Bab 44. Possessive

67.9K 5K 317
                                    

Urutan mulut ember :

Setip -

Romeo -

Barta -

Kevin -

.

.

.

            "Meo, kasihan tante Melisa."

Queensha masih setia memandang ke belakang, di sana ada Melisa masih berdiri dan dengan pandangan nanar karena penolakan Romeo. Melisa datang pagi-pagi sekali, kebetulan Romeo dan Queensha hendak berangkat sekolah.

Melisa menawarkan diri mengantar mereka, namun Romeo menolak sadis tanpa memikirkan perasaan wanita tersebut. Queensha tidak tega dengan Melisa, namun dia juga tidak berani membantah kekasihnya.

"Biarin." Jawab Romeo enteng. Pandangannya fokus pada banguan menjulang tinggi di sepanjang jalan. Keadaannya sudah semakin membaik, tanpa dibantu dia sudah bisa berjalan pelan-pelan.

Romeo tidak memerlukan tongkat lagi meskipun masih pincang sedikit. Juga tangannya tidak perlu digantung lagi. Fisik Romeo yang kuat mempercepat pemulihannya. Tetapi, Romeo lebih memilih di antar supir karena dia sedang tidak ingin menyetir.

Sesampainya di sekolah, Queensha dengan sigap membantu Romeo berjalan. Menggandeng lengannya dan mengantar hingga ke kelas.

"Weh, udah sekolah aja, cuk." Sapa Stef melihat Romeo dan Queensha.

"Bosen di rumah." Tentu saja bosan. Melisa datang tiap hari, Romeo muak melihatnya. Lebih baik sekolah dari pada diganggu oleh wanita tidak tahu diri itu.

"Stef jagain Romeo. Awas kalau kamu bandel!" Ancam Queensha sadis. Cowok sableng itu memutar bola mata lalu mencubit pipi Queensha gemas. "Sakit, Stef!" Bentaknya sembari memukul lengan Stef kuat-kuat. "Mending sama Barta aja. Stef kayak setan!" Umpatnya. Queensha beralih pada Barta yang baru datang. "Bar, jagain Romeo ya. Jangan sampe lecet lagi. Queen hajar kamu."

"Ogah! Jaga pacar masing-masing." Tolak Barta sadis.

Queensha cemberut kesal. Mereka berdua sama saja. "Lebih baik Kevin!" Rutuknya. "Meo, kamu ke kelas Kevin aja yuk. Mereka nggak bisa dipercaya." Queensha mendelik tajam pada kedua sahabat Romeo.

"Aku nggak apa-apa. Kamu ke kelas aja."

"Queen di sini aja boleh?"

"Nggak!" Tolak Romeo cepat. Queensha kembali cemberut namun berbinar beberapa saat kemudian.

"Cit, tolong jagain Romeo ya." Pintanya. Citra yang baru masuk ke kelas diantar oleh Kevin terkejut bukan main. "Mereka nggak mau jagain Romeo."

Citra akhirnya tersenyum kikuk sambil melirik Romeo dan beralih pada Kevin di sampingnya. "Iya, Queen."

Kevin jelas tidak setuju, dia merangkul Citra dan melotot pada Queensha yang diabaikan oleh cewek tersebut. "Nggak boleh bersentuhan sedikit pun!" Kata Kevin penuh ancaman.

"Ih," Queensha kesal. "Kalau Romeo mau jalan, Citra harus bantu." Elaknya. "Pegang lengannya gini." Cewek itu mempraktekkan cara membantu Romeo berjalan.

"Nggak!" Kevin tetap tidak terima.

"Aku nggak apa-apa, Queen. Nanti aku telpon kalau mau jalan." Ucap Romeo menenangkan.

Queensha tidak sepenuhnya lega. Dia tidak percaya pada sahabat Romeo tersebut. Mereka suka keras, kalau Romeo susah jalan mereka malah bercanda dan membiarkan pacarnya itu kesusahan. Meskipun bercandaan, tetapi Queens ha tidak tega.

QUEEN [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang