02.

1.3K 261 50
                                    

Taeyong meleos masuk ke rumah tanpa memedulikan keadaan sekitarnya. Yunho yang sedang membaca koran terheran - heran melihat tingkah putra kesayangannya itu.

"Yongie, papah ga disalamin nih? Pulang main masuk kamar aja," sindir Yunho tanpa menatap Taeyong pura - pura serius akan bacaannya.

Taeyong menghela nafasnya pelan dan membalikan badannya menuju sang ayah memeluk dan menciumnya hangat.

Yunho menatap lekat - lekat putranya sambil melepas kacamata bacanya, betapa ia mewarisi kecantikan mendiang istrinya.

"Yongie.. kapan toh kamu mau nikah? Papa udah pengen gendong cucu."

Sudah bisa ditebak oleh Taeyong jika ayahnya pasti akan membahas soal ini lagi, "pah, Yongie masih belum ada rencana untuk nikah, Yongie masih enjoy kerja."

"Yongie sayang.. waktu kamu minta sekolah kedokteran, papa turutin. Kamu minta lanjut ngambil spesialispun papa turutin. Sekarang papa minta kamu nikah punya anak kok ga kamu turutin?"

"Tapi paahh.."

"Kamu tega liat papa mati nanti belum sempet gendong cucu?!"

"Pah kok ngomongnya gitu?!"

Lagi - lagi Taeyong harus menghela nafasnya pelan - pelan, mengumpulkan seluruh kesabarannya agar ayahnya tidak salah paham akan keputusannya.

"Mohon maaf tuan, ada tamu nyari dokter Taeyong" potong sang asisten rumah tangga ketika Taeyong hendak mengucapkan sepatah kata pada ayahnya.

Ketika Taeyong hendak menemui tamunya, betapa sebalnya Taeyong ketika melihat Jaehyun sedang bersandar di sofa dengan senyuman menyebalkannya itu.

"Hey dok, eh engga deh. Hey Yongie sayang" sapa Jaehyun tanpa memedulikan raut kebencian di wajah Taeyong.

"Keluar!" Usir Taeyong dengan tangan yang mengarah pada pintu keluar.

Yunho yang diam - diam mengintip sedari tadi mencelah tiba - tiba, "eh kok punya pacar ga dikenalin ke papah?"

Lesung pipi Jaehyun tampak semakin dalam mendengar ucapan Yunho.

"Halo om, eh maksud Jaehyun papah mertua" sapa Jaehyun.

Yunho terkekeh mendengar candaan Jaehyun, "ikut papah ngopi yuk, nak. Yongie, buatin papa sama pacar kamu ini kopi yang enak yah."

Taeyong rasanya ingin mati saja saat itu, ia benci melihat senyuman iblis Jaehyun, ia rasanya seperti di injak - injak hanya dengan sebuah senyuman.

---

"Chitt, sepupu lo mana sih ko ga dateng - dateng?! Pasti anak smp nih cipika - cipiki dulu sama pacar sampe lupa janji" keluh Winwin bosan.

"Tunggu dulu dong sabaaaaaar, orangnya lagi jalan kesini kok. Gue cabein juga mulut lo ngeluh mulu."

Tak lama kemudian sosok Taeyong muncul dengan raut wajah yang sungguh tak enak dilihat, ia melemparkan kunci mobilnya begitu saja ke meja.

"Liat - liat kali! Kecolok mata gue, gue lempar balik lo pake meja!" Cecar Chitta ketus.

"Jaehyun ke rumah gue tiba - tiba dong!!! Terus bokap gue welcome ke dia! Gila ga sih?!" Kini Taeyong mengeluh setengah berteriak.

Sedangkan Winwin yang sedaritadi memerhatikan Taeyong tersedak tiba - tiba ketika mendengar nama Jaehyun.

"Saya kira dokter pacaran sama Jaehyun," potong Winwin pelan.

"HEH! Najis tau ga?!"

"Dok, jangan di najis - najisin dulu, jodoh ga ada yang tau dok."

"Chitt?! Dia siapa sih?!"

Chitta langsung membekap mulut Winwin sambil terkekeh, "sori Yong, dia kalo ngomong suka kelewat jujur."

Taeyong mendengus kesal mendengar ucapan Winwin.

"Yong.. gue tau sih Jaehyun emang dibawah rata - rata, tapi mukanya diatas rata - rata kok. Cocoklah sama lo" timpal Chitta.

"Iya dok, saling melengkapi juga, kan dokter udah pinter nih, melengkapi Jaehyun yang kaya gitu," kilah Winwin.

Seketika telinga Taeyong terasa panas, kepalanya seperti mau pecah ketika ia hendak refreshing malah mendengar nama Jaehyun berkali - kali.

Ingatan Taeyong terbawa akan kejadian semalam bersama Jaehyun, ketika ia membawanya keatas tempat tidur, memagut bibirnya dengan sensual. Ia ingat betul bagaimana Jaehyun membuka kancing kemejanya satu persatu dan menyapu kulit mulusnya dengan sentuhan bibirnya. Ia ingat betul bagaimana ia mencakar punggung lebar Jaehyun karena hentakannya begitu nikmat terasa di dalam tubuhnya.

Taeyong langsung berlari mencari toilet karena tiba - tiba saja perutnya terasa mual mengingat kejadian semalam.

Winwin dan Chitta mengerenyit kebingungan melihat tingkah Taeyong yang entah sedang kesurupan apa.

Tbc.



My Life As a (real) DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang