CHAPTER 27

1.5K 122 27
                                    


Happy Reading
💛💛💛💛💛💛💛💛

.....

"Oppa yakin aku bisa mempercayai oppa?", tanya Taeyeon ragu saat melihat Jiyong yang sudah memegang pisau dan bersiap memotong beberapa sayuran diatas meja.

"Percayakan hal ini padaku, kau tidak lupakan aku pernah membuatkan spaghetti untukmu? Jadi untuk masalah potong memotong kau nisa mempercayakannya padaku", sahut Jiyong sembari mulai memotong bawang bombay didepannya.

Taeyeon tersenyum kecil saat melihat tangan Jiyong begitu terampil dalam melakukan tugasnya itu.

"Apa oppa dulu pernah belajar memasak? Dari yang kulihat, oppa cukup ahli melakukannya", tanya Taeyeon diakhiri dengan pujiannya yang membuat Jiyong tersenyum bangga.

"Aku belajar memasak dari Yura, lebih tepatnya aku selalu menemani Yura saat Yura sedang memasak. Dulu kami sering sekali memasak bersama di rumah Yura, Yura mengajarkanku memasak dengan sabar. Kekeke, Yura bahkan pernah memarahiku karena akh mengacaukan dapurnya diawal aku menemaninya memasaka", kekeh Jiyong sembari membayangkan betapa kesalnya wajah Yura saat itu.

Sedangkan Taeyeon hanya terdiam mendengar cerita dari Jiyong, senyum yang tercipta di bibirnya beberapa saat lalupun luntur tanpa disadarinya.

Taeyeon sedikit merasa tidak nyaman saat mendengar nama Yura keluar dari bibir Jiyong. Ada rasa cemburu dalam hatinya ketika Jiyong menyebut nama Yura, Jiyong seakan sedang mengenang kebersamaan mereka berdua dulu.

Didalam hati Taeyeon berpikir. Apakah dia sudah merebut kebahagiaan Jiyong dan Yura? Karena melihat bagaimana Yura dan Jiyong berpandangan, Taeyeon rasa mereka masih sama-sama saling mencintai terutama Yura.

".... Kau juga salah saat mengatakan bahwa Jiyong masih mencintaiku karena dari apa yang aku lihat selama dia berpisah denganmu dulu, Jiyong sangat terlihat lebih pendiam dan dimatanya ada banyak sekali rasa penyesalan dan bersalah dan dari situ aku tahu bahwa Jiyong benar-benar sudah jatuh cinta padamu. Lagipula aku merasa bahwa perasaan kami bukanlah perasaan cinta sebagai sepasang kekasih, aku merasa perasaan kami hanya sebatas persahabatan yang sama-sama saling ingin melndungi satu sama lain"

Taeyeon masih mengingat bagaimana dulu Yura melepaskan Jiyong untuknya. Walau terlihat tegar tapi Taeyeon yakin, Yura pasti merasakan kesedihan saat harus melepaskan eseorang yang dirinya cintai. Taeyeon tentu pernah merasakan hal itu saat melepas Jiyong pergi darinya.

Taeyeon merasa menjadi orang jahat yang telah mengambil Jiyong dari sisi Yura.

"Kau melamun?"

Taeyeon terlempar dari lamunannya saat suara Jiyong mengejutkan dirinya.

"Apa yang sedang kau pikirkan?", tanya Jiyong lagi saat melihat Taeyeon yang hanya terdiam ditempatnya.

"Tidak ada. Lanjutkan, aku akan mengurus bahan yang lain", ujar Taeyeon kemudian berbalik –mencoba menghindari tatapan menyelidik dari Jiyong. Berjalan kearah washtafel. Berdiri disana dengan pikian yang melayang Kembali pada kalimat yang Yura katakan satu tahun yang lalu.

"Kaulah wanita yang Jiyong cintai saat ini, bagaimana bisa kau mengatakan bahwa Jiyong mencintaiku disaat Jiyong hanya bisa menatap kearahmu saja. Jangan meragukan cintanya dan bahagialah bersamanya"

Yura benar. Kini Jiyong sudah menjadj miliknya, Jiyong sudah mencintainya dan dia pun seperti itu. Untuk kali ini saja Taeyeon ingin bersikap egois dengan membuat Jiyong menjadi milimnya seutuhnya. Semua itu dirinya lakukan untuk kebahagiaannya.

[GTAE] IFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang