proses move on

27 5 1
                                    

Adel masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai, entah mengapa hari ini begitu panas, melelahkan sekali rasanya. Pikirannya terasa berat, bahkan mood-nya sangat buruk sekali hari ini.

Adel menaruh tasnya disembarang tempat, melepaskan kedua sepatunya dan langsung masuk ke kamar mandi. Tubuhnya perlu disegarkan.

Setelah mandi, ia naik ke atas kasur, tengkurap di sana. Ia meraih ponselnya. Adel tersenyum miris, masih tak ada notifikasi pesan dari Jeano, pria yang ditunggunya.

"Jean bener-bener ganti nomor telepon"

Adel membaca room-pesan, membaca beberapa pesan yang pernah ia kirimkan kepada Jeano.

Adel dengan cepat menghapus air matanya yang entah sejak kapan menetes membasahi wajah dan bahkan air matanya mulai membasahi bantalnya. Dadanya kembali terasa begitu sesak mengingat Jeano.

"Adel harus bahagia. Adel tidak pantas menderita seperti ini!" Adel tersenyum getir.

Adel kembali fokus menatap layar ponselnya, ia mengklik tombol pilihan, dan Adel menekan hapus di sana. Adel menghapus kontak dengan nama JeanAnderson, tak sampai hitungan detik nama itu sudah tak ada lagi di dalam kontak Adel. Ia juga menghapus pesan pada room tersebut.

Adel meletakkan ponselnya di atas meja, kemudian menarik selimutnya, berusaha untuk tidur. Hari ini benar-benar melelahkan baginya.

"Selamat tinggal Adel yang cengeng dan menjengkelkan"

🌵🌵🌵

Tok..tok..tokkk..

Bi Sri mengetuk pintu kamar Adel, berniat memberikan bubur ayam untuk sarapan Minggu pagi ini.

"Maaf bi Sri, sudah merepotkan"

"Tidak sama sekali neng, ini sudah tugas bibi"

"Oh iya bi, hari ini Adel mau ke toko buku, pengen naik ojek aja, bibi bisa tolong panggilkan nggak? Mang Ali aja, yang biasa antar bibi ke pasar"

"Iya, siap neng, kalo gitu bibi permisi dulu"

Bibi segera memanggilkan mang Ali, ojek langganan bi Sri jika mau ke pasar.

🌵🌵🌵

Minggu pagi ini seperti jadwal biasanya Adel selalu mengunjungi toko buku. Tapi Minggu sekarang berbeda dengan minggu-minggu biasanya. Karena pagi ini tak ada lagi yang menemaninya ke toko buku, tidak ada lagi yang menjemputnya pagi ini, tidak ada lagi ceria yang selalu jadi riasannya pagi ini, semuanya nampak berbeda.

"Sudah ada di depan neng ojeknya, tumben gak sama den Jean?"

"Dia sudah pindah planet, Bi!" Jawabnya dengan asal. Adel bergegas berlari keluar rumah. Terlihat mang Ali yang sudah siap mengantarnya ke toko buku. Menyibukkan dirinya sangat dibutuhkan oleh kondisinya sekarang ini.

🌵🌵🌵

Adel lalu turun dari motor, dan mengeluarkan uang dari saku celananya, untuk membayar upah mang Ali.

Adel masuk ke dalam, menuju lantai tiga toko buku, dan memilah milih judul buku. Dan akhirnya Adel mendapatkan buku yang ia cari, lalu pergi ke kasir untuk membayarnya.

Biasanya setelah beli buku, Jeano selalu mengajak Adel makan es krim di kedai yang tak jauh letaknya dari toko buku.

"Es krim? gue muak dengan rasa yang manis!"

Untuk pertama kalinya dalam satu tahun Adel keluar toko buku tanpa membeli es krim. Untuk apa juga, tidak ada yang mengajaknya lagi sekarang ini.

DRTTDRTT

More Than Him!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang