Bagian 6

85 5 0
                                    

Hari ini Gastha lepas, artinya ia akan tidur seharian. Karena double shift semalem membuat tubuhnya remuk seketika, untung saja tulang-tulang ditubuhnya tidak copot. Libur nya kali ini harus dimanfaatkan sebaik-baik mungkin.

Dhita hari ini shift siang, jadi ia masih menikmati tidur nya. Ia juga sama seperti Gastha selalu menyempatkan waktu nya untuk tidur, karena kalau sudah kerja tidak ada waktu untuk tidur.

Tiba-tiba ponsel Gastha berdering mengganggu aktivitas tidur mereka.

"Aduh siapa sih yang ganggu pagi-pagi begini," kesal Gastha. Semalam Handphone Gastha sudah ketemu, ternyata ponsel nya tertinggal di ruang tunggu dekat kamar Naya. Saat Ibu naya keluar dari ruangan anak nya, ia melihat ponsel Gastha lalu ia pun memberikan ponsel Gastha kepada perawat rumah sakit itu, karena ia sudah mencari Gastha namun tidak bertemu. Alhasil ia titipkan. Ternyata memang benar kata Randy, ia masih seceroboh dulu.

"Halo," jawab Gastha saat ia sudah mengangkat telpon yang tadi menelpon nya.

"Pagi sayang, udah sarapan belom?"

"Astaga Randy lo pagi-pagi nelpon gue cuma buat nanyain udah sarapan atau belum? Lo tau kan gue itu abis double shift ngantuk banget. Niat nya mau bangun sore malah lo bangunin," gerutu Gastha namun membuat Randy terkekeh.

"I know, justru itu. Aku mau ngabarin kamu kalo hari ini aku di malang, mau sarapan apa? Aku bawain ya." Ucap Randy lagi, subuh tadi ada telpon dari klien nya untuk rapat di Malang hari ini. Dan subuh tadi juga Randy berangkat ke jogja, saat ini sebenarnya sudah siang. Pukul 12.00, dan Randy mengerti bahwa kekasihnya itu pasti kelelahan karena habis double shift. Mangkanya ia sengaja tidak mengabari Gastha kalau ia mau ke jogja.

"Kamu kesini seriusan?" Tanya Gastha memastikan, takutnya ini hanya mimpi.

"Iya sayang, mau makan apa? Nanti aku bawain." Tanya Randy lagi.

"Apa aja deh yang banyak ya, aku mau mandi dulu. Sekalian bangunin Dhita dia shift siang hari ini," ucap Gastha.

"Okey. Waiting for me babe," ucap Randy lalu mematikan sambungan telpon nya.

Mendengar kabar Randy sudah berada di Malang Gastha sangat senang sekali. Akhirnya ia bisa melepas rindu kepada kekasihnya, walaupun hanya sebentar. Berhubungan jarak jauh memang menguras semuanya. Niat nya Gastha ingin tidur sampai sore, tapi kesempatan untuk bertemu kekasihnya sangkat langka. Jadi kali ini, ia merelakan jam tidur nya untuk bertemu dengan kekasihnya.

"Dhita bangun beb," ujar Gastha membangkunkan Dhita, namun tidak ada reaksi sama sekali dari Dhita.

"Woi bangun anjir gila udah jam 2," teriakan Gastha membuat Dhita bangun.

"Toa banget lo, bikin gue kaget aja. Pusing nih kepala gue," kesal Dhita karena Gastha membangunkan nya dengan cara mengagetkan. Sudah tau kepalanya gampang pusing, apalagi kalau tidak punya uang pasti langsung kumat.

"Udah siang bangun, pamali bangun siang. Nanti jodohnya di makan ayam," ledek Gastha.

"Kalo ayam doyan mah makan aja dah Tha gue mah gak doyan, doyan nya tidur." Ucap Dhita lalu memejamkan matanya kembali.

"DASAR DHITA KEBO," teriak Gastha lalu memasuki kamar mandi.

"Semoga aja tenggorokan lo kaga putus dah Tha teriak-teriak mulu pagi-pagi. Udah kayak mbak upik nagihin duit kosan tiap bulan," sahut Dhita.

Mbak Upik itu adalah pemilik kosan tempat tinggal Gastha dengan Dhita, biasanya setiap awal bulan sekiranya tanggal 10. Pasti Mbak Upik keliling kosan sembari teriak-teriak menagih uang kosan.

Pernah sesekali Dhita nanya kepada Mbak Upik, "Mbak kalo nagih gak teriak-teriak gak bisa ya mba? Bukan apa-apa sih mba, takutnya tenggrokan nya copot. Nanti gak bisa ngomong lagi," tapi kata Mbak Upik malah seperti ini. "Neng kalo saya gak teriak nagihin nya, mahasiswa yang ngosan disini malah gak mau bayar. Ujung-ujungnya saya rugi," katanya seperti itu.

Karena di sini itu kosan nya seperti kontrakan. Tapi biasanya satu kosan itu terdiri dari 5 orang, hanya Dhita dan Gastha yang berdua mengisi kosan lumayan besar. Dan kebanyakan yang tinggal dikosan Mbak Upik adalah mahasiswa rantauan yang kuliah di salah satu universitas Malang.

"DHITA GUE DENGER LOH YA," teriak Gastha lagi.

Dhita melirik jam dindingnya menujukan pukul 12.05 masih lama untuk mulai dinasnya, ia menggerutu sendiri. "Sialan Gastha katanya udah jam 2, mana jam 2. Jam 1 aja belum, rese banget sumpah."

"Kalo gak gue gituin lo gak bakalan bangun onyon, udah sana bangun mandi. Randy mau kesini tau pasti dia kesini sama Martin," ucap Gastha. Gastha tahu, bahwa sahabatnya ini menyukai Martin. Karena selalu salah tingkah kalau bertemu Martin, apa lagi kalau ia membahas Martin.

"Seriusan Martin mau kesini?" Ucap Dhita lalu bangun dari tidur nya. Gastha yang melihat kelakukan sahabatnya tertawa, "anjir ngakak gue, dasar bocah baru jatuh cinta." Ledek Gastha saat Dhita sudah memasuki kamar mandi.

Tidak lama kemudian ada seseorang yang mengetuk pintu kosan mereka. Gastha yang sudah mandi dan sudah rapih, Gastha langsung membukakan pintu. Ia sudah tahu itu pasti Randy.

"Hey," sapa Randy saat pintu sudah terbuka, yang menampakan gadis cantik.

"Hey, miss you." Ucap Gastha sembari memeluk Randy. Randy yang kaget karena Gastha tiba-tiba memeluknya. Lalu membalas pelukan kekasihnya. "Me too," ucap Randy sembari mengelus puncak kepala Gastha.

"Kamu kenapa gak bilang-bilang mau kesini?" Tanya Gastha sembari menatap Randy.

"Biar kejutan dong," jawab Randy.

Martin yang sejak tadi berada dibelakang Randy hanya menggelengkan kepala nya. Dasar manusia, kalo udah berdua. Suka lupa dunia, untung saja Martin masih berbaik hati. Tidak mengganggu kegiatan mereka yang sedang mengobati rindu akibat LDRan.

"Nyamuk disini kenapa gede-gede amat ya, pada gatel gue digigitin nyamuk." Ucap Martin, membuat mereka berdua menatap ke arahnya. "MARTIN GANGGU," teriak Randy dan Gastha.

"Sialan lo pada, udah ah misi gue mau masuk. Mau ketemu calon istri," ujar Martin sembari menabrak Randy dan Gastha. Lalu memasuki kosan Gastha, dan mencari Dhita.

Sebenarnya Martin sudah lama menyukai Dhita, tetapi ia tidak berani mengungkapkan nya. Ia pikir, nanti saja menyatakan nya sekalian mengajak menikah. Bila jodoh tidak akan kemana, mangkanya ia tidak kemana-mana.

"DHITA MARTIN MAKHLUK YANG PALING GANTENG IM COMING," teriak Martin saat sudah berada di ruang tamu.

"Martin bersik banget, ini rumah gue. Bukan nya hutan," omel Gastha karena kedatangan Martin selalu membuat kekacawan.

"Suka-suka gue lah, gak ada larangan di larang bersik tuh disini." Ucap Martin membuat Gastha mendengus kesal. Ternyata sejak dulu sampai sudah dewasa saat ini. Kelakuan Martin tidak berubah, tetap tidak tau malu. Eh atau urat malunya sudah putus beneran?

☄☄☄☄

02-08-2019

HAPPY READING GAES ENJOY😙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After Failing In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang