I Told You Already!
"Kan sudah ku katakan padamu, dia tidak baik untukmu, Markeu hyung!"
"Na, ini sudah kekasihku yang kesekian yang kau katai tidak baik."
"Aku berkata apa adanya, hyung."
"Lalu yang baik itu yang bagaimana, Na."
"Ya seperti-"-aku "Mana ku tahu."
Ah. Pagi yang cerah, dimana mentari dengan bangga menyinari bumi serta desau sang angin yang menggelitik dedaunan hingga gemerisik terdengar. Disana, kedua putra adam tengah terlibat pertengkaran kecil, yang rutin mereka lakukan setiap paginya.
Bahkan burung – burung enggan bernyanyi secara bersahut – sahutan dan memilih pergi sepanjang keributan yang mereka ciptakan. Beberapa kali, pejalan kaki yang lain melempar pandangan jengah kearah mereka, yang sudah pasti mereka abaikan.
"Demi tuhan Na, kau sebenarnya ingin membuatku melajang seumur hidupku, begitu?"
Pekikan tertahan terdengar dari si pemuda bersuarai sewarna sirup maple, ia mengacak – acak surainya frustasi, sesekali melempar tatapan nyalang ke pemuda yang agaknya sedikit lebih tinggi darinya itu.
"Tck, jangan berlebihan hyung." Dengusnya pelan, mengabaikan tatapan sengit yang kemudian ia dapatkan kembali.
"Mina adalah wanita baik – baik, dan aku menyukainya."
"Ya,ya,ya,ya. Aku sudah muak mendengarnya."
Pemuda yang lebih tinggi memutuskan mempercepat langkahnya, tak lupa hentakan – hentakan keras yang memang disengaja, lalu disusul umpatan – umpatan kecil dari bibir merah mudanya.
"YA! NA JAEMIN! TUNGGU!"
"AKU BENCI HYUNG!"
Jaemin menyahut dengan suaranya yang melengking tajam, mengacuhkan Minhyung –pemuda yang sedari tadi bersamanya- yang tengah sibuk mengejar langkah cepatnya.
Ya. Merekalah Lee Minhyung dan Na Jaemin. Sepasang sahabat yang sedari kecil telah berteman, yeah, sehidup semati, begitu katanya. Mereka terkenal sebagai pasangan pangeran dari negeri dongeng seantero bima sakti, bagaimana tidak? Disitu ada Minhyung dan Jaemin maka disitu pulalah ada pekikan tertahan dari pihak – pihak mengaggumi keduanya.
Tetapi akhir – akhir ini ada sesuatu yang berbeda, walau salah seorang diantara mereka sama sekali tidak merasakannya. Yup! Jaemin, ia telah menyalahi aturan dunia, dimana ia sudah jatuh pada pesona sang sahabat dan Minhyung yang sama sekali tidak mengetahui hal tersebut membuatnya merasa bersyukur dan sedikit gusar.
Ia bersyukur karena ia sendiri enggan membuat persahabatan mereka hancur, dan kegusaran yang akhir – akhir ini ia rasakan disebabkan Minhyung yang acapkali mengenalkan teman kencannya pada Jaemin, yang mana berhasil membuat hatinya memanas saat itu juga; ia cemburu.
Dan sialnya, kali ini Minhyung sudah berkencan lebih dari dua bulan. Bayangkan! Bagaimana merananya Jaemin yang harus meladeni segala ocehan Minhyung, seperti 'mina itu begini' 'mina itu begitu' 'soyoung itu blablabla', di setiap harinya.
"Nana~"
Argh! Bisa gila Jaemin lama – lama jika harus disuguhi aksi rengekan manja khas Minhyung yang dilayangkan untuknya seorang.
"APA?"
Jaemin menyahut, dengan delikan sengit juga mata berkilat penuh amarah, sedang Minhyung hanya terkekeh pelan sembari mengusap leher belakangnya –yang Jaemin yakini tidaklah gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Good For You
FanfictionMinhyung tak habis pikir kenapa Jaemin selalu besikap skeptis terhadap teman kencannya, dan sangat selektif dalam memilih calon pasangan untuknya. Bukankah yang menjalani hubungan percintaan itu adalah Minhyung sendiri? Mengapa Jaemin harus repot-re...