirip dengan seseorang! Dan aku benci itu!"
Daniel memicingkan matanya tajam ke arah Lay.
"Mwo!?!"- Lay
"Ani. Hanya saja... Apa kau yakin? Aku pikir yang kau rasakan itu justru sebaliknya."
"Yak, kau!"
"Hsssttt! Sudah, jangan berisik!"
Yunho menenangkan kedua rekannya dan lalu menatap sandera yang ia dan rekannya bawa tadi.
"Lihat mereka. Menurut kalian, apa yang harus kita lakukan kepada mereka selagi menunggu bos datang?"
"Pukul kepalanya dan buat mereka pingsan. Selesai."- Ucap Daniel yang mendapat pandangan sinis dari Lay.
"Bos melarang kita menyakiti mereka jika kau lupa."
"Ah, benar juga. Kalau begitu, kurung saja mereka di lantai atas. Bangunan itu kan dulunya bekas penjara. Hyung, siapkan obat penenang. Untuk jaga-jaga kalau mereka memberontak."
Dan kedua hyung itupun menyetujui ide sang maknae.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULLET OF LOVE
FanfictionPengenalan tokoh : Chanyeol : Ketua mafia. Nama alias : yoda Kyungsoo : Tangan kanan Chanyeol dalam strategi perang. Nama alias : D.O Luhan : Ahli senjata dan peralatan perang. Nama alias : Deer/Lulu Kai dan Sehun : Fighter. Nama alias : Kamjong, Al...