MomoGi.
Nama itu sudah Anthony dengar sejak Indonesia Open minggu lalu. Banyak orang yang sudah menunggu match epic dari seorang Momota dan Ginting. Tapi ternyata belum bisa terjadi karena keduanya harus kandas di round 16.Minggu ini di Japan Open, moment itu akan terulang kembali. Bedanya, kali ini benar-benar akan terjadi karena keduanya sudah di pastikan lolos ke Quarterfinal dan akan bertemu di babak tersebut.
"Ting, gue gak jadi balik ke Indo duluan lah. Mau nonton match lo dulu sama si Momota." Fajar, sahabat Anthony tiba-tiba masuk ke kamar mandi dimana Anthony sedang bersiap-siap untuk mandi.
"SI GOBLOG NGAPAIN SIH? KELUAR!!!" Anthony membanting pintu kamar mandi, kali ini ia kunci.
"Serem amat sih Jo roommate lo."
"Emang begitu dia bang, udah biasa gue mah." Fajar dan Jonatan duduk berdua di kasur menunggu Anthony keluar dari kamar mandi.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya yang ditunggu keluar juga. Fajar dan Jonatan menunggu Anthony menyiapkan peralatannya karena mereka akan berangkat ke arena lapangan bersama.
Saat sudah sampai di player longue, dirinya tidak sengaja berpapasan dengan orang yang akan menjadi lawannya hari ini. Yap, siapa lagi kalau bukan seorang Kento Momota.
"Anthony!"
"Oh hey, whats up?"
"Big match today. Good luck!" Kento mengepalkan kedua tangannya, isyarat memberi semangat kepada Anthony.
"Yeah, good luck for us!"
"See you on court?" Kento tersenyum.
"See you on court." Anthony juga membalasnya dengan senyumannya yang super manis.
1 jam berlalu, saatnya Anthony bersiap-siap untuk bertanding. Namanya sudah di panggil oleh panitia.
Pertandingan pun akhirnya dimulai. Match mereka berdua memang selalu berjalan sangat alot. Tapi kali ini dengan match rubber set, mereka berdua membutuhkan durasi yang sangat super untuk pemain tunggal yaitu 90 menit.
Sayang, Anthony belum berhasil revans kali ini.Reaksi senang menghiasi wajah Kento. Ia segera mendekati net dimana Anthony sudah menunggunya untuk bersalaman.
"You did really great." Ucap Anthony tersenyum.
"You too. Meet me in the lobby after our interview?"
Anthony menganggukan kepalanya, pertanda ia menerima ajakan Kento. Tidak lupa juga mereka berpelukan. Sportifitas keduanya memang sudah tidak perlu di ragukan lagi.
Setelah interview, Anthony menunggu Kento di lobby arena. Tidak lama, Kento muncul dan langsung memeluk Anthony dari belakang.
"Ken! We're still in the public place, what if someone see us?" Anthony melepas pelukan Kento dengan paksa.
"I don't care anymore. You look hug-able."
Anthony menarik lengan Kento untuk bersembunyi di balik sebuah pilar yang lumayan besar, cukup untuk menyembunyikan keberadaan dirinya dan si pemain asal Jepang ini.
"Hey, hey, hey... what are you doing?" Kento tersenyum jahil.
"Don't even think about THAT. I'm not going to do THINGS with you." Anthony mempertegas di kalimat that dan things, dirinya juga memukul lengan Kento.
"Ouch, don't hit me!" Kento memasang tampang kesakitan, karena si maung cimahi memukulnya lumayan kencang.
"Are you okay?"