ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 3

4.4K 621 81
                                    


.

.

.

.

Aku mengucapkan terima kasih pada Helen, seperti kemarin dia membawakanku makan siang, namun kali ini bersama dengan baju yang katanya sengaja dia bawa untuk di berikan padaku. Dan dengan senang hati aku menerimanya. Lagipula aku datang ke dunia ini tanpa membawa pakaian lain selain yang kupakai di balik seragam agen rahasiaku. Barang-barang dan senjataku pun saat ini berada di tangan Erwin. Aku membiarkan saja, toh untuk apa juga aku mempertahankannya, yang ada aku akan di curigai. Barang-barang itu juga tidak berguna disini.

Ceklek.

Pintu kembali terbuka saat gadis itu baru saja keluar, kupikir dia kembali lagi namun nyatanya yang kudapati adalah wajah ceria Hanji.

"Hai (Y/n). Bagaimana keadaanmu?"

Aku tersenyum melihatnya, dia terlihat lebih baik daripada yang kemarin.

"Sudah lumayan baik. Sebagian lukaku sudah sembuh, kecuali ini." Ujarku menunjuk keningku yang sudah tidak lagi di perban, hanya di balut plester luka biasa.

"Itu wajar, mungkin lebamnya membutuhkan waktu penyembuhan, kau harus minum obatnya kalau sakitnya datang lagi. Oh ya, kemarin kau bilang ini bicara sesuatu, apa itu?" Tanyanya, berjalan mendekat menghampiriku yang masih duduk di atas ranjang.

"Emm. Aku ingin membicarakan tentang diriku." Jawabku tanpa ragu. Aku sudah memutuskan untuk memberitahu mereka semuanya, dan sisanya terserah mereka saja.

"Dirimu? Kau ingin curhat?"

"Bukan curhat Hanji." Dengusku. Beranjak berdiri dari dudukku dan menggandeng lengan wanita yang sudah ku jadikan teman sejak dia merawatku.

"Ayo. Antar aku bertemu Erwin, aku juga ingin memberitahunya sesuatu."

.

.

Aku duduk di sofa mungil yang ada di ruangan Erwin. Ruang kerja khusus milik komandan pasukan Scout Legion. Begitu rapi dan tentu saja penuh dengan buku dan berkas-berkas yang memenuhi sebagian lemari yang ada. Erwin duduk di kursi yang berhadapan dengan meja besar miliknya. Hanji duduk di sebelahku, wanita itu sibuk menyeruput teh yang sediakan.

Suasana hening sampai Erwin berdehem dan meletakan kertas terakhir yang harus di periksanya.

"Baiklah. Ada apa kau ingin menemuiku (Y/n)?" Tanyanya, menatapku dengan senyuman. Aku menelan ludah melihat kewibawaannya, benar-benar aura seorang pemimpin.

"Ehh ya. Aku ingin membicarakan sesuatu."

"Ya bicaralah."

"Tapi ... Apa dia juga harus ikut?" Tanyaku, melirik pria berambut hitam dengan gaya undercut yang duduk di dekat jendela dengan posisi tengah menyeruput teh dengan gaya yang unik. Kelima jarinya berada di bibir gelas.

"Kenapa? Kau keberatan?" Tanya Erwin. Aku mengusap belakang leherku, merasa tidak tenang apalagi saat mata abu-abu kebiruan itu menyorot dengan tajam padaku. Sial, aku gugup atau salah tingkah sih? Dan kenapa harus dengan dia coba!?

"Emm. Sejujurnya tidak. Tapi--"

"Kau pasti bertanya-tanya kenapa aku memanggilnya kemari." Erwin bergabung di antara aku dan Hanji, duduk di sofa tunggal yang berhadapan denganku.

"Kuperkenalkan dulu ya, dia Kopral Levi. Salah satu bawahan yang ku percaya seperti Hanji. Kau tidak lupa kan, kalau dia orang yang menemukanmu dan mengajakmu bertarung di hutan." Ucapan Erwin membuatku teringat kejadian di hutan.

AoT Fanfiction: Time to Meet You [Levi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang