deux

395 60 24
                                    

Just Listen To Me!



Lelah. Hanya itu yang ia rasakan saat ini, dimana ia menyeret kedua tungkai kakinya yang jenjang untuk menjauh dari gedung pencakar langit yang menjadi tempatnya menimba ilmu selama ini.

"hufft"

Ia kembali menghela napas untuk yang kesekian kalinya, mengadah sesekali untuk sekiranya mengukur seberapa teriknya mentari kala itu.

"Jaeminie?" Yanyang menyapanya, dengan cengirannya yang khas –kedua bibirnya tertarik keatas dengan tajam, "Bagiamana-"

"Jika kau ingin bertanya tentang bagaimana hasil ujianku, maka ku pastikan kau akan masuk rumah sakit setelah ini."

Yangyang menelan silivanya dengan susah payah, lalu mengibaskan kedua tangannya dengan cepat untuk menyanggah dugaan Jaemin sebab ia masih terlalu menyayangi nyawanya. Pantas saja Yanyang bermimpi buruk kemarin malam, ternyata ia telah mendapat firasat tentang Jaemin yang memasuki mode monsternya.

"Uhm, aku tidak, hehe."

"Dasar tua bangka! Akan ku bunuh dia nanti! Enak saja mengusirku dari kelasnya! Memang sehebat apasih dia itu!"

Yanyang mengambil langkah mundur secara teratur, agaknya ia ingin menjaga jarak demi keselamatan jiwa dan raganya dari amukan Jaemin yang tak mungkin akan reda dalam sekejap mata.

"Kk-kk-kenapa?"

Dengan segenap keberanian yang masih tersisa dalam dirinya, Yanyang bertanya, suaranya sedikit bergetar –ah, tubuh kurusnya pun turut pula gemetar- seraya menatap takut – takut kearah Jaemin yang tampaknya siap menerkam siapapun.

"Tentu saja karena tugasku yang tidak sempurna dimatanya. Uh. Oh. Ini semua karena Lee –sialan- Minhyung. Akan ku tebas kepalanya, jika ia berani menghadap padaku! Ugh! Dasar! Menyebalkan!"

Jaemin menghentakkan kakinya keras – keras, beruntunglah taman universitas tak seramai biasanya, jika iya, maka Jaemin akan menjadi pusat perhatian yang mungkin besok akan terkenal di media sosial dengan judul konyol yang tak ingin Jongdae ketahui.

"Jaem-"

"Baiklah. Aku ingin menendang bokong siapapun itu, katakan pada seluruh anggota klub hapkid-"

"JAEM!"

"APA?!"

Yanyang terkejut bukan main, bentakan Jaemin benar – benar maut baginya, tanpa ia sadari tubuhnya pun sedikit tersentak beberapa langkah ke belakang.

"Aku bahkan tidak masuk klub mu." Cicitnya, tak lagi berani menatap Jaemin.

"Argh. Kenapa semua orang menyebalkan!"

Jaemin berteriak frustasi sembari mengusak surainya kasar. Tanpa pikir panjang ia kembali melangkah pergi, berbalik untuk meninggalkan Yanyang yang masih terpaku di tempatnya.

"Halo? Bisakah kau menemani Jaeimn hari ini? Ku pikir ia tengah memasuki mode monster nya hari ini."

"..."

"Tolong cepat, aku tak ingin Jaemin membuat ulah lagi."

Jaemin tidak tuli, ia masih mampu mendengar Yanyang yang menghubungi seseorang untuk mengawasi dirinya walau jarak yang memisah mereka cukup jauh, tetapi emosi yang meletup – letup dalam dirinya, membuatnya urung ambil pusing atas hal tersebut.

Jaemin telah bersumpah untuk melampiaskan segala bentuk amarah yang telah mengkelakar dalam dirinya, membangkitkan jiwa iblis yang terlelap tenang sebelumnya.

No Good For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang