Bab 14. Cantik

80K 6K 313
                                    

Urutan penakut :

Citra -

Phoebe -

Queensha -

Nina -


***


Queensha melambaikan tangan pada Alex yang baru datang di depannya untuk menjemputnya lagi. Sudah ketiga hari sejak waktu itu Alex rutin mengantarnya pulang. Alex yang selalu tepat waktu sesuai perjanjian terkekeh ketika Queensha memajukan kepalanya untuk dibantu mengenakan helm olehnya. Tentu saja helm tersebut dibawa oleh Alex, berwarna merah muda kesukaan Queensha.

Alex mengenal baik Queensha yang super manja, sifat kekanak-kanakan yang terjebak dalam tubuh remajanya tidak pernah berubah sedikit pun. Dia masih polos seperti ketika mereka bertemu untuk pertama kalinya.

"Ayo jalan..." Teriak Queensha girang. "Ngebut lagi..." Tambahnya, sehingga Alex tergelak dan menuruti keinginannya dengan senang hati.

"Kamu mau makan apa?" Alex menurunkan lajunya di jalan yang tidak sesak pengendara.

"Mau makan es krim. Terus makan sop iga, nasi goreng, sama jus jambu." Ucapnya semangat.

"Meluncur!!" Alex menaikkan lajunya lagi membelah jalanan sehingga Queensha menyandar kembali di punggung Alex dan memeluk erat pinggangnya.

Seperti kegiatan kemarin, keduanya makan terlebih dahulu di sebuah kafetaria sambil bercerita, tentunya Alex sebagai pendengar setia. Setelah kenyang, mereka melanjutkan ke taman bermain atau sekedar mutar-mutar ngabisin bensin dan menambah sesak jalanan yang lumayan macet.

Alex memberikan jaket kulitnya untuk Queensha, juga menyediakan sarung tangan dan masker agar cewek itu tidak kepanasan. Kulit sensitive Queensha payah kalau kumat, sehingga dia jarang sekali terpapar kulit matahari.

"Mau mampir di sini?" Tanya Alex sembari memelankan laju motornya. Mereka berada di kawasan sebuah bendungan yang disulap menjadi taman. Banyak bunga-bunga menghiasi tepi bendungan, juga pengunjung dan penjual makanan.

"Mau." Queensha mengangguk semangat. Dia memandang orang-orang berlalu lalang di sekitar sana. Wajah sumringahnya tidak sabar turun dan menginjakkan kaki di atas rerumputan hijau yang dipangkas rata di lapangan taman tersebut.

Sehingga ketika Alex memarkirkan motornya, Queensha melorotkan tubuhnya yang tentu saja dibantu oleh cowok tersebut untuk turun. Dia membantu Queensha membuka kedua sarung tangan, helm dan jaket kulitnya. Semua diletakkan di atas motor kecuali jaket, Alex membawanya setengah berlari mengejar Queensha yang tidak sabaran.

"Queen mau minum es kelapa." Pintanya berbinar, melangkah cepat pada penjual es kelapa muda dan mengantri.

Alex memesan untuk mereka, sembari menunggu es mereka jadi, dia menutupi badan Queensha menggunakan jaket kulitnya. "Panas." Katanya ketika Queensha menoleh. "Pake aja, biar kulit kamu nggak ruam-ruam." Hanya beraktifitas ringan saja, sekarang badan Queensha terlihat memerah. Dia akhirnya mengancingi jaket berwarna coklat tersebut sehingga badannya terlihat lebih berisi. Alex terkekeh dan mengacak-acak rambut Queensha gemas. "Makasih, pak." Alex beralih pada penjual es kelapa, merohoh kantongnya untuk membayar dan berlalu santai.

"Queen suka, seger banget." Kata Queensha berbinar. "Besok kita ke sini lagi ya, Lex." Rengeknya manja seperti biasa.

"Boleh." Keduanya duduk di kursi pohon yang rindang. Alex menyingkap rambut Queensha yang berkeringat dan meletakkannya ke belakang. "Rambut kamu udah panjang." Katanya lembut, Queensha menggerakkan lehernya agar Alex lebih leluasa merapikan semua anak rambutnya yang nakal. "Jangan dipangkas, ya."

Queensha mengangguk patuh. "Romeo juga nggak ngebolehin." Katanya polos.

Alex berhenti merapikan rambutnya, dia menatap tajam pada cewek yang sama sekali tidak merasa terbebani dengan ucapannya barusan. "Oh." Jawab Alex akhirnya.

"Alex juga suka kalu rambut Queen panjang?" Queensha mengernyit sembari menggigit sedotan warna putih yang memindahkan es kelapan tersebut ke mulutnya.

"Hem."

Queensha tersenyum senang, "Terus, Queen nggak boleh potong? Sampe panjang melebihi kaki?"

Alex terkekeh lalu menggeleng. "Jangan panjang banget. Nanti ngalah-ngalahin mbak kunti." Cengirnyanya.

Queensha mengerucutkan bibirnya tidak terima. "Queen nggak mirip mbak kunti!"

Alex tergelak, hanya bercandaan kecil seperti itu Queensha ngambek dan memunggungunya. "Aku nggak bilang mirip mbak kunti." Elak Alex masih terkekeh. "Maksudnya, nanti dipotongnya kalau udah melebihi sepinggang."

Queensha tidak percaya, dia mendengkus dan menyedot es kelapanya banyak-banyak. "Queen nggak mau!"

Tidak emosi seperti Romeo, Alex justru tidak berhenti terkekeh. "Segini aja. Nanti kalau udah lebih segini, baru boleh dipangkas." Alex menepuk-nepuk pinggang bagian belakang Queensha dengan lembut. "Soalnya, Queen makin cakep kalau rambut panjang segini."

"Queen cantik?" Queensha tertarik, dia memutar tubuhnya dan mengerjab banyak.

"Iya." Alex membenarkan.

Queensha luluh dalam sekejab. "Iya, Queen mau dipangkas kalau udah panjang." Katanya setuju. "Biar Queen tetap cantik, kan?"

"Iya."

Queensha berbinar senang, "Kalau gitu, ayo ke sana. Queen mau petik bunganya. Queen mau satu." Alex menuruti permintaan Queensha, mereka beranjak ke tanaman bunga yang banyak dikerumungi pengunjung untuk berfoto.

***

Medan, 27.07.19


Duh, Quee oon-nya gak tanggung-tanggung.

Wuakakakka.


Follow ig :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow ig :

Kevin => Axeankevin

Citra => AleandraCitra

Barta=> Bartaaratha

Phoebe => Phoebe_Sasikirana

Romeo => Reynaldi_romeo

Queensha => Queenshaqyra

Stef => Stefanquand

Nina => Aurellianina48

Dira => ila_dira

QUEEN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang