04.

1.3K 239 42
                                    

Jaehyun terbangun dari mimpinya yang terasa begitu nyata, ia menyentuh kepalanya yang terasa pening dan basah akan keringatnya. Ia beringsut menuju wastafel sambil menatap bayangannya pada cermin.

"Aku pikir Taeyong benar - benar hamil," desah Jaehyun pelan pada dirinya sendiri.

---

Keesokan harinya, semua berjalan dengan damai, tidak ada keributan sama sekali. Jaehyun tampak tidak membuat keributan di tempat dokter kecantikan kesayangannya, seperti biasa yang ia lakukan setiap hari.

"Gue ngerasa ada yang aneh deh kalo Jaehyun ga bertingkah," Chitta menatap Winwin menunggunya di ambang pintu memerhatikan Winwin yang sedang merapikan stetoskop dan snellinya.

"Diem salah, rame juga salah," sahut Winwin datar.

Chitta tertawa pelan, ia merasa bodoh akan ucapannya. Tapi memang benar adanya jika rumah sakit terasa damai dari ulah Jaehyun rasanya ada yang kurang.

Tak lama kemudian Taeyong berjalan terhuyung sambil membawa tas ranselnya, entah ia mau pergi kemana.

"Eh dok, dok. Mau kemana?" Tegur Winwin sambil mencengkram kencang bahu Taeyong agar tubuh mungil itu tidak tiba - tiba jatuh merosot ke lantai.

"Kok lo lesu, Yong?" Timpal Chitta.

"Panggil gue dok kalo masih dilingkungan RS!" Seru Taeyong yang masih bisa ketus dalam keadaan lesu seperti itu.

"Kecuali buat Jaehyun ya, dok?" Kini Winwin menjahili dokter seniornya itu.

"Halo Yongie sayang!"

Sudah tidak lain dan tidak bukan lagi suara itu pasti suara Jaehyun, tapi rasanya seperti suara panggilan kematian bagi Taeyong.

Taeyong berusaha berlari pelan, walau fisiknya sudah menjerit tak mampu, namun kecepatan Jaehyun jauh lebih cepat daripada gerak Taeyong. Ia langsung menggendong Taeyong dengan gaya pengantin.

"Turunin!!!! Gue bawa mobil sendiri!!!" Teriak Taeyong sambil terus menggerakan tubuhnya agar lepas dari gendongan Jaehyun.

Yuta yang baru saja datang membelalakan kedua matanya bersama pasien - pasien yang sedang mengantri di lobby.

Sedangkan Winwin dan Chitta hanya bisa tertawa seperti orang aneh ketika melihat Jaehyun dan Taeyong.

---

Johnny, Chitta, dan Winwin kini menepuk pelan bahu Jungwoo agar ia tidak menangis terus - terusan.

"Udaah, gausah nangis. Kan udah mantan ini." Hibur Chitta sambil menyeruput susu ultra rasa stroberinya.

Jungwoo masih sibuk merobek - robek kenangan photoboxnya bersama dengan Jaehyun.

Johnny yang terpaksa ada disana hanya bisa menghela nafas sambil berfikir kenapa ia bisa terseret pada permasalah para uke.

"Woo, itu boneka gedenya ga sekalian mau dirobek, dibakar sambil dibikinin video klipnya biar kaya awkeran?" Potong Winwin yang lagi - lagi memasang wajah polosnya. Chitta langsung melotot dengan air muka yang sangat mengintimidasi Winwin.

"Ya tapi kan ga seminggu abis putus terus langsung jadian sama yang baru!!!!!!" Sahut Jungwoo histeris.

"Eh tau ga?! Dia tuh ketemu dokter Taeyong udah dari lama, mereka ketemu di tind—" mulut Winwin langsung dibekap oleh Johnny,  "Win itu di depan ada tempat nongkrong kayanya asik tuh," kata Johnny dengan wajah sepetnya itu.

"Tadi Winwin ngomong apa?" Tanya Jungwoo dengan suara seraknya.

Chitta menggelengkan kepalanya, "engga kok dia lagi baca doa tadi."

---

Taeyong menatap lesu makanan yang sudah tersaji diatas meja makan, hari ini ia mulai kehilangan selera makannya.

Yunho menatap Taeyong dengan khawatir, "kamu kenapa sayang? Sakit?"

"Gatau pah, dari semalem udah lemes," jawab Taeyong menyandarkan tubuhnya pada kursi.

"Papah telfon Jaehyun dulu, ya."

Dengan cepat Taeyong langsung menghadang Yunho, "gausah pah, biar besok Taeyong berobat sendiri."

Kini Taeyong mulai merasa mual seperti semalam lagi, "apa jangan - jangan gerd karena stress ya?" Gumam Taeyong pada dirinya sendiri.






Tbc.

My Life As a (real) DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang