4

76 8 0
                                    

Ben mengemudikan mobil miliknya ke sebuah perumahan yang sudah sebulan ini sering ia kunjungi karena seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ben mengemudikan mobil miliknya ke sebuah perumahan yang sudah sebulan ini sering ia kunjungi karena seseorang. Lebih tepatnya Ben selalu datang ke sana untuk mengikuti salah satu penghuninya pergi ke sekolah. Permata regency. Ya beberapa hari ini Ben mengikuti Jihan ke sekolah.

Ben bukan sepenuhnya seorang lelaki brengsek yang meniduri sesesorang lalu melupakannya begitu saja. Malam itu selalu terputar di pikiran Ben bagai kaset yang di ulang ulang. Ben tidak pernah lupa bagaimana Jihan menangis karenanya malam itu. Ben juga sangat merutuki dirinya yang bodoh karena menodai gadis belia macam Jihan. Bahkan saat Ben menodai gadis itu, Jihan masih mengenakan seragam sekolahnya. Sungguh ironi...

20 menit sudah mobil Ben terparkir tak jauh dari rumah Jihan. namun sang dara tak juga keluar bersama kakaknya dan berangkat sekolah seperti biasanya. Ben bosan menanti Jihan keluar. Selain itu Ada sesuatu yang mengganjal di hati Ben. Entah apa itu, yang jelas hal itu membuat Ben memberanikan diri turun dari mobil dan melangkahkan kaki ke rumah Jihan.

"JIHAN! SIAPA AYAHNYA!?" tepat ketika tiba di depan pintu rumah Jihan Ben di kejutkan dengan teriakan dari dalam sana.

Dahi Ben berkerut. Siapa Ayahnya? maksudnya?

Jihan? bukankah itu nama Gadis yang membuatnya dihantui rasa bersalah selama sebulan belakangan ini?

Tunggu tunggu... Siapa ayahnya?

Jangan jangan...

***

Chandra memeluk adiknya yang terisak dengan erat.

"jadi... jelaskan padaku apa yang terjadi" papa Jihan setelah mencoba berkata setenang mungkin.

Jihan pun memulai ceritanya dengan sedikit ketakutan. Papanya tak pernah semarah ini sebelumnya.

"jadi siapa ayah anak itu?" tanya papa Jihan setelah Jihan menceritakan semuanya.

"..."

"JIHAN! SIAPA AYAHNYA!?" suara papa Jihan meninggi kembali.

"J-jihan gak tau pa..."

"jangan mengada ada kamu! katakan dengan jujur. Siapa ayahnya!?"

"Jihan gak tau pa Jihan-"

Ting nong...

Hening menyeruak pada ruangan yang tengah memanas itu. Tidak ada satupun yang bereaksi di ruangan itu hingga bunyi bel kedua berbunyi.

Ting nong...

"aku buka pintu dulu" ujar mama Jihan lalu beranjak.

"ada apa ya?" tanya mama Jihan setelah membuka pintu rumahnya.

"selamat pagi. Saya Ben, Direktur JAYA's group. Bisa bertemu dengan nona Jihan?" Ben memperkenalkan dirinya.

Mama Jihan mengernyit bingung. kenapa anaknya bisa kenal dengan Direktur perusahaan ternama itu?

YOUNG MOM (BBH ›‹ JDB) [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang